Saturday, December 24, 2016
Pertamina Gandeng Saudi Aramco
Akhirnya PT Pertamina dan Saudi Aramco menandatangani perjanjian pembentukan perusahaan gabungan atau joint venture untuk modernisasi kilang minyak, pada Kamis (22/ 12). Penandatanganan itu merupakan kelanjutan memorandum of understanding (MoU) yang ditandatangani pada Desember 2015 lalu. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menjelaskan, dengan perjanjian pembentukan joint venture ini artinya sudah ada kejelasan terkait pembentukan perusahaan gabungan. Yakni, dengan komposisi saham Pertamina sebesar 55% dan Saudi Aramco sebesar 45%.
Melalui penandatanganan ini juga, Pertamina dan Saudi Aramco menargetkan proyek modernisasi Kilang Cilacap bisa selesai tahun 2021 atau satu tahun lebih cepat dari target sebelumnya pada tahun 2022. CEO Saudi Aramco menantang tim berkomitmen menyelesaikan proyek ini pada tahun 2021," ujar Dwi. Chief Executive Officer Saudi Aramco Amin Nasser menambahkan, kedua perusahaan segera menyelesaikan proses basic engineering design (BED). "Dan saat ini kami menuju proses front end engineering design (FEED)," ujar Nasser.
Agar bisa mencapai target penyelesaian proyek pada tahun 2021, kedua perusahaan sudah harus menyelesaikan bankable visibility study dan menyelesaikan basic engineering design. Dwi menargetkan ini bisa selesai pada akhir Februari 2017. Proses selanjutnya adalah FEED dan pembentukan perusahan gabungan. Proses FEED sendiri akan memakan waktu selama setahun. Selama mengerjakan FEED, kedua perusahaan juga akan mulai menyiapkan lahan yang akan digunakan untuk proyek modernisasi Kilang Cilacap. "Selama FEED juga dimulai persiapan lahan pada tahun 2017 untuk mengejar tahun 2021.
Groundbreaking persiapan lahan juga sudah harus dilakukan pada tahun 2017," terang Dwi. Rachmad Hardadi, Direktur Megaproyek Pengolahan & Petrokimia Pertamina, menambahkan, tahun 2017 juga sudah harus mempersiapkan analisis dampak lingkungan (Amdal) yang memakan waktu sekitar enam hingga delapan bulan. Kemudian pada tahun 2018 sudah harus menyelesaikan proses persiapan lahan untuk dilakukan konstruksi pada tahun 2019 hingga tahun 2021.
Jika nanti selesai dibangun, proyek modernisasi Cilacap yang menelan dana investasi sekitar US$ 5 miliar akan menghasilkan tambahan produksi berupa gasolin sebesar 80.000 barel per hari (bph), diesel sebesar 60.000 bph, avtur sebesar 40.000 bph dan produksi aromatik serta lubes oil dari hasil integrasi pabrik petrokimia.
IN ENGLISH
Pertamina Cooperate with Saudi Aramco
Finally PT Pertamina and Saudi Aramco signed an agreement forming a joint company or joint venture for modernization of the refinery, on Thursday (22/12). The signing is a continuation memorandum of understanding (MoU) signed in December 2015 and then. Pertamina President Director Dwi Soetjipto explained, the agreement means that the formation of this joint venture is no clarity about the formation of the combined company. Namely, the composition of Pertamina shares of 55% and Saudi Aramco 45%.
Through the signing of this also, Pertamina and Saudi Aramco targeting Cilacap refinery modernization project to be completed in 2021 or one year ahead of the previous target in 2022. CEO of Saudi Aramco challenged team is committed to complete this project in 2021, "said Dwi. Chief Executive Officer Saudi Aramco Amin Nasser added that the two companies soon complete the basic engineering design (BED). "And this time we headed to the front end engineering design (FEED)," said Nasser.
In order to achieve the target project completion in 2021, the two companies already have to complete the bankable visibility study and completed the basic engineering design. Dwi targeting can be completed by the end of February 2017. The next process is the FEED and the formation of the combined company. FEED process itself will take as long as a year. During the FEED work, the two companies will also start preparing the land to be used for Cilacap Refinery modernization project. "During the FEED also begun site preparation in 2017 to pursue in 2021.
Groundbreaking tillage also has to be done in 2017, "said Dwi. Rachmad Hardadi, Director megaproject Processing & Petrochemicals Pertamina, added in 2017 also have to prepare an environmental impact assessment (EIA), which takes about six to eight months. Then in 2018 should have completed the process of preparing the land for construction done in 2019 until 2021.
If you later completed, the modernization project Cilacap, which costs an investment of around US $ 5 billion will generate additional production in the form of gasoline amounted to 80,000 barrels per day (bpd), diesel by 60,000 bpd, aviation fuel of 40,000 bpd and the production of aromatics and lubes oil from the integration petrochemical plant.
Kontan, Page-14, Friday, Dec,23,2016
Kuli Google Adsense, Admob, Android Developer, ternak tuyul online
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment