Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memasang target realisasi dua holding yakni energi (minyak dan gas/migas) dan penambangan selambat-lambatnya pada Desember 2016. Staf Khusus Kementerian BUMN Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan roadmap untuk holding sudah jadi. Ada enam holding sektoral plat merah yang direncanakan oleh Kementerian BUMN. Dia pun tak menampik terjadi dinamika diskusi dan perencanaan pembentukan holding BUMN. Meskipun ada dinamika dalam perbincangan holding itu, Budi optimistis akan ada dua holding rampung tahun ini, maka empat holding lain akan segera menyusul.
Peran investment holding diharapkan dapat mengoptimalkan peran BUMN sendiri. Negara tetangga yang memiliki superholding yakni Singapura yang memiliki Temasek dan Malaysia dengan Khazanah. Pembentukan holding BUMN ini, sangat berbeda dengan superholding dan dua negeri jiran itu. Sebab, Kementerian BUMN merancang holding sektoral. Adapun holding BUMN tambang, PT Indonesia Asahan Alumunium akan menjadi pemimpin holding dimana PT Bukit Asam, PT Antam, PT Timah menjadi anggota. Perusahaan swasta yang 9,36% sahamnya dimiliki oleh pemerintah, PT Freeport Indonesia, dimasukkan ke dalam holding.
Direktur Utama Inalum Winardi mengungkapkan persiapan pembentukan holding penambangan sudah dilakukan sejak tahun lalu dengan membentuk komite eksekutif, dengan dengan anggota seluruh direktur utama plat merah sektor tambang. Dengan holding, maka struktur modal bisa semakin kuat. Bila digabung, total aset holding pertambangan bisa mencapai Rp 90 triliun. Dalam holding BUMN energi, PT PGN akan berada di bawah PT Pertamina yang akan menjadi pemimpin holding. Anak usaha Peitamina di bidang gas, PT Pertagas, akan berada di bawah PGN. Sebagai gambaran, sebanyak 34 BUMN disiapkan oleh pemerintah untuk masuk ke dalam 6 investment holding sektor bank, enefgi, tambang, jalan tol dan konstruksi, perumahan serta pangan yang bakal dibentuk pada 2016.
Bisnis Indonesia, Halaman : 13, Senin, 7 Nop 2016
No comments:
Post a Comment