google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Opsi Hulu-Hilir Pengembangan Gas Abadi - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Tuesday, November 8, 2016

Opsi Hulu-Hilir Pengembangan Gas Abadi

Plt. Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengusulkan pengembangan hulu hilir lapangan gas Abadi di Blok Masela dipisahkan, di mana Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), Inpex akan fokus pada kegiatan hulu dan untuk kegiatan hilir akan dilaksanakan oleh Indonesia Incorporated. Wacana tersebut perlu dilanjutkan oleh Menteri ESDM lgnasius Jonan dengan melakukan melakukan koordinasi yang baik kegiatan hulu-hilir yang melibatkan institusi pemerintah terkait, Pemda dan BUMN dalam membangun kilang LNG dan pabrik petrokimia tepat waktu, sehingga pemanfaatkan gas Masela sekitar 1.200 MMSCFD (raw) bisa optimal sesuai rencana.

Dari sisi hulu, opsi hulu-hilir manfaatnya banyak, yaitu Kontraktor KKS Inpex akan lebih fokus dalam usalia memproduksikan gas dan meningkatkan cadangan migas di Blok Masela dan sekitarnya, yang saat ini cadangan gas terbukti sekitar 10 Tcf. Rantai pasokan gas kegiatan hulu mulai dari sumur produksi (subsea wells), kemudian gas diproses di fasilitas kapal terapung, FPSO (opsional). Selanjutnya dikirim melalui pipa gas (offshore) untuk dijual di plant gate konsumen (onshore), di mana lokasi kilang LNG dan lndustri Petrokimia diharapkan tidak terlalu jauh dari lapangan gas dan berada dalam satu komplek sehingga efektif dau efisien.

Jika kontraktor fokus pada kegiatan hulu maka keekonomian pengembangan lapangan gas akan lebih ekonomis. Pasalnya, komponen biaya utamanya terdiri dari sunk cost (masa ekplorasi), biaya pengembangan sumur, biaya fasilitas pemrosesan gas dan pipa gas akan lebih murah dibandingkan dengan opsi kegiatan kilang LNG yang diintergrasikan dengan kegiatan hulu. Biaya kapital pembangunan fasilitas kilang LNG sangat mahal, bisa sampai US$ 1-1,5 miliar untuk kapasitas 1 juta ton per tahun (tergantung kondisi lokasi kilang LNG), sehingga kontraktor/investor perlu meminjam dana ke sindikasi perbankan dan bunganya dibebankan sebagai cost recovery.

Mempertimbangkan prinsip PSC dan UU Migas No. 22/2001, modal dan risiko seluruhnya ditanggung oleh kontraktor maka skema pinjaman untuk membangun kilang LNG kurang sesuai diterapkan pada kegiatan hulu. Manfaat lainnya, pihak kontraktor juga tidak terbebani dalam membebaskan lahan ratusan hektare untuk lokasi kilang LNG yang dapat menyita waktu, dana dan beban sosial. Aspek harga gas, yang saat ini lagi menjadi topik hangat, seharusnya diperhatikan dalam rencana pengembangan lapangan gas Abadi.

Bagaimana membuat harga gas menjadi lebih murah dan terjangkau oleh pasar domestik? Dengan tidak adanya komponen biaya kapital kilang LNG, bunga pinjanian clan biaya lahan serta perolehan cadangan gas yang dijual lebih maksimal akan membuat keekonomian kontraktor lebih ekonomis (tanpa perlu memberi insentif lebih besar) dengan harga gas yang lebih murah. Masa kontrak wilayah kerja Blok Masela akan berakhir pada 2028 perlu diperhatikan juga oleh pemerintah, karena jangka waktu operasi produksi gas yang tidak optimal akan mempengaruhi keekonomian kontraktor dan harga jual gas ke konsumen.

Berdasarkan PP No. 55/2004 Pasal 28 ayat S permohonan perpanjangan kontrak dapat disampaikan paling cepat 10 tahun. Artinya KKKS Inpex baru bisa mengajukan perpanjangan kontrak pada 2018, sedangkan jangka waktu produksi tersisa 4 tahun dengan asumsi proyek pengembangan lapangan gas Abadi on stream pada 2024 dan PSC berakhir pada 2028. Untuk itu perlu ada kesepakatan kepastian masa produksi yang optimal agar blok Masela ekonomis untuk dikembangkan.

Sisi hilir, dengan harga jual gas di hulu (plant gate konsumen) relatif murah akan mendorong perusahan bersinergi membangun kilang LNG, lndustri Petrokimia, pembangkit listrik dan industri lainnya seliingga mendorong pertumBisnis/Yayan lndrayana dengan asumsi proyek pengembuhan ekonomi daerah dan nasional. Pembangunan kilang LNG perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah terkait dengan keekonomian kilang, pembebasan lahan, perizinan dan pasar domestikdengan long term contract serta persiapan infrastruktur (mulai dari terminal regasifikasi, pipa transmisi dan pipa distribusi) agar LNG bisa lerserap semua sesuai kapasitas kilang.

Model pembangunan proyek hilir kilang LNG bisa berbentuk service fee (tolling model) dimana pemilik kilang dapat fee setiap gas yang diproses menjadi LNG, atau model merclzant (project company) di mana pemilik kilang membeli gas sebagai feedstock dan diproses untuk dijual dalam bentuk LNG. Umur keekonomian kilang LNG opsi hilir tidak tergantung pada masa kontrak (PSC), tapi bisa lebih lama sesuai potensi cadangan gas di Blok Masela dan sekitarnya, sehingga dapat memperbaiki keekonomian kilang.

Untuk menjaga harga gas/LNG stabil atau fluktuasi terkendali akibat fluktuasi harga minyak disarankan ada BUMN sepeni PT Pertamina yang membeli seluruh produksi gas Masela di hulu dengan harga keekonomian dan kemudian menjual kembali ke konsumen domestik (end users) sesuai ketetapan pemerintah. Jika harga gas/LNG masih dianggap oleh pemerintah masih mahal maka mekanisme subsidi ke BUMN bisa lebih mudah dibandingkan mengurangi pendapatan pemerintah di kegiatan hulu, Untuk meningkatkan multiplier effects pada daerah penghasil energi nasional dan daerah bersemangat dan maka pelabuhan (jetty) di kilang LNG diharapkan dapat juga mengakomodasi kapal tanker LNG dengan skala kecil (1.000 m3-5.000 m3) dan dalam bentuk tangki LNG berukuran kecil (10 m3- 20 m3) untuk dikirim ke kepulauan Maluku dan sekitarnya baik untuk kebutuhan listrik, city gas maupun untuk lndustri.

Sesuai rencana Wamen ESDM, yang optimis gas Masela bisa mengalir (on stream) pada 2024/2025, maka strategi pengembangan opsi hulu-hilir perlu dipertimbangkan agar lebih cepat, efisien, efektif dan sinkron (hulu-hilir). Serta tidak kalah penting harga gas Masela lebih terjangkau oleh pasar domestik sehingga multiplier effects terasa oleh masyarakat Maluku dan bangsa Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Bisnis Indonesia, Halaman : 2, Selasa, 8 Nop 2016

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel