Thursday, November 17, 2016
Pembeli Gas dari Domestik Masih Minim
Lantaran penyerapan produksi gas dalam negeri masih belum maksimal, sejumlah produksi gas terpaksa diekspor karena belum mendapat pembeli domestik. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, tahun depan sebanyak 63 kargo LNG dari Bontang dan Tangguh (1 kargo=137.700 meter kubik) belum terserap pasar karena terjadi kelebihan produksi gas dari dalam negeri. Pada tahun 2018 diproyeksikan terdapat 60 kargo LNG yang belum terserap.
Salah satu produksi gas yang belum terserap berasal dari lapangan Jangkrik yang akan mulai berproduksi pada tahun depan. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja menyebutkan sejauh ini produksi gas dari tranche C lapangan Jangkrik belum mendapatkan pembeli. Tranche C itu diizinkan untuk diekspor karena tidak terserap dalam negeri. Jadi ada yang dari luar negeri(pembelinya). Produksi gas dari tranche A dan tranche B dari lapangan Jangkrik sudah dibeli PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara.
Sebelumnya, target lapangan Jangkrik dengan ENI sebagai operator itu, mencapai puncak produksi hingga 450 mmscfd. Pertamina telah melakukan perjanjian jual beli gas (PJBG) pada pertengahan tahun lalu, dengan membeli gas sebanyak 1,4 juta ton per tahun mulai dari tahun 2017 Selama tujuh tahun. Total nilai transaksi tersebut mencapai US$ 4,4 miliar.
IN ENGLISH
Buyers of Domestic Gas Still Lacking
Because the absorption of domestic gas production is not maximized, a forced gas production is exported because it has not got a domestic buyer. Based on data from the Directorate General of Oil and Gas Ministry of Energy, the next year as many as 63 cargoes of LNG from Bontang and Tangguh (1 cubic meter cargo = 137 700) has not been absorbed by the market due to an excess production of domestic gas. In 2018 the projected there are 60 LNG cargoes that have not been absorbed.
One that has not been absorbed gas production comes from Jangkrik field will start production next year. Director General of Oil and Gas Ministry of Energy and Mineral Resources IGN Wiratmaja Puja mention so far of tranche C gas production field crickets have not found a buyer. Tranche C was allowed to be exported because it is not absorbed domestically. So there were from abroad (the buyers). Gas production from the tranche A and tranche B of field crickets have been purchased PT Pertamina and PT Perusahaan Listrik Negara.
Previously, the target field Jangkrik with ENI as the operator, reaching peak production of up to 450 MMSCFD. Pertamina has done a gas sales agreement (GSA) in the middle of last year, with the purchase of 1.4 million tons of gas per year starting from 2017 for seven years. The total transaction value reached US $ 4.4 billion.
Kontan, Page-14, Thursday, Nov, 17, 2016
Kuli Google Adsense, Admob, Android Developer, ternak tuyul online
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment