Pada perdagangan Kamis (3/11) pukul 16:30 WIB harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Desember 2016 naik 0,16 poin atau 0,35% menjadi US$ 4S,5 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Januari 2016 meningkat 0,25 poin atau 0,53% menjadi US$47,11 per barel. Harga minyak sempat mengambang di sekitar level US$50 per barel karena pasar masih menunggu sikap OPEC dalam rapat yang digelar pada 30 November 2016. Sebelumnya pada pertemuan 28 September, OPEC setuju memangkas produksi sekitar 700.000 barel menjadi 32,5-33 juta barel per hari. Namun, sentimen positif terhadap minyak mentah perlahan meluntur.
Kejutan besar dari data AS melengkapi kejatuhan harga dalam empat hari terakhir sebesar 8,8%. Data U.S. Energy Infomation Administration (EIA) yang dirilis Rabu (2/ll) menunjukkan stok minyak mentah AS per Jumat (28/10) naik 14,42 juta barel menuju 482,58 juta barel akibat lonjakan impor ke level tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Peningkatan mingguan ini merupakan level tertinggi sepanjang sejarah EIA sejak 1982. Tingkat produksi naik tipis sebesar 18.000 barel per hari menjadi 8,52 juta barel per hari. Akan tetapi, level itu menunjukkan penurunan 7,56% atau 697.000 barel sepanjang tahun berjalan.
Will Yun, Commodities Analyst Hyundai Futures, mengatakan kondisi ketidakpastian menjelang pemilu AS pada 8 November, proyeksi kenaikan suku bunga Federal Reserve pada Desember, dan pertemuan OPEC pada 30 November menjadi, agenda besar yang memengamhi pasar minyak. Oleh karena itu, harga diprediksi cenderung bergerak volatil hingga akhir 2016. Agenda-agenda besar berbaris berurutan dan mencerminkan ketidakpastian. Alhasil harga minyak Volatil.
Dalam waktu dekat, investor akan berhati-hati menentukan menjelang Pilpres AS. Emirates NBD Research & Treasury dalam publikasi risetnya menyampaikan harga minyak kembali dibanjiri sentimen negatif terutama dari sisi suplai. Produksi AS menanjak 900.000 barel per hari, sedangkan permintaan minyak olahan hanya sedikit ber tumbuh. OPEC diperkirakan menghasilkan minyak mentah sebanyak 34 juta barel per hari pada Oktober 2016, termasuk peningkatan produksi 350.000 barel per hari dari Nigeria dan Libya.
Estimasi tersebut seolah mengkhianati rencana pemangkasan produksi ke posisi 32,5 juta-33 juta barel per hari, sekaligus meningkatkan ketidak percayaan dari negara produsen lainnya di luar OPEC,” kata riset Emirates NBD. Produksi Arab Saudi pada bulan kesepuluh sedikit turun menjadi 10,58 juta barel per hari dari sebelumnya 10,67 juta barel per hari. Level tersebut masih dianggap terlampau tinggi. Dalam publikasi riset lainnya, Jameel Ahmad, VP of Market Research FXTM, mengatakan harga minyak mentah WTI pada penutupan Oktober mendekati level awal perdagangan komoditas ini dan berisiko terus menurun pada awal November.
Tren ini terlihat setelah harga melemah ke bawah US$ 47 per barel. Alasan berlanjutnya penurunan tajam selama sepekan terakhir adalah kekhawatiran perihal rapat OPEC pada 30 November akan gagal mencapai kesepakatan pemotongan level produksl. Investor sebelumnya memperhitungkan berita positif pada akhir September yang di luar dugaan, karena organisasi berhasil bersepakat untuk memangkas level produksi. Pasar sepertinya melakukan aksi jual karena OPEC belum berhasil memastikan perubahan hasil produksi.
Investor cenderung bersiap untuk membeli setelah rumor pemangkasan suplai, tetapi kini posisinya berubah. Apabila para anggota OPEC sendiri tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai level produksi, maka kemungkinan negara pro-dusen minyak di luar organisasi berkenan mengikuti kesepakatan ini bakal lebih kecil. Padahal, kesepakatan pembatasan suplai sangat dibutuhkan. Perubahan level produksi global akan menjadi suatu pencapaian signifikan yang membantu harga minyak keluar dari periode depresi.
Pada saat yang sama, kekhawatiran OPEC tidak 'mampu memenuhi komitmennya untuk memastikan perubahan level produksi di bulan ini akan memicu momentum jual. Konfirmasi pembahan level produksi atau meningkatnya optimisme yang sebelumnya telah direfleksikan investor ke pasar akan dibutuhkan untuk meningkatkan potensi pulihnya harga minyak.
Bisnis Indonesia, Halaman : 16, Jumat, 4 Nop 2016
No comments:
Post a Comment