google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Krakatau Steel Keluhkan Harga Gas - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wednesday, November 2, 2016

Krakatau Steel Keluhkan Harga Gas

Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Sukandar, mengeluhkan mahalnya harga gas di dalam negeri, yang menyebabkan biaya produksi membengkak. Saat ini, perseroan harus mencapai harga gas US$ 9,5 per MMBTU dari PT PGN (PGAS) dan US$ 7,4 per MMBTU ke PT Pertamina. Menurut Sukandar, penurunan harga gas akan membuat kegiatan operasional perusahaan semakin efisien. Selama ini, mahalnya biaya gas menyebabkan beban operasional membengkak.

Bahkan, kata dia, jika harga gas turun menjadi US$ 3, tiga unit pabrik hulu di Cilegon, Banten, bakal beroperasi kembali. Saat ini, ketiga pabrik tersebut terpaksa ditutup karena tak mampu menanggung biaya gas, Sukandar menyerahkan sepenuhnya keputusan soal harga gas kepada pemerintah. Menurut dia, perusahaan akan tetap beroperasi sesuai dengan kemampuan. Krakatau Steel, kemarin, mempublikasi kinerja keuangannya untuk periode Januari-September 2016.

Perseroan mencatatkan kerugian bersih US$ 114,7 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun. Angka kerugian itu menurun dibanding pada periode yang sama tahun 1alu,sebesar US$ 160,2 juta. Perseroan juga mencatat penurunan pe-ndapatan 1,1 persen menjadi US$ 982,2 juta dalam sembilan bulan pada tahun ini. Meski demikian, perseroan meraup laba kotor US$ 138 juta pada periode Januari-September 2016, lebih baik ketimbang pada periode yang sama tahun lalu (kerugian kotor US$ 20,8 juta).

Laba kotor tersebut diperoleh karena perseroan berhasil menekan beban pokok produksi sebesar 16,7 persen menjadi Us$ 844 juta. Penurunan beban pokok terutama terjadi akibat turunnya beban produksi baja sebesar 16,8 persen menjadi US$ 704,6 juta. Salah satu penyumbang utama beban produksi adalah biaya pabrikasi, yang didalamnya termasuk gas. Sukandar mengatakan biaya energi yang ditanggung Krakatau lebih mahal dibanding biaya yang dikeluarkan perusahaan sejenis di negara lain. Krakatau Steel menghabiskan biaya hingga US$ 219 per ton. Direktur Keuangan Krakatau Steel, Tambok P Setyawati, menyatakan ,penghentian pabrik hulu karena harga gas.

Koran Tempo, Halaman : 15, Selasa, 1 Nop 2016

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel