PT Pertamina menargetkan pengadaan long lead item (LLI) untuk proyek revitalisasi Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur bisa terealisasi sebelum proses konstruksi yang dimulai awal 2017. Menurut Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegero, Pertamina sebenarnya menginginkan produk-produk lokal untuk bisa memenuhi kebutuhan proyek Kilang Balikpapan. Ada beberapa item yang memerlukan spesifikasi lebih yang harus dipenuhi dari luar negeri.
Mostly, untuk pipa-pipa sudah dari dalam negeri. Wianda menjelaskan, proses pengadaan telah dimulai Oktober lalu, disusul engineer procurement construction (EPC). Dengan begitu, tahap awal proyek Kilang Balikpapan bisa tuntas pada Juni 2019. Menurut Wianda, ada beberapa item LLI dari masing-masing unit yang ditender oleh Pertamina untuk proyek revitalisasi kilang Balikpapan. Untuk Naphta Hydrotreating (NHT), unit LLI yang ditender antara lain direct fire heater reactor dan centrifugal compressor Sementara untuk unit Catalytic Reformer(CCR), item yang ditender antara lain direct fire heater; reactor combined feed exchangen dan centrfugal compressor.
Proyek revitaliasi Kilang Balikpapan merupakan salah satu dari empat kilang yang masuk dalam Rennery Development Master Plan (RDMP) yang tengah dijalankan Pertamina. Tiga kilang lainnya adalah Kilang Dumai, Cilacap, dan Balongan. Kilang Plaju Sungai Gerong akan menjadi proyek selanjutnya. Kilang Balikpapan merupakan proyek revitalisasi pertama yang dijalankan. Pertamina membagi dalam dua tahap pembangunan. Untuk tahap pertama, investasi yang dibutuhkan mencapai US$ 2,4 miliar US$ 2,6 miliar.
Sementara untuk tahap kedua, investasi sekitar US$ 2 miliar US$ 2,2 miliar. Proyek RDMP Balikpapan sebelumnya akan dikerjakan bersama perusahaan Jepang, JX Nippon. Karena belum mencapai kemajuan yang diharapkan, Pertamina akhirnya mengerjakannya sendiri. Syamsir Abduh, Anggota Dewan Energi Nasional, mengatakan penggunaan produk dalam negeri merupakan salah satu dari tiga faktor yang harus menjadi pertimbangan dalam pembangunan proyek kilang.
Menurut Syamsir, signifikansi pembangunan kilang adalah mengurangi ketergantungan bahan bakar minyak impor dan sekaligus meningkatkan ketahanan energi nasional. Akselerasi pembangunan kilang yang dilakukan Pertamina akan berdampak positif bagi pengurangan ketergantungan BBM impor dan meningkatkan ketahanan energi nasional. Dalam RUEN (Rencana Umum Energi Nasional) dinyatakan pengurangan impor BBM secara bertahap dan meningkatan kapasitas terpasang kilang minyak menjadi lebih dari dua kali lipat dari sekitar 1,167 ribu bph pada 2015 menjadi 2,461 bph pada tahun 2025.
Selain itu ada RDMP (Refinery Development Masterplan Program) dengan peningkatan kapasitas empat kilang Pertamina dengan kapasitas 438 ribu bph. Pertamina sebelumnya menargetkan revitalisasi Kilang Balikpapan tahap pertama bisa terealisasi akhir 2019. Namun, seiringlangkah Pertamina yang mengubah tahap-tahap pembangunan kilang, penuntasan revitalisasi Kilang Balikpapan diproyeksikan bisa dipercepat enam bulan menjadi Juni 2019. Seiring tuntasnya proyek tahap pertama, kapasitas kilang pengolahan minyak mentah Pertamina akan mulai bertambah sebesar 100 ribu bph pada akhir 2019. Kilang Balikpapan yang saat ini memiliki kapasitas produksi 260 ribu bph menjadi 360 ribu bph pada Juni 2019.
Investor Daily, Halaman : 9, Sabtu, 5 Nop 2016
No comments:
Post a Comment