google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Cabut dari OPEC untuk Keseimbangan APBN - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Friday, December 2, 2016

Cabut dari OPEC untuk Keseimbangan APBN


    Presiden Joko Widodo mengatakan keputusan Indonesia keluar sementara dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menyeimbangkan kondisi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Kalau memang kita harus keluar Iagi, juga tidak ada masalah,” kata Presiden menjawab pertanyaan seusai membuka acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Hotel Borobudur, Iakarta, kemarin. Presiden menjelaskan Indonesia bukan kali ini saja keluar dari OPEC.

    Pembekuan pertama pada 2008 dan efektif berlaku 2009. Indonesia kembaIi aktif sebagai anggota OPEC pada awa12016. Keputusan Indonesia membekukan sementara (temporary suspend) keanggotaan OPEC diambil dalam Sidang ke-171 OPEC di Wina, Austria, Rabu (30/11) waktu setempat. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang menghadiri sidang tersebut menjelaskan Iangkah pembekuan diambil setelah sidang memutuskan memotong produksi minyak mentah sebesar 1,2 juta barel per hari di luar kondensat. Sidang juga meminta Indonesia memotong sekitar 5% dari produksinya atau sekitar 37 ribu barel per hari.

    Padahal, kebutuhan penerimaan negara masih besar dan pada RAPBN 2017 disepakati produksi minyak di 2017 turun 5.000 barel jika dibandingkan dengan 2016,” jelas jonan. Jonan menambahkan, sebagai negara net importer minyak (crude oil), pemotongan kapasitas produksi ini tidak menguntungkan Indonesia karena harga minyak secara teoretis akan naik. Menko Perekonomian Darmin Nasution memastikan keputusan Indonesia tidak ada masalah karena peranan produksi minyak nasional untuk internasional tidak banyak.

    Menko Bidang Maritim Luhut B Pandjaitan mengatakan, dengan pembekuan itu Indonesia hemat US$2 juta per hari. Kalau kita ikut, produksi kita terpotong 37 ribu bph. Itu setara dengan US$2 juta per hari. Buat APBN, itu sangat berpengaruh. Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notogegoro mengapresiasi keputusan tersebut, “Ibaratnya kita pakai motor matic, tapi ikut perkumpulan motor gede,” ujarnya. Menurutnya, kewajiban penurunan produksi hingga 37 ribu bph itu pasti memberatkan Indonesia.

IN ENGLISH

Unplug from OPEC to balance the budget


    President Joko Widodo said Indonesia's decision temporarily out of the Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) to balance the state budget revenue and expenditure (APBN). If indeed we have to get out involvement, is also no problem, "the President answered questions after opening the National Executive Meeting (Rapimnas) Chamber of Commerce and Industry (Kadin) Indonesia at Hotel Borobudur, Iakarta yesterday. The president explained that Indonesia not the first time out of OPEC.

    Freezing the first in 2008 and became effective 2009. Indonesia kembaIi active as a member of OPEC in awa12016. Indonesia's decision to freeze temporarily (temporary suspension) OPEC membership was taken in a 171 Session of OPEC in Vienna, Austria, on Wednesday (30/11) local time. Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Ignatius Jonan who attended the session to explain Iangkah freezing taken after the hearing decided to cut crude oil production by 1.2 million barrels per day out of condensate. The trial also asked Indonesia to cut about 5% of its production, or about 37 thousand barrels per day.

    In fact, the state revenue needs are still great, and the 2017 draft budget agreed in 2017 oil production fell to 5,000 barrels when compared to 2016, "explains jonan. Jonan added, as a net importer of oil (crude oil), this production capacity cuts do not benefit Indonesia because theoretically the price of oil will rise. CMEA Nasution Indonesia's decision ensures there is no problem because the role of national oil production to an international not much.

    Coordinating Minister of Maritime Luhut B Pandjaitan said the freezing of the Indonesia-saving US $ 2 million per day. If we participate, we cut off the production of 37 thousand bpd. That's the equivalent of US $ 2 million per day. Create a Budget, it was very influential. Executive Director of the Institute Komaidi Reforminer Notogegoro appreciate the decision, "It was like we used motor matic, but going to a bevy of big motor," he said. According to him, the duty reduction in production to 37 thousand barrels per day was definitely burdensome Indonesia.

Media Indonesia, Page-2, Friday, Dec,2,2016

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel