Produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu dapat dinaikkan menjadi 200.000 barel per hari mulai awal 2017 dibandingkan dengan saat ini sekitar 185.000 barel per hari. Vice President Public and Government Affair ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto mengatakan, perusahaan telah melakukan sejumlah persiapan tennasuk dari aspek teknis guna inendukung penambahan produksi minyak dari lapangan migas yang berlokasi di Bojonegoro, Jawa Timur tersebut. Menurutnya, percepatan penaikan produksi bisa dilakukan bila revisi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) bisa disetujui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam waktu dekat.
Kendati proses persetujuan Amdal biasanya butuh waktu enam hingga delapan bulan, perusahaan berharap agar proses bisa dipercepat sehingga produksi bisa mulai naik pada Januari 2017. Peningkatan produksi dari Lapangan Banyu Urip diharapkan berkontribusi besar terhadap target produksi minyak siap jual (lifting) pada tahun depan 820.000 bph. Menurutnya, penarnbahan produksi sudah mendapat restu dari Komisi VII DPR dan SKK Migas. Namun, dia menyebut penambahan produksi minyak tak bisa begitu saja dilakukan bila belum mendapat persetujuan revisi Amdal. Jika Amdal disetujui, ExxonMobil akan memulai proses penambahan produksi.
Erwin menuturkan, proses peningkatan produksi menjadi 200.000 bph tidak akan membutuhkan waktu lama. Sambil menanti persetujuan revisi Amdal, katanya,perusahaan telah membicarakan mekanisme pengapalan untuk menampung produksi bersama PT Pertarnina EP Cepu sebagai mitra. Menurutnya, kendati kapasitas kapal penyimpanan minyak hanya 165.000 bph, perusahaan akan menyiapkan kapasitas lebih besar atau menamgbah frekuensi pengiriman hasil produksi. Blok Cepu dikelola ExxonMobil melalui anak usahanya ExxonMobil Cepu Limited yang menjadi operator dan memegang saham 45%, PT Pertamina EP Cepu 45%, dan Badan Kerja Sama Blok Cepu (BKS) 10%.
Di Blok Cepu juga sedang dilakukan persiapan pengembangan Lapangan Kedung Keris yang ditarget bisa memproduksi minyak 3.800 bph. Sumur Kedung Keris diproyeksikan mulai berproduksi pada 2019. Erwin menjelaskan, hasil produksi Kedung Keris akan disalurkan melalui pipa sepanjang 15 kilometer dan akan diolah di Banyu Urip. Guna mengembangkan sumur tersebut, ExxonMobil Cepu mengeluarkan investasi US$ 100 juta. Direktur Utama PT Pertarnina EP Cepu (PEPC) Adriansyah mengatakan, dengan bertambahnya produksi Banyu Urip, PEPC yang menguasai hak partisipasi 45% di Blok Cepu memperoleh minyak sebanyak 78.000 bph pada 2017. Pada kuartal III/2016, Pertamina EP Cepu memperoleh kenaikan produksi minyak 64% yakni menjadi 74.000 bph dari 45.000 bph pada periode yang sama tahun lalu.
Bisnis Indonesia, Halaman : 30, Senin, 7 Nop 2016
No comments:
Post a Comment