google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Waspadalah, Harga Minyak Bisa Merosot - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Thursday, October 27, 2016

Waspadalah, Harga Minyak Bisa Merosot

Langkah produsen minyak memangkas produksi tampaknya tidak akan berjalan mulus. Sejumlah negara, seperti Rusia, Irak, Nigeria dan Aljazair, enggan mengikuti kesepakatan pemangkasan produksi minyak. Alhasil, harga minyak kembali melorot kembali US$ 50 per barel. Mengutip Bloomberg, pada Rabu (26/10) pukul 17.25 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Desember 2016 melorot 1,38% ko US$ 49,138 per barel. Dalam sepekan, minyak sudah anjlok 4,90 %. Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy menyebut, harga minyak terkoreksi karena Irak menolak bergabung dalam upaya pemangkasan produksi.

Pasalnya, negara pengekspor terbesar kedua setelah Arab Saudi ini sedang butuh dana besar dari peniualan minyak untuk biaya perang. Penolakan Irak menambah panjang dailar anggola organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) yang dikecualikan dalam perjanjian Aljazair. Perwakilan Rusia di OPEC, Vladimir Voronkov, menyatakan, pemangkasan produksi bukan pilihan yang baik untuk negaranya. Rusia lebih memilih untuk tidak menaikkan produksi melewati level Saat ini dari pada harus mengurangi produksi. Direktur Garuda Berjangka Nizar menambahkan, data stok minyak dari Amerika Serikat (AS) juga kurang menguntungkan bagi harga minyak.

American Petroleum Institute (API) melansir, stok minyak AS naik nlenjadi 4,75 juta barel minggu lalu. Ditambah lagi, Energy Information Administration AS merilis cadangan minyak Rabu (26/10) malam waktu Indonesia. Prediksinya, stok minyak AS naik 700.000 barel di pekan ketiga Oktober. Pekan sebelumnya, stok minyak AS turun 5,2 juta barel. Ke depan, pertemuan resmi OPEC pada 30 November di Wina, Austria, akan jadi penentu arah harga minyak. Secara teknikal, Nizar melihat harga minyak bergerak berada di alas moving average (MA) 10 mendekati area MA 25, mengindikasikan harga benrislz. MACD berada di area positif, namun histogramnya terlihat menurun.

Sedangkan relative strength index di level 51, dan stochastic turun dari level 44 ke 25. Nizar memprediksi harga minyak hari ini melemah dan bergerak di kisaran US$ 49,00-US$ 51,00 per barel. Sepekan ke depan, harga akan bergelak di kisaran US$ 48,00-US$ 51,00 per barel. Sobaliknya, Ibrahim menilai harga minyak bisa menguat terbatas di kisaran US$ 49,80-US$ 51,40 hlari ini dan di US$ 49,2(LUS$ 51,75 per barel sepekan ke depan.

Kontan, Halaman : 7, Kamis, 27 Okt 2016

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel