Monday, December 5, 2016
Pengembangan EBT Jadi Solusi Keluar dari OPEC
Ketua Komite Tetap Kerjasama Bantuan/ Pengembangan Energi Terbarukan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Hardini Puspasari menyatakan bahwa pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi solusi utama Indonesia dengan keluar dari keanggotaan OPEC. Pengembangan sektor EBT menjadi solusi dengan keputusan tepat pemerintah keluar dari keanggotaan OPEC,” ujar dia. Dia mengatakan bahwa langkah pemerintah seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo untuk keluar sementara dari keanggotaan OPEC, patut didukung dan diapresiasi.
Namun keputusan tersebut, kata dia, harus memberikan solusi tepat yaitu dengan mengembangkan EBT di Indonesia. Apalagi, Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat besar. Selain itu, meningkatnya kebutuhan bahan bakar bagi masyarakat Indonesia menjadi prioritas mendesak yang memerlukan perhatian serius. Karena itu, pemerintah diharapkan untuk segera mengembangkan sektor EBT secara serius dan fokus, sehingga bisa meningkatkan perekonomian nasional, baik dari sisi penerimaan maupun dari sisi pengeluaran.
Dengan berhenti sementara jadi anggota OPEC, maka pemerintah perlu memikirkan upaya Iain dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat. Salah satunya adalah dengan mengembangkan EBT” papar Hardini. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa keputusan Indonesia membekukan sementara keanggotaanya dalam OPEC untuk memperbaiki kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tapi karena untuk perbaikan APBN, ya kalau memang kita harus keluar lagi juga tidak ada masalah,” kata Presiden.
Sebagai informasi, sidang OPEC memutuskan untuk memotong produksi minyak mentah sebesar 1,2 juta barel per hari. Untuk Indonesia, keputusan OPEC berarti memotong sekitar lima persen produksi per harinya. Hal ini, tidak sejalan dengan kepentingan nasional di mana pemotongan produksi akan berimbas pada angka penerimaan negara.
IN ENGLISH
EBT Development Solution for Quit OPEC
Chairman of the Standing Committee of Cooperation Assistance / Development of Renewable Energy Chamber of Commerce and Industry (Kadin) Indonesia, Hardini Puspasari stated that the development of new and renewable energy (EBT) be the main solution Indonesia to quit the OPEC. EBT sector development into solution with the right decision the government out of the membership of OPEC, "he said. He said that government measures such as those delivered by President Joko Widodo to exit temporarily from OPEC membership, should be supported and appreciated.
But the decision, he said, should provide the right solution is to develop renewable energy in Indonesia. Moreover, Indonesia has huge potential for renewable energy. In addition, rising fuel requirements for the Indonesian people become an urgent priority that requires serious attention. Therefore, the government is expected to soon develop the renewable energy sector is serious and focused, so as to improve the national economy, both in terms of revenue and expenditure.
By pausing while a member of OPEC, the government needs to think Iain efforts to meet the fuel needs of the community. One way is to develop EBT "said Hardini. Earlier, President Joko Widodo said that Indonesia's decision temporarily freeze its membership in OPEC to improve the condition of the State Budget (APBN). But due to the improvement of the state budget, so if indeed we had to go out again also no problem, "the president said.
For information, trial OPEC decided to cut crude oil production by 1.2 million barrels per day. For Indonesia, OPEC's decision means cutting about five percent of production per day. This is not in line with the national interests where production cuts will impact on state revenue figures.
Investor Daily, Page-9, Monday, Dec,5,2016
Kuli Google Adsense, Admob, Android Developer, ternak tuyul online
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment