Kementerian ESDM sedang mengkaji pengalihan Blok Rokan di Riau dari PT Chevron Indonesia kepada PT Pertamina, Pengalihan dilakukan setelah kontrak Chevron di blok itu berakhir pada 2021. Juru Bicara Pertamina, Wianda Pusponegoro, mengakui perseroan sudah berbicara dengan Kementerian ESDM membahas bakal berakhimya kontrak blok-blok migas yang potensial, termasuk Rokan. Soal permintaan mengelola Rokan secara resmi ke pemerintah, kata Wianda, akan dilakukan mendekati batas waktu dan sesuai dengan mekanisme.
Seperti penyampaian surat resmi diikuti permintaan data room lewat SKK Migas. Namun keinginan Pertamina mengambil alih Blok Rokan bakal terganjal oleh keinginan Chevron. Menurut Arcandra, Chevron sudah mengajukan penawaran untuk perpanjangan izin pengelolaan Wilayah kerja. Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi yang akan Berakhir Kontrak Kerja Samanya disebutkan, opsi pertama adalah pengelolaan dialihkan kepada Petamina sebagai badan usaha milik negara.
Opsi kedua, memperpanjang kontrak kerja sama kontraktor, atau pengelolaan secara bersama antara Pertamina dan kontraktor Sementara untuk mendapatkan Blok Rokan, Pertamina mesti mengajukan pertmohonan tertulis kepada pemerintah. Namun, Chevron telah mengajukan penawaran perpanjangan lebih dari tiga tahun sebelum kontrak berakhir. Itu berarti, Pertamina cuma punya waktu paling lama setahun setelah penawaran Chevron untuk mengajukan penawaran sendiri. Menurut Arcandra, pemerintah sedang mempertimbangkan pengalihan.
Blok Rokan seperti skema transisi pada Blok Mahakam. Narasi yang benar adalah kami hormati kontrak yang ada. Kalau perusahaan minyak nasional (national oil company/NOC) mampu, kami beri kesempatan. Blok Rokan menjadi incaran Pertamina lantaran sumbangan produksi minyaknya besar cadangan Blok Rokan per 2015 mencapai 1,17 juta stok tangki barel (MSTB) dan gas sebesar 77 miliar kaki kubik (BSCF). Tahun depan, lifting minyak dari blok ini diperkirakan menurun menjadi 228 ribu barel minyak per hari.
Hanya, produksi Blok Rokan berpeluang naik lagi hingga 300 ribu bph pada 2023 melalui program pengurasan minyak dengan metode injeksi surfaktan. Chevron sudah melakukan dua tahap uji coba. Hasilnya, surfaktan menghasilkan angka pengembalian minyak 17-22 persen di satu pola di Lapangan Minas. Presiden Direktur Chevron Indonesia Albert Simanjuntak mengklaim, Chevron sudah menghabiskan biaya sekitar US$ 222 juta untuk uji coba itu. Yang menjadi (bagian) cost recovery hanya US$ 197 juta.
Koran Tempo, Halaman : 18, Senin, 31 Okt 2016
No comments:
Post a Comment