google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Harga Minyak Kembali Memanas - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wednesday, November 16, 2016

Harga Minyak Kembali Memanas


    Minyak mentah rebound dari level terendah dalam dua bulan terakhir seiring dengan upaya OPEC dalam membuat kesepakatan pembatasan produksi untuk menstabilkan harga. Pada perdagangan Selasa (15/11) pukul 18:45 WIB harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Desember 2016 naik 1,18 poin atau 2,72% menjadi US$ 44,52 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Januari 2016 meningkat 1,13 poin atau 2,54% menjadi US$ 45,56 per barel. Harga minyak telah merosot selama dua bulan terakhir di tengah skeptisme pasar tentang kemampuan OPEC mencapai kesepakatan pembatasan produksi pada rapat 30 November di Wina, Austria.

    Organisasi sebelumnya berusaha memangkas produksi untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir di Aljazair pada bulan lalu. Sejumlah negara seperti Irak dan Iran tetap ngotot memacu suplai. Pada Oktober, produksi OPEC kembali meningkat 0,7% menjadi 33,63 juta barel per hari. Apabila kembali gagal mencapai kesepakatan pembatasan suplai, harga minyak mentah masih akan tertekan dalam jangka panjang. Eugen Weinberg, Head of Commodities Research Commerz bank AG, mengatakan ada kemungkinan kesepakatan pembatasan produksi hingga 32 juta-33 juta barel dapat terjadi.

    Namun, kuota tidak bisa diatur per individu, karena setiap negara memiliki kebijakan masing-masing. OPEC sebelumnya berjanji pada pertemuan di Aljazair untuk memangkas tingkat produksi sekitar 700.000 barel per hari menjadi 32,5 juta-33 juta barel per hari. Delegasi Irak menyampaikan pihaknya sedang mempertimbangkan proposal pembekuan produksi. Dalam Waktu dekat sentimen negatif masih membayangi pasar minyak mentah. Salah satunya adalah proyeksi peningkatan stok mingguan AS sebesar 1 juta barel per hari yang melanjutkan lonjakan pada pekan sebelumnya.

    Kejutan besar dari data AS melengkapi kejatuhan harga sepekan sebesar 9%. Data U.S. Energy Information Administration (EIA) yang dirilis Rabu (9/11) menunjukkan stok minyak mentah AS per Jumat (4/11) naik 2,43 juta barel menuju 485,01 juta barel akibat lonjakan impor ke level tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Peningkatan mingguan ini merupakan level tertinggi sepanjang sejarah EIA sejak 1982. Tingkat produksi naik sebesar 17.000 barel per hari menjadi 8,69 juta barel per hari.

    Akan tetapi, level itu menunjukkan penurunan 5,64% atau 527.000 barel sepanjang tahun berjalan. Emirates NBD Research & Treasury dalam publikasi risetnya menyampaikan harga minyak kembali dibanjiri sentimen negatif, terutama dari sisi suplai. Produksi AS menanjak 900.000 barel per hari, sedangkan permintaan minyak olahan hanya sedikit bertumbuh. OPEC yang menghasilkan minyak mentah sebanyak 33,63 juta barel per hari pada Oktober 2016, termasuk peningkatan 350.000 barel per hari dan Nigeria dan Libya.

    Produksi Arab Saudi pada bulan kesepuluh sedikit turun menjadi 10,53 juta barel per hari dari sebelumnya 10,67 juta barel per hari. Level tersebut masih dianggap terlampau tinggi. Arab Saudi telah meningkatkan produksi sejak 2014 menuju rekor tertinggi antara 10,5-10,7 juta barel per hari. Penambahan suplai kini hanya akan memperburuk banjir suplai yang menekan laju harga. Sejak mencapai US$ 115 per barel-pada pertengahan 2014, harga terus merosot. Namun setelah mengangkat Khalid Al Falih sebagai Menteri Energi sejak Mei 2016, sikap Arab Saudi mulai melunak. Sementara Iran tetap berpendapat untuk dibebaskan dari pembatasan produksi.

IN ENGLISH

Oil Prices Escalates


    Crude oil rebounded from the lowest level in the last two months as OPEC attempts to make a deal restriction of production to stabilize prices. On Tuesday (15/11) at 18:45 the price of West Texas Intermediate (WTI) contract in December 2016 rose 1.18 points, or 2.72%, to US $ 44.52 per barrel. Meanwhile, the price of Brent oil contract in January 2016 rose 1.13 points, or 2.54%, to US $ 45.56 per barrel. Oil prices have plummeted over the past two months amid market skepticism about OPEC's ability to reach agreement on production restrictions 30 November meeting in Vienna, Austria.

    Organizations previously attempted to cut production for the first time in eight years in Algeria last month. Some countries such as Iraq and Iran persisted stimulate supply. In October, OPEC production rebounded 0.7% to 33.63 million barrels per day. If again failed to reach an agreement restrictions on the supply, the price of crude oil will still be depressed over the long term. Eugen Weinberg, head of Commodities Research Commerz Bank AG, said it was possible an agreement restriction of production to 32 million-33 million barrels may occur.

    However, the quota can not be set per individual, because every country has a policy respectively. OPEC previously promised at a meeting in Algeria to cut production rate of approximately 700,000 barrels per day to 32.5 million-33 million barrels per day. The Iraqi delegation delivered it was considering a proposal freezing production. In the near future the negative sentiment still looming crude oil market. One of them is the projected increase in US weekly stocks of 1 million barrels per day continued surge in the previous week.

    The big surprise of the US data complement week prices fall by 9%. Data US Energy Information Administration (EIA) released on Wednesday (9/11) showed crude oil stockpiles per Friday (4/11) rose by 2.43 million barrels to the 485.01 million barrels due to a surge in imports to the highest level in 20 years last , The weekly increase is the highest level in the history of EIA since 1982. The level of production rose by 17,000 barrels per day to 8.69 million barrels per day.

    However, the level it showed a decrease of 5.64%, or 527,000 barrels throughout the year. Emirates NBD Research & Treasury in its research publications deliver oil prices flooded with negative sentiment, especially on the supply side. US production rose 900,000 barrels per day, while distillate demand growing only slightly. OPEC, which produces crude oil as much as 33.63 million barrels per day in October 2016, including an increase of 350,000 barrels per han and Nigeria and Libya.

    The production of Saudi Arabia in the tenth month fell slightly to 10.53 million barrels per day from the previous 10.67 million barrels per day. That level is still considered too high. Saudi Arabia has increased production since 2014 to the record highs of between 10.5 to 10.7 million barrels per day. Extra supply now will only aggravate the flood of supply that suppresses the rate of price. Since reaching US $ 115 per barrel in mid-2014, prices continued to decline. But after lifting Khalid Al Falih as energy minister since May 2016, Saudi Arabia's attitude began to soften. While Iran maintains to be freed from restrictions on production.

Bisnis Indonesia, Page : 16, Wednesday, 16 Nop 2016

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel