PT Pertamina mengharapkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) segera menerbitkan Surat Keputusan tentang pedoman pelaksanaan pembiayaan untuk kegiatan operasi migas di Wilayah Kerja Mahakam pada masa transisi 2016-2017 sebagai tindak lanjut amendemen Permen No 15 Tahun 2015. Surat Keputusan tersebut akan menjadi pedoman bagi Pertamina untuk mempersiapkan masa krusial dalam transisi pengelolaan Blok Mahakam tahun depan.
Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan seluruh persiapan teknis dan administrasi yang diperlukan untuk proses alih kelola Blok Mahakam sudah berjalan sesuai dengan rencana. Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Mahakam dan Total E&P telah berkoordinasi untuk membuat WP&B 2017, terutama terkait rencana pengeboran yang dilakukan oleh Total dengan biaya Pertamina. Amendemen PSC memberikan hak kepada Pertamina Hulu Mahakam untuk melakukan pembiayaan atas kegiatan operasi di WK Mahakam sebelum tanggal efektif 1 Januari 2018. Kontrak Total E&P akan berakhir pada 31 Desember 2017.
Pengeboran akan dilakukan pada 19 sumur dan diproduksi pada 2018. Hal ini berdasarkan amendemen Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2015 dan amendemen PSC Mahakam. Dengan melakukan pengeboran lebih awal, Pertamina mengharapkan produksi Blok Mahakam pada 2018 bisa tetap terjaga. Pada work program and budget (WP&B) 2016, PT Total E&P Indonesie, operator Blok Mahakam menargetkan produksi 1,43 billion cubic feet (BCF) inlet gas dan 56 ribu barrel oil per day (minyak dan kondensat). Hingga saat ini, realisasi produksi kumulatif 2016 sebesar 1,67 BCF (inlet gas) dan 64 ribu BOPD minyak dan kondensat.
Marwan Batubara, Direktur, Indonesia Resources Studies (Iress), mengatakan semua pihak harus bisa memahami yang namanya transisi bisa saja menimbulkan berbagai dampak yang negatif. Langkah Pertamina untuk mempertahankan karyawan yang selama ini bekerja untuk Total di Blok Mahakam diharapkan bisa mengantisipasi masalah-masalah yang timbul dengan adanya peralihannya pengoperasian blok tersebut. Masuknya Pertamina lebih awal ke Blok Mahakam, menurut Marwan, tidak perlu lagi dipermasalahkan.
Hal ini karena masa transisi diperlukan agar Pertamina bisa mempersiapkan diri untuk mengoperasikan Blok Mahakam yang telah puluhan tahun dioperasikan Total. Dia meminta pemerintah mendukung upaya-upaya yang dilakukan Pertamina saat ini, terutama pada masa transisi. Apalagi Pertamina sebagai perusahaan negara tentu juga membawa nama negara. Intinya itu, dukung apa yang diminta Pertamina supaya transisi berjalan mulus. Kalau memang perlu investasi tambahan, ya investasi. Supaya produksi tidak turun.
IN ENGLISH
SKK Migas Expected Soon Publish Guidelines for the Mahakam Block
PT Pertamina expects Special Unit of Upstream Oil and Gas (SKK Migas) immediately issued a decree on financing the implementation of the guidelines for oil and gas operations in the Mahakam Work Area during the transition period from 2016 to 2017 as a follow-up amendment Candy No. 15 of 2015. Letters the decision will be a guideline for Pertamina to prepare a crucial time in the transition management of the Mahakam block next year.
Syamsu Alam, Upstream Director of Pertamina, said the entire technical and administrative preparations required for the transfer of governance of the Mahakam block is going according to plan. Pertamina Hulu Mahakam through PT Pertamina and Total E & P has coordinated to make WP & B in 2017, primarily related to drilling plans undertaken by Total with a cost of Pertamina. PSC Amendment gives the right to Pertamina Hulu Mahakam to fund operations in the Mahakam WK prior to the effective date of January 1, 2018. Total E & P Contract will expire on December 31, 2017.
Drilling will be carried out on 19 wells and produced in 2018. It is based on the amendment to the Regulation of the Minister of Energy and Mineral No. 15 of 2015 and amendments Mahakam PSC. By drilling early, Pertamina expects production Mahakam Block in 2018 can be maintained. In the work program and budget (WP & B) in 2016, PT Total E & P Indonesie, the operator of the Mahakam block is targeting production of 1.43 billion cubic feet (BCF) inlet gas and 56 thousand barrels of oil per day (oil and condensate). Until now, the realization of cumulative production in 2016 of 1.67 BCF (inlet gas) and 64 thousand BOPD of oil and condensate.
Marwan Batubara, Director, Indonesian Resources Studies (IRESS), said all parties should be able to understand the name of the transition may lead to various negative consequences. Pertamina's plan to retain employees who have worked for Total in the Mahakam block is expected to be able to anticipate the problems that arise with the switchover operation of the block. Pertamina earlier influx into the Mahakam block, according to Marwan, no longer need to question.
This is because the transition period is needed so that Pertamina could prepare to operate on the block, has for decades operated Total. He asked the government to support the efforts carried out by Pertamina today, especially in the transition period. Moreover, as a state company Pertamina would also carry the name of the country. The point was, carrying what was asked Pertamina that the transition goes smoothly. If it is necessary additional investment, so investment. So that production does not fall.
No comments:
Post a Comment