Friday, November 11, 2016
Cost Recovery Dipangkas, Investasi Migas Tak Berkurang
Wakil Menteri Energi dan Surnber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, efisiensi cost recovery menjadi Salah satu upaya pemerintah untuk menggenjot kegiatan eksplorasi dan produksi migas nasional. Jika cost recovery bisa diefisiensikan, anggaran investasi yang dimiliki kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) bisa digunakan untuk kegiatan tambahan, seperti eksplorasi. Dia menjelaskan, ada beberapa cara mengurangi komponen investasi dalam cost recovery tanpa menekan besaran investasi migas setiap tahunnya.
Pertama, besaran investasi sangat bergantung pada jenis teknologi yang digunakan untuk menggarap proyek. Bisa saja dengan menggunakan teknologi yang lebih murah, produksi migas yang diperoleh sama besarnya. Ini yang disebut sebagai penghematan cost recovery. Hal ini perlu dilakukan lantaran selama ini Indonesia relatif enggan mencoba teknologi baru. Padahal produksi shale oil Amerika Serikat bisa menaikkan produksi dua kali lipat dalam tujuh tahun, kata kuncinya adalah teknologi.
Langkah berikutnya, pihaknya akan berupaya mempercepat proses sehingga pemboran eksplorasi bisa segera dilakukan. Di Indonesia, persiapan untuk pemboran sumur eksplorasi membutuhkan waktu bertahun-tahun. Padahal di Amerika Serikat, dalam dua pekan, perusahaan bisa langsung membor sumur migas. Perbaikan lainnya, yakni mengenai strategi kontrak untuk pembuatan desain awal hingga konstruksi. Di Indonesia, kontrak desain awal, desain rinci (front end engineering design/ FEED), serta rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) tidak boleh dikerjakan oleh perusahaan yang sama.
Padahal skema membuat menjadi sulit memastikan perkiraan biaya proyek tidak meleset. Penghematan cost recovery ini akan dilakukan kasus per kasus. Untuk proyek yang investasinya telag disetujui dan dikucurkan, tidak akan diubah. Bagi proyek yang masih tahap memperoleh persetujuan rencana pengembangan (plan of development/POD), akan dilihat apakah biayanya dapat diturunkan. Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Andang Bachtiar memahami rencana pemerintah bukanlah memotong besaran cost recovery, tetapi mengefisienkannya.
Artinya, dengan besaran cost recovery yang lebih kecil, hasil produksi migas tidak berkurang atau justru bertambah. Dia tidak menampik bahwa rencana ini akan berdampak pada iklim investasi migas. Rencana efisiensi cost recovery ini bukan berarti tidak bisa dilakukan. Menurutnya, jika pemerintah mau membuka dialog dan membahas secara rinci rencana ini dengan perusahaan migas, pasti dapat dipahami. Direktur Hulu PT Pertamina Syamsu Alam menuturkan, sebagai kontraktor, pihaknya tidak mengkhawatirkan pemotongan cost recovery. Pasalnya, bagi perseroan dan anak usahanya yang bergerak di hulu migas, selalu ada inisiatif yang berpatokan pada keekonomian proyek. Selama masih ekonomis, pembangunan infrastruktur dan fasilitas produksi akan dilakukan.
IN ENGLISH
Cost Recovery Trimmed, Not Reduce Oil and Gas Investment
Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Arcandra Tahar said, the efficiency cost recovery becomes One of the government's efforts to boost oil and gas exploration and production activities nationwide. If cost recovery could diefisiensikan, the budget's investment cooperation contract (PSC) could be used for additional activities, such as exploration. He explained that there are several ways to reduce the investment component in the cost recovery without suppressing the amount of oil and gas investment annually.
First, the amount of investment is highly dependent on the type of technology used for work on the project. It could be using cheaper technology, oil and gas production gained as much. This is referred to as saving cost recovery. This is necessary because during this time Indonesia is relatively reluctant to try new technologies. Though US oil shale production could increase production doubled in seven years, said the key is technology.
The next step, it will seek to speed up the process so that the exploration drilling can be done immediately. In Indonesia, preparations for drilling exploration wells takes many years. Whereas in the United States, in two weeks, the company can directly drill oil and gas wells. Other improvements, namely the contract strategy for the preparation of a preliminary design to construction. In Indonesia, the contract preliminary design, detailed design (front end engineering design / FEED) and engineering, procurement, and construction (engineering, procurement, and construction / EPC) should not be done by the same company.
Whereas schemes make it difficult to make sure the estimated cost of the project will not be missed. Saving cost recovery will be done case by case. For telag investment projects approved and disbursed, it will not be changed. For projects still under approval development plan (plan of development / POD), to be seen whether the cost can be lowered. Members of the National Energy Council (DEN) Andang Bachtiar not understand the government's plan to cut the amount of cost recovery, but mengefisienkannya.
That is, with the amount of cost recovery is smaller, the result of oil and gas production is not reduced or even increased. He does not deny that the plan will have an impact on oil and gas investment climate. Efficiency plan cost recovery does not mean that can not be done. According to him, if the government is willing to open a dialogue and discuss in detail this plan with oil and gas companies, must be understood. PT Pertamina Upstream Director Syamsu Alam said that, as a contractor, it is not worried about cutting cost recovery. Because, for the company and its subsidiaries are engaged in the upstream oil and gas, there is always an initiative which is based on the economics of the project. While still economical, development of infrastructure and production facilities will be carried out.
Investor Daily, Halaman : 9, Jumat, 11 Nop 2016
Kuli Google Adsense, Admob, Android Developer, ternak tuyul online
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment