google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Dua Proyek Molor Beroperasi - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Saturday, November 5, 2016

Dua Proyek Molor Beroperasi

      Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Muliawan, mengatakan dari I3 proyek, teisisa dua proyek yang belum bisa beroperasi pada 2016. Kedua seperti itu adalah Wasambo, Sulawesi Selatan (Energy Equity Epic Sengkang) dan Matindok, Sulawesi Tengah (PT Pertamina EP). Kedua proyek itu belum bisa memproduksi minyak dan gas bumi pada 2016. Proyek Wasambo ditargetkan beroperasi pada kuartal III/2016. Namun, proyek itu mundur karena faktor kesiapan fasilitas produksi.

    Akibatnya, Wasambo yang akan memasok gas ke South Sumatera Liquefied Natural Gas (SS LNG) tertunda dan harus mendapat pasokan pengganti. SS LNG direncanakan mendapat pasokan dari Bontang selama Wasambo belum menghasilkan gas. Wasambo sendiri yang diproyeksikan menghasilkan gas sebesar 80 MMscfd baru beroperasi pada kuartal I/2017. Saat ini, produksi lapangan itu perlu penyesuaian harga lagi karena mundurnya waktu operasi proyek. Muliawan juga menjelaskan proyek Lapangan Matindok pun mundur akibat belum harmonisnya konsorsium kontraktor yang mengerjakan konstruksi fasilitas produksinya.

    Masalah lain yang cukup berkontribusi terhadap mundurnya proyek yakni ketidakpastian pembeli gasnya. Direktur Hulu PT Pertamina Syamsu Alam memperkirakan Matindok akan beroperasi pada 2017. Menurut rencana, proyek yang nantinya akan memproduksi gas sebesar 65 MMscfd dan minyak 500 barel per hari itu terkendala karena terlambatnya fase perencanaan konstruksi (construction phase plan/CPP) oleh konsorsium kontraktornya. Ada keterlambatan di CPP consorsiumnya. Proyek Dayung Compression 2 (ConocoPhillips) telah beroperasi pada Juli 2016.

    Vice President Development and Relations ConocoPhillips Joang Laksanto mengatakan Dayung Compression 2 yang berada di Dayung dan Grissik sudah menghasilkan gas dan minyak. Proyek Dayung Compression 2 akan meningkatkan kapasitas fasilitas produksi dari 310 MMscfd menjadi 460 MMscfd. Sementara, proyek Karendan yang diproyeksi menyumbang produksi gas sebesar 25 MMscfd dan minyak 800 bph. Proyek lainnya yakni Karendan, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah yang dioperatori Ophir Energy sudah mengalirkan gas ke pembelinya, PT Perusahaan Listrik Negara.

    Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak dan Gas Perusahaan Listrik Negara, Chairani Rahmatullah mengatakan gas mulai mengalir ke Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bangkanai sejak September. Gas dari lapangan tersebut baru diterima sebesar 8 BBTUD dari yang terkontrak yaitu 16 BBtud. Menurutnya, pasokan penuh baru bisa diterima pada Desember seiring dengan penyelesaian pembangunan transmisinya.

IN ENGLISH

Two Projects Delayed Operate


       Deputy Operations Control Muliawan SKK Migas, said of the I3 project, teisisa two projects that can not operate in 2016. Both as it was Wasambo, South Sulawesi (Energy Equity Epic Sengkang) and Matindok, Central Sulawesi (PT Pertamina EP). Both projects have not been able to produce oil and gas in 2016. Wasambo Project will operate in quarter III / 2016. However, the project was backward because of the readiness of production facilities.

      As a result, Wasambo which will supply gas to South Sumatra, Liquefied Natural Gas (LNG SS) pending and should receive a replacement supply. SS planned LNG receiving supply from Bontang during Wasambo not produce gas. Wasambo own projected yield of 80 MMSCFD gas became operational in the first quarter / 2017. Currently, the production of the field needs to adjust prices again due to the delay time of operation of the project. Muliawan also describes the project Matindok Fields retreated yet harmonious result consortium contractors working on the construction of production facilities.

      Another problem that is enough to contribute to the project pullback uncertainty gas buyers. PT Pertamina Upstream Director Syamsu Alam Matindok estimated to be operational in 2017. According to the plan, the project will produce 65 MMSCFD of gas and 500 barrels of oil per day was constrained due to delays in the planning phase of construction (construction phase plan / CPP) by a consortium of contractors. There was a delay in the CPP consorsiumnya. Compression Paddle Project 2 (ConocoPhillips) has been operational in July 2016.

      Vice President Development and Relations ConocoPhillips said Joang Laksanto Compression Paddle 2 which is in the Paddle and Grissik already produces gas and oil. Compression Paddle 2 project will increase the capacity of the production facilities of 310 MMSCFD to 460 MMSCFD. Meanwhile, the project contributes Karendan projected gas output of 25 MMSCFD and 800 bpd of oil. Other projects that Karendan, North Barito regency, Central Kalimantan dioperatori Ophir Energy has been flowing gas to the purchaser, PT Perusahaan Listrik Negara.

      Head of the Division of Fuel and Gas State Electricity Company, Chairani Rahmatullah said gas started flowing into Gas Engine Power Plant (PLTMG) Bangkanai since September. Gas from the field is only received by 8 BBTUD of contracted at 16 BBTUD. According to him, the supply of new fully acceptable in December in line with the completion of construction of the transmission.

Bisnis Indonesia, Halaman : 9, Sabtu, 5 Nop 2016



No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel