Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke di Sumatera utara sejatinya dapat menerima berkah dari keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung. Sayangnya, harga gas yang' mahal dan belum terealisasinya beragam insentif yang dijanjikan pemerintah pusat serta tarik ulur kebijakan pemerintah daerah telah menghambat proyek cluster industri pengolahan sawit dan karet seluas 1.933,8 hektare tersebut. Proyek yang digagas sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu telah menyelesaikan pembangunan tahap pertama infrastruktur dan fasilitas seluas 104 hektare.
Menurut Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan PT Perkebunan Nasional (PTPN) III Rinaldi, untuk pemhangunan tahap pertama proyek tersebut pihaknya telah mengucurkan dana Rp 750 miliar. Pembangunan infrastruktur tahap dengan penclanaan yang dibantu Kementerian Perindustrian. Salah satu industri perdana yang telah berinvestasi di KEK Sei Mangkei ialah PT Unilever Oleochemical Indonesia (UOI). UOI bekerja sama dengan PTPN III dan The Sustainable Trade Initiative (IDH) untuk membantu para petani sawit meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka.
Kebutuhan energi menjadi isu dalam untuk menarik investor menanamkan modal di KEK Sei Mangkei. Harga gas yang masih mahal itu menjadi hambatan. Unilever belum mau mengembangkan pabrik karena harga gas masih di kisaran US$12,76 per mmbtu. Mereka berharap harga gas bisa di bawah US$10 per mmbtu. Reinaldi menuturkan untuk memenuhi kebutuhan energi, saat ini beroperasi gardu induk PLN sebesar 60 Mw yang terkoneksi sejak Februari 2016.
Pemenuhan listrik jangka panjang dari pembangkit listrik tenaga gas uap 250 Mw yang baru beroperasi pertengahan 2018. Dia menuturkan pipa gas tersebut sudah terkoneksi dari proyek regasifikasi gas alam cair milik PT Pertagas. Sambil menunggu penurunan harga gas industri yang tengah diupayakan pemerintah di kisaran US$6 per mmbtu, PTPN III akan membangun pabrik minyak goreng bersama PTN IX juga industri ban milik sendiri di kawasan itu. Menurutnya, bila seluruh KEK Sei Mangkei dipenuhi beragam industri terkait, dampak positif pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja akan dirasakan sedikitnya oleh 85 ribu tenaga kerja dan tiga daerah di Sumut, yakni Asahan, Batubara dan Simalungun.
Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengatakan perlu ada konsensus dengan Kementerian Perindustrian terkait dengan penurunan harga gas industri. Wamen ESDM Arcandra Tahar juga menyebutkan penurunan harga gas untuk industri sedang dibahas. Ia menyebutkan untuk insentif di hulu, pemerintah akan melihat dari sisi cost recoverynya, karena kalau hulu yang sudah beroperasi, berarti belanja modalnya sudah dikeluarkan.
Media Indonesia, Halaman : 17, Selasa, 1 Nop 2016
No comments:
Post a Comment