Pertamina Kejar Komitmen Saudi Aramco

    PT Pertamina akan bertemu dengan Saudi Aramco, raksasa minyak asal Arab Saudi, untuk membicarakan kelanjutan kerja sama revitalisasi kilang minyak. Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Rachmad Hardadi, mengatakan pertemuan pada 22 Desember itu akan membicarakan komitmen Aramco dalam proyek tersebut. “So far situasinya baik," kata dia. Pertamina sudah menagih janji Saudi Aramco untuk membentuk perusahaan patungan (joint venture) untuk proyek perbaikan kilang Cilacap, Jawa Tengan, sejak pertengahan tahun lalu.

    Namun Aramco tidak kunjung memberi kepastian mengenai komitmennya. Padahal perjanjian awal atau head of agreement proyek tersebut sudah diperpanjang hingga akhir Desember lantaran kedaluwarsa sejak November lalu. Rachmad memastikan Aramco tetap memegang 45 persen Saham dari perusahaan patungan untuk proyek tersebut. Pertamina juga tetap 55 persen. Pertamina menargetkan revitalisasi kilang Cilacap rampung pada 2022. Kapasitas kilang tersebut bakal meningkat dari 300 ribu barel per hari menjadi 370 ribu bph.

    Kualitas produk kilang juga ditingkatkan hingga 9 Nelson Complexity Index. Proyek yang masuk refinery development master plan Pertamina ini bakal memakan biaya sekitar US$ 5,5 Miliar. Sikap Aramco yang mengambang membuat target Pertamina melaksanakan basic engineering design kilang Cilacap molor. Akhirnya proses penyusunan dokumen teknis akhir (front end engineering design) belum tentu terlaksana pada 2017. Meski begitu, Rachmad optimistis revitalisasi Kilang Cilacap masih bisa, dilaksanakan tepat waktu. “Saudi Aramco memiliki kemauan, yang kuat. Pertamina juga.

    Pemerintah selalu memantau ini dari pekan ke pekan. Selain kilang Cilacap, Aramco memiliki dua komitmen revitalisasi kilang lainnya, yakni di Balongan, Jawa Barat, dan kilang Dumai, Riau. Rencana itu tertuang dalam perjanjian pendahuluan yang ditanda tangani bersama Pertamina pada Desember 2014 dan berakhir pada November 2016. Sampai saat ini Pertamina menunggu Aramco guna mengikat kesepakatan lanjutan dalam head of agreement. Rachmad berharap Aramco segera menunjukkan komitmen positif untuk melanjutkan kerja sama di kilang Balongan. Sebab, kilang ini bakal memproduksi naphtha yang menjadi bahan baku Premium.

    Saat ini pasokan naphtha kilang Balongan berasal dari Balikpapan. “Bulan depan harusnya dimulai. Investasinya juga sudah kami revisi menjadi US$ 2,7 miliar” katanya. Rachmad mengatakan pembangunan kilang bersama mitra membutuhkan waktu sekitar 4-5 tahun. Jika membangun sendiri, waktunya mencapai 6-7 tahun. Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan lambatnya keputusan Aramco terjadi lantaran keuangan mereka sedang menyusut.

    Dia bahkan menyebut perusahaan itu berniat menurunkan porsi sahamnya di proyek Cilacap dari 45 persen menjadi 30 persen. Luhut meminta Pertamina bersiap jika akhirnya Aramco mundur dari kongsi bisnis ini. Kami sedang mengejar komitmen mereka. Aramco agak lambat prosesnya. Kapasitas terpasang seluruh kilang Pertamina saat ini berjumlah 820 ribu barel per hari atau 81,78 persen dari kapasitas total sebesar 1,043 juta bph. Sedangkan kebutuhan minyak Indonesia tercatat sebesar 1,57 juta bph. Revitalisasi dua kilang, yakni Balikpapan dan Cilacap, sudah dimulai. Apabila proyek revitalisasi rampung, kapasitas keempat kilang akan naik dari 820 ribu bph menjadi 1.61 juta bph pada 2025.

IN ENGLISH

Pertamina Pursue Commitment Saudi Aramco

    PT Pertamina will meet with Saudi Aramco, Saudi Arabian oil giant, to discuss the continuation of cooperation revitalization of the oil refinery. Processing and Petrochemical megaproject Director of Pertamina, Rachmad Hardadi, said the meeting on December 22, it will discuss Aramco's commitment in the project. "So far the situation is good," he said. Pertamina already claim the promise Saudi Aramco to form a joint venture (JV) for the Cilacap refinery upgrading project, the Middle Java, since the middle of last year.

    But Aramco does not go to give certainty about the commitment. Whereas the initial agreement or the head of the project agreement has been extended until the end of December due to expire since last November. Rachmad ensure Aramco still holds 45 percent of shares of the joint venture for the project. Pertamina also keep 55 percent. Pertamina's Cilacap refinery revitalization targeting completion in 2022. The capacity of the refinery will increase from 300 thousand barrels per day to 370 thousand bpd.

    The quality of refined products also increased to 9 Nelson Complexity Index. Projects included Pertamina refinery's development master plan would cost about $ 5.5 billion. Aramco floating attitude makes the target set carry out basic engineering design Cilacap refinery delayed. Finally, the process of preparation of a technical document end (front end engineering design) is not necessarily implemented in 2017. Even so, Rachmad optimistic revitalization Cilacap refinery can still be, implemented on time. "Saudi Aramco has willpower, strong. Pertamina also.

    The government is always watching this from week to week. In addition to the Cilacap refinery, Aramco has two other refineries revitalization commitments, namely in Balongan, West Java, and refineries Dumai, Riau. The plan was contained in the preliminary agreement signed together with Pertamina in December 2014 and ended in November 2016. Until now, Pertamina wait Aramco continued to binding agreements in the head of agreement. Rachmad hope Aramco soon showed a positive commitment to continue working at the Balongan refinery. Therefore, the refinery will produce naphtha into raw materials Premium.

    Currently the supply of naphtha derived from Balikpapan Balongan refinery. "Next month should begin. The investment is also our revision to US $ 2.7 billion, "he said. Rachmat said the construction of the refinery with the partner takes about 4-5 years. If you build it yourself, time to reach 6-7 years. Earlier, Coordinating Minister maritime Luhut Binsar Pandjaitan said the latest decision of Aramco happen because their finances are shrinking.

    He even named the companies that intend to decrease the portion of its stake in Cilacap project from 45 percent to 30 percent. Luhut asked Pertamina ready should finally Aramco joint venture withdraw from this business. We are currently pursuing their commitments. Aramco rather slow process. The installed capacity throughout the oil refineries currently amounts to 820 thousand barrels per day, or 81.78 percent of the total capacity of 1.043 million bpd. While oil demand Indonesia stood at 1.57 million bpd. Revitalization of the two refineries, namely Balikpapan and Cilacap, has already begun. If the revitalization project is completed, the fourth refinery capacity will increase from 820 thousand bpd to 1.61 million bpd in 2025.

Koran Tempo, Page-13, Thursday, Dec,15,2016