google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina Harus Siapkan Langkah Strategis - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Thursday, December 8, 2016

Pertamina Harus Siapkan Langkah Strategis


    Pengamat energi UGM Fahmy Radhi mengatakan, sejumlah langkah perlu dilakukan untuk mewujudkan PT Pertamina sebagai perusahaan energi berkelas dunia. Salah satunya adalah aktif berekspansi ladang migas di luar negeri dengan tahap awal lapangan sudah berproduksi. Langkah kedua, lanjutnya, Pertamina harus ditunjuk menguasai aset melalui monetasi dengan tujuan menaikkan “international leverage”. Pertamina, menurut dia, mesti pula diberikan keistimewaan menguasai dan mengusahakan lahan migas di dalam negeri, Selain itu, meminimkan intervensi berlebihan dalam organisasi, penambahan direksi, juga dalam pengambilan keputusan ‘corporate actions’,” katanya.

    Fahmy menambahkan, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mesti memberikan keleluasaan kepada Pertamina memanfaatkan keuntungan yang diperolehnya. Pemerintah dan DPR tidak boleh menjadikan Pertamina sebagai ‘sapi perah’ dan penyetor dividen. Berikan keleluasaan Pertamina menggunakan dividen untuk ekspansi, terutama blok di luar negeri. Pertamina tengah menuju perusahaan energi kelas dunia dengan konsisten menjalankan kegiatan bisnis berdasarkan prinsip tata kelola yang baik. Laporan keuangan kuartal ketiga 2016 Pertamina menyebutkan perseroan meneken kesepakatan “head of agreement” (HoA) dengan Repsol untuk mengembangkan unit “treated distillate aromatic extract” (TDAE) di Kilang Cilacap, Jateng.

    Pabrik berkapasitas 60.000 ton Ton DAE per tahun dengan nilai investasi 80 juta dolar AS itu direncanakan mulai beroperasi 2019. Program efisiensi “breakthrough project” (BTP) kuartal III 2016 telah menghasilkan penghematan hingga USS 1,6 miliar. Sejumlah proyek prioritas Pertamina di hulu antara lain Matindok Gas Development Project, Jambaran-Tiung Biru Gas Field, dan Geothermal Lumut  Balai 1&2 serta Ulubelu 3&4. Pada bisnis midstream serta gas pipeline network, proyek prioritas seperti Muara Karang-Muara Tawar-Tegalgede (Jawa Barat), dan Gresik-Semarang (Jawa Timur dan Jawa Tengah).

    Di hilir, Pertamina fokus Proyek Langit Biru Cilacap dan Terminal BBM Pulau Sambu. Di luar negeri, PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) telah beroperasi di tiga negara yakni Aljazair, Irak, dan Malaysia dengan produksi 120.000 barel setara minyak per hari (BOEPD). Selanjutnya, pada 2025, produksi PIEP di luar negeri ditargetkan menjadi 600.000 BOEPD yang 420.000 barel per hari adalah minyak. Pada 2030, dari ladang migas di dalam dan luar negeri dapat diperoleh dua juta BOEPD. Untuk itu semua, sampai 2030, Pertamina menyiapkan anggaran US$ 146 miliar. Pertamina juga menjajaki kerja sama di Afrika Barat, Timur Tengah, Asia Barat, Rusia, dan Iran dengan incaran cadangan minyak minimal 50 juta barel dan produksi di atas 35.000 barel per hari.

IN ENGLISH

Pertamina Must Prepare Strategic Steps


    UGM energy analyst Fahmy Radhi said, a number of steps need to be taken to realize PT Pertamina as a world-class energy company. One is actively expanding overseas oil and gas fields in the early stages of the field already in production. The second step, he added, Pertamina should be appointed through monetasi control assets with the aim of raising the "international leverage". Pertamina, according to him, should also be given the privilege to master and exploit oil and gas fields in the country, in addition, to minimize excessive intervention in the organization, the addition of directors, also in decision-making 'corporate actions', "he said.

    Fahmy added, the government and the House of Representatives (DPR) should give flexibility to Pertamina utilize the benefits gained. Government and Parliament should not make Pertamina as a 'cash cow' and purveyor of dividends. Provide flexibility Pertamina use the dividends for expansion, especially overseas blocks. Pertamina towards a world-class energy company with a consistent run of business activities based on the principles of good governance. The financial statements of the third quarter of 2016, Pertamina said that the company signed an agreement "head of agreement" (HoA) with Repsol to develop the unit "treated distillate aromatic extract" (TDAE) refinery in Cilacap, Central Java.

    Plant with capacity of 60,000 tons DAE Tons per year with an investment of 80 million dollars is planned to start operating efficiency Program 2019 "breakthrough projects" (BTP) the third quarter of 2016 have resulted in savings of up to $ 1.6 billion. A number of priority projects Pertamina upstream among others Matindok Gas Development Project, Jambaran-Tiung Blue Gas Field, and Lumut Balai Geothermal 1 & 2 and 3 & 4 Ulubelu. In the midstream business and gas pipeline networks, the priority projects such as the Muara Karang-Muara Tawar-Tegalgede (West Java) and Semarang-Gresik (East Java and Central Java).

    In the downstream, the Blue Sky Project focus Pertamina Cilacap and Fuel Terminal Sambu Island. Overseas, PT Pertamina International Exploration and Production (PIEP) has been operating in three countries, namely Algeria, Iraq, and Malaysia with a production of 120,000 barrels of oil equivalent per day (BOEPD). Subsequently, in 2025, PIEP overseas production target to 600,000 BOEPD which 420,000 barrels per day is oil. In 2030, of oil and gas fields at home and abroad can be obtained two million BOEPD. For all that, until 2030, Pertamina is preparing a budget of US $ 146 billion. Pertamina is also exploring cooperation in West Africa, the Middle East, West Asia, Russia, and Iran to target oil reserves of at least 50 million barrels and production of over 35,000 barrels per day.

Investor Daily, Page-9,Wednesday, Dec,7,2016

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel