google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 ESDM Ingin Blok East Natuna Segera Jalan - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Friday, November 18, 2016

ESDM Ingin Blok East Natuna Segera Jalan


    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengultimatum, agar konsorsium Blok East Natuna segera menyelesaikan kesepakatan internal. Hal ini agar proyek blok gas itu segera berjalan. Asal tahu saja, pimpinan konsorsium East Natuna adalah Pertamina dengan anggota ExxonMobil dan PTTEP Thailand. Kandungan gas di dalam perut Blok East Natuna sendiri mencapai 46 triliun cubic feet (tcf) dengan investasi US$ 24 miliar.

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Komenterian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, pemerintah masih menunggu sikap anggota konsorsium dan berharap penandatangan production sharing contract (PSC) bisa dilakukan akhir tahun ini. Konsorsium East Natuna mempunyai waktu sampai dengan pekan ini untuk menyampaikan laporan kesepakatan konsorsium. Ia enggan menjelaskan, bila laporan kesepakatan antar konsorsium itu tidak selesai dalam pekan ini, apakah pengembangan Blok East Natuna akan menjadi molor.

    Selama ini pengembangan Blok East Nattma ini terkendala masalah syarat dan ketentuan atau term and condition dalam kontrak. Karena jumlah kandungan CO2 di dalam blok itu lebih dari 70%, sehingga membutuhkan investasi besar. Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menyatakan, secara umum sudah ada kesepakatan dengan para anggota konsorsium. Termasuk masalah pembagian split yang tinggal menunggu beberapa detail untuk bisa ditandatangani.

    Menurutnya, pembahasan East Natuna sempat tertunda, karena baik Exxonmobil maupun PTTEP sempat menunda pembicaraan, karena mencermati keputusan pemerintah terkait revisi Peraturan Pemerintah No 79 Tahun 2010, tentang aturan cost recovery dan pajak hulu migas. Setelah peraturan itu terbit, kajian pengelolaah East Natuna kembali berlanjut. Anggota Devvan Energi Nasional (DEN) Andang Bachtiar menyatakan, masalah utama pengembangan Blok East Natuna sebenarnya bukan di penerapan teknologi terkait kandungan CO2 yang tinggi.

    Sebab teknologi untuk meminimalisir CO2 sudah ada. Menurut dia, permasalahan utama dalam East Natuna adalah belum adanya kata sepakat dalam pembagian hasil, Jadi, yang menjadi masalah bagi hasilnya, itu kalau tidak untung banyak, pasti tidak mau.

IN ENGLISH

Want EMR East Natuna Block Roads Soon

    Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) mengultimatum, to a consortium of East Natuna Block immediately resolve internal agreement. This is so the gas block project was soon running. Just so you know, the leader of the consortium of East Natuna is Pertamina and ExxonMobil member and PTTEP of Thailand. The content of gas in the stomach East Natuna Block alone reached 46 trillion cubic feet (tcf) with an investment of US $ 24 billion.

    Director General of Oil and Gas at the Energy and Mineral Komenterian I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja said the government was still waiting attitude of members of the consortium and look forward signatories production sharing contract (PSC) can be carried out later this year. East Natuna Consortium has time until this week to submit report consortium agreement. He declined to elaborate, when the agreement between the consortium's report was not completed within this week, whether the East Natuna Block development will be delayed.

    During this East Block development is constrained problem Nattma terms and conditions or terms and conditions in the contract. Due to the amount of CO2 content in the block more than 70%, thus requiring large investments. Pertamina Upstream Director Syamsu Alam stated, in general there is agreement with the consortium members. Including the problems split the division just wait a few details to be signed.

    According to him, the discussion of East Natuna has been delayed, because both ExxonMobil and PTTEP had to postpone the talks, due to examine the government's decision related to the revision of Government Regulation No. 79 Year 2010, concerning the rules of cost recovery and upstream oil and gas taxes. After the regulation was published, the study pengelolaah East Natuna resumed. Devvan member of the National Energy (DEN) Andang Bachtiar said the main problem the development of East Natuna Block is not in the application of technology related to high CO2 content.

    For the technology to minimize CO2 already there. According to him, the main problem in East Natuna is the absence of an agreement on revenue sharing, so that becomes a problem for the result, it was otherwise gain a lot, definitely do not want to.

Kontan, Page- 14, Friday, Nov,18-2016

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel