google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 ENI Diizinkan Ekspor Gas Proyek Muara Bakau - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Thursday, November 17, 2016

ENI Diizinkan Ekspor Gas Proyek Muara Bakau


    Pemerintah mengizinkan ENI Muara Bakau BV untuk mengekspor sebagian produksi gas dari Lapangan Jangkrik dan Jangkrik North East. Hal ini karena pasar dalam negeri tidak lagi sanggup menyerap produksi gas ini dengan puncak produksi 450 mmscfd. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, sebagian besar gas dari Blok Muara Bakau telah dialokasikan kepada PT Pertamina yang akan menyalurkannya ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

    Sisa produksinya akan di izinkan untuk diekspor karena tidak terserap pasar dalam negeri. Pada tengah tahun lalu, Pertamina telah menanda tangani perjanjian jual beli gas (PJBG) untuk Blok Muara Bakau dengan ENI Muara Bakau BV. Pertamina mengambil jatah 1,4 juta ton per tahun dengan nilai transaksi mencapai USS 4,4 miliar. Pertamina akan menerima pasokan gas ini mulai 2017 selama tujuh tahun. Pasokan gas tersebut berasal dari Lapangan Jangkrik dan North East Jangkrik di Blok Muara Bakau yang digarap oleh Eni Muara Bakau BV bersama GDF Suez dan Saka Energy.

    Produksi puncak blok ini ditargetkan mencapai 450 mmscfd atau setara kira-kira 3 juta ton per tahun. Sisa produksi gas lapangan ini yang tidak terserap dalam negeri, akan diekspor. Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengaku siap menjadi anchor buyer yang sekaligus harus memasarkan gas dari Blok Muara Bakau. Pasokan gas itu utamanya akan dipasarkan ke industri pertambangan di Kalimatan Timur melalui pipa. Gas juga akan dipasok ke fasilitas regasifikasi darat yang saat ini dibangun Pertamina di Bojanegara, Jawa Barat.

    Jika seluruh kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi, pihaknya siap memasarkannya ke luar negeri. Pengembangan gas Lapangan Jangkrik diawali dengan ditemukannya sumur JKK-1 pada 2009, kemudian dilanjutkan sumur JKK-2 dan JKK-3 pada 2010. Sedangkan pengembangan Lapangan Jangkrik North East dimulai sejak penemuan sumur JNE-1 dan JNE-2 pada 2011.

    Selanjutnya rencana pengembangan lapangan (plan of development/ POD) untuk Lapangan Jangkrik disetujui pada November 2011 dan Lapangan Jangkrik North East pada Januari 2013. Total investasi kedua lapangan tersebut sebesar US$ 4 miliar, yakni untuk Lapangan Jangkrik sebesar US$ 2,8 milliar dan Lapangan Jangkrik North East sebesar US$ 1,2 miliar. Proyek Muara Bakau ini mencakup tiga paket rekayasa, pengadaan, konstruksi, dan instalasi (engineering, procurement, construction, and instalation/EPCI).

    Rincinya, EPCI-1 berupa unit produksi terapung (floating production unit/FPU), EPCI 2 berupa instalasi fasilitas penerima (receiving facility installation/ RFI), dan sistem produksi lepas pantai (subsea production system/ SPS). Seluruh fasilitas ini didesain untuk masa operasi 20 tahun dengan kapasitas 450 mmscfd dan kondensat 1.500 bph.

IN ENGLISH

ENI Access Gas Export Project Muara Bakau

    The government allows ENI Muara Bakau BV to export part of the gas production the Jangkriks Field and Jangkriks North East. This is because the domestic market is no longer able to absorb this gas production with peak production of 450 MMSCFD. Director General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja said, most of the gas from the Muara Bakau block has been allocated to PT Pertamina, which will distribute it to PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

    Remaining production will be authorized for export because it is not absorbed by the domestic market. In the middle of last year, Pertamina has signed a Gas Sales Agreement (GSA) for the Muara Bakau block with ENI Muara Bakau BV. Pertamina take a ration of 1.4 million tonnes per year, with transaction value to reach US $ 4.4 billion. Pertamina will receive gas supply starting in 2017 for seven years. The gas may originate from the Field Jangkriks and the North East Jangkriks in Block Muara Bakau produced by Eni Muara Bakau BV together with GDF Suez and Saka Energy.

    This block peak production targeted to reach 450 MMSCFD or equivalent to approximately 3 million tonnes per year. The rest of the field's gas production is not absorbed domestically, will be exported. Previously, Pertamina President Director Dwi Soetjipto be the anchor buyer claimed to be ready at once to market gas from Block Muara Bakau. The gas supply will be marketed mainly to the mining industry in East Kalimantan through the pipe. Gas will be supplied to the onshore regasification facilities are currently built Pertamina in Bojanegara, West Java.

    If all the domestic needs are met, it is ready to market it overseas. Jangkrik Field gas development begins with the discovery wells JKK-1 in 2009, followed a well JKK-2 and JKK-3 in 2010, while the North East Jangkrik Field development began JNE-1 discovery well and JNE-2 in 2011.

    Furthermore, the field development plan (plan of development / POD) for Jangkrik Field was approved in November 2011 and the Jangkrik Field North East in January 2013. The total investment of two fields for US $ 4 billion, which is to Jangkrik Field of US $ 2.8 billion and field Jangkriks North East of US $ 1.2 billion. Muara Bakau project includes three packages of engineering, procurement, construction and installation (engineering, procurement, construction, and instalation / EPCI).

    Details, EPCI-1 in the form of a floating production unit/FPU, EPCI 2 in the form of installation of facilities recipient (receiving facility installation / RFI), and offshore production systems (subsea production system / SPS). The entire facility is designed for an operating life of 20 years with a capacity of 450 MMSCFD and 1,500 bpd of condensate.

Investor Daily, Page 11, Thursday, Nov, 17 Nov

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel