google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Kontraktor Minta Perbaikan Syarat Fiskal - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Thursday, December 8, 2016

Kontraktor Minta Perbaikan Syarat Fiskal


    Kontraktor minyak dan gas bumi meminta pemerintah dapat menciptakan kepastian regulasi dan perbaikan syarat-syarat fiskal dalam kegiatan produksi dan eksplorasi migas pada tahun depan guna memperbaiki investasi sektor tersebut. Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA) Christina Verchere mengatakan, asosiasi prddusen minyak itu belum bisa memprediksi sampai kapan harga minyak tetap rendah. Menurut perkiraan Wood Mackenzie, bila para anggota organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) berkomitmen memangkas produksi minyak 1,2 juta barel per hari (bph), harga minyak akan naik menjadi US$ 55-US$ 60 per barel pada 2017.

    Jika anggota OPEC tak menjalankan komitmen itu, harga minyak berpotensi melemah ke US$ 40 per barel. Untuk menggenjot investasi hulu migas di Indonesia, katanya, pemerintah perlu mengubah persyaratan fiskal dan penghapusan sejumlah faktor penghambat investasi. Menurutnya, perusahaan secara global  melakukan restrukturasi kemampuan investasi dan memilih ulang prioritas investasi. Beberapa proyek yang membutuhkan biaya dan risiko tinggi, katanya, akan menjadi pertimbangan ketika harga minyak rendah.

    Dengan demikian, dia menyebut dua hal seperti kepastian usaha dan persyaratan fiskal (fiscal terms) menjadi akan menentukan nasib industri hulu migas. Pemerintah, memang melakukan sejumlah upaya untuk membuat investasi hulu migas semakin menarik. Namun, hingga saat ini belum terlihat membawa angin segar terhadap industri hulu migas. Sebagai contoh, lelang wilayah kerja yang dilakukan pada pertengahan tahun ini ternyata belum mendapat respons positif dari pelaku usaha. Selain itu, munculnya peraturan baru yang membuat pelaku usaha berpikir ulang apakah investasi yang membutuhkan waktu pengembalian modal yang panjang bisa terjamin.

    Pasalnya, kontrak kerja sama berlaku selama 30 tahun dan diharapkan tak ada perubahan secara mendasar yang bisa mengganggu kestabilan usaha selama kontrak berjalan. Beberapa hal baru muncul seperti penawaran saham partisipasi (paniciparing interest/PI) 10% atas wilayah kerja baru atau yang habis masa kontraknya kepada Badan Usaha Milik Daerah, pengubahan formula harga gas hulu untuk beberapa industri hingga rencana pemerintah menerbitkan beleid guna mengatur kontrak bagi produksi (production sharing contract/PSC) gross split (tanpa cost recovery) yang sedang dibahas secara intens.

    Oleh karena itu, pihaknya menginginkan agar pemerintah dan pelaku usaha bisa berkomunikasi dengan baik agar investasi hulu pulih. Untuk tahun depan, kami tunggu perubahan yang bisa meningkatkan iklim investasi." Realisasi investasi hulu migas ditarget menyentuh US$ 11,4 miliar pada akhir 2016 atau lebih rendah dan target US$12,05 miliar. Padahal, target tersebut telah direvisi dan lebih rendah dan target yang dipatok sebelumnya US$ 17,21 miliar. Deputi Bidang Pengendalian Keuangan SKK Migas Parulian Sihotang mengatakan, target investasi tidak akan tercapai karena masih terdampak rendahnya harga minyak.

IN ENGLISH

The Contractor Ask Repair Fiscal Terms


    Oil and gas contractor asked the government to create regulatory certainty and improved fiscal terms in oil and gas exploration and production activities in the next year in order to improve the sector investment. President of the Indonesian Petroleum Association (IPA) Christina Verchere said the association prddusen oil it could not predict how long oil prices remain low. According to Wood Mackenzie estimates, if the members of the organization of Petroleum Exporting countries (OPEC) is committed to cut oil production of 1.2 million barrels per day (bpd), the oil price will rise to US $ 55-US $ 60 per barrel in 2017.

    If OPEC members do not carry out this commitment, the oil price will weaken to US $ 40 per barrel. To boost the upstream oil and gas investment in Indonesia, he said, the government needs to change the fiscal requirements and the elimination of a number of factors inhibiting investment. According to him, the company's global investment capabilities undertake restructuring and re-select investment priorities. Several projects are costly and high risk, he said, will be taken into consideration when oil prices are low.

    Thus, he mentioned two things like business certainty and fiscal terms (the fiscal terms) to be will determine the fate of upstream oil and gas industry. The government, indeed made efforts to make oil and gas upstream investments more attractive. However, until now this has not been seen to bring fresh air to the upstream oil and gas industry. For example, the auction area of ​​work done in the mid of this year was not yet received a positive response from businesses. In addition, the emergence of new rules that make businesses rethink whether the investments require long payback time can be guaranteed.

    Because the cooperation contract is valid for 30 years and is expected no fundamental changes that could destabilize the business during the contract runs. Some new things appear like deals participation shares (paniciparing interest / PI) 10% of the working area of ​​new or out of contract to the Regional Owned Enterprises, changing the pricing formula of gas upstream for some of the industry to the government's plan to publish a regulation to govern the contract for production ( production sharing contract / PSC) gross split (without cost recovery) is being discussed intensely.

    Therefore, it wants the government and businesses can communicate well in order to recover the investment upstream. For next year, we are waiting for changes that could improve the investment climate. "The realization of upstream oil and gas investment is targeted to reach US $ 11.4 billion at the end of 2016 or lower and the target of US $ 12.05 billion. In fact, the target has been revised and the lower and previously set target of US $ 17.21 billion. Deputy Financial Control Parulian Sitohang SKK Migas said the investment targets will not be achieved because it is still affected by low oil prices.

Bisnis Indonesia, Page-30,Thursday, Dec,8,2016

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel