Lapangan sumur minyak Banyuurip Blok Cepu di Desa Mojodelik Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro menyemburkan gas hingga mengakibatkan delapan Warga keracunan, Rabu (26 / 10). Badan Lingkungan Hidup (BLH) setempat segera menurunkan tim untuk meneliti kejadian tersebut. Penelitian yang dilakukan tim BLH bukan untuk mengetahui besarnya kandungan gas yang keluar yang mengakibatkan delapan warga mengalami keracunan. Kepala Bidang Kajian dan Laboratorium BLH Bojonegoro, Hari Susanto, mengaku akan mengoordinasikan hal tersebut dengan pihak ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) untuk mengetahui besarnya gas yang dibakar ketika kejadian.
Ketika itu pembakaran gas ‘flare’ dikecilkan karena ada kunjungan pejabat, sehingga mengakibatkan munculnya semburan gas. Pihaknya hampir memastikan gas yang keluar dari lapangan sumur minyak Banyuurip Blok Cepu yang mengakibatkan warga mengalami keracunan yaitu H2S (Hidrogen Sulfida). Camat Gayam Bojonegoro, Hartono, mengatakan dari delapan warga yang menjalani perawatan di sejumlah puskesmas, di antaranya tujuh warga sehari lalu sudah pulang. Sekarang hanya tinggal satu warga yang menjalani perawatan.
Menurut dia, biaya pengobatan delapan warga di Kecamatan Gayam, yang mengalami keracunan gas H2S menjadi tanggung jawab EMCL. Ia menambahkan warga lainnya di Desa Mojodlik, Kecamatan Gayam, ketika itu juga mencium bau busuk yang keluar dari lapangan sumur minyak Banyuurip Blok Cepu. Pimpinan Humas EMCL, Rexy Mawardijaya, membenarkan seluruh biaya perawatan delapan korban keracunan gas lapangan minyak Banyuurip Blok Cepu menjadi tanggung jawab perusahaannya.
Republika, Halaman : 21, Jumat, 28 Okt 2016
No comments:
Post a Comment