google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina Siap Kuasai Ladang Minyak di Aljazair - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wednesday, December 14, 2016

Pertamina Siap Kuasai Ladang Minyak di Aljazair


    PT Pertamina akan terus meningkatkan bisnis hulu minyak dan gas di luar negeri. Rencananya, Pertamina ingin mengakuisisi sepenuhnya saham ladang minyak Menzel Lejmat North (MLN) di kawasan Gurun Sahara Provinsi Ourgla, Aljazair. Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, Pertamina berpeluang mengambil partisipasi saham hingga 100 persen. Saat ini, Pertamina memiliki saham 65 persen di blok MLN. Sisanya, sebesar 35 persen dimiliki perusahaan migas Spanyol, Repsol.

    Pertamina berpeluang masuk sebagai pengelola penuh blok MLN karena Repsol sedang mengalami kesulitan keuangan. “Kami sedang negosiasi di lapangan. Keuangan Repsol sedang rugi, sehingga mau dijual sahamnya,” kata Ahmad. Ahmad menegaskan, Pertamina memiliki modal yang cukup untuk mewujudkan peningkatan ekspansi bisnis tersebut. Sehingga Pertamina sangat memungkinkan mengakuisisi saham Repsol dan menjadi penguasa penuh di blok MLN. Kami punya dananya.

    Nanti, kalau sudah habis, kami akan terbitkan obligasi, ujar Ahmad. Selain sedang memprotes akuisisi blok migas di Aljazair, Pertamina pada tahun ini secara resmi memiliki 24,53 persen saham Maurel & Prom yang merupakan perusahaan energi asal Prancis. Dikatakan Ahmad, Pertamina berkomitmen mencari ladang migas di luar negeri untuk meningkatkan produksi. Dengan ekspansi, Pertamina berhasil meningkatkan produksi migas menjadi 650 MBOEDP per Oktober 2016. “Lebih tinggi 11,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu,” tutur Ahmad.

    Ladang migas MLN terletak di tengah Gurun Sahara, 800 km dari Kota Alger, 200 km dari perbatasan dengan Libya. Terdapat 10 sumur produksi dan 10 sumur injeksi pada lapangan migas tersebut. Minyak dialirkan melalui pipa sepanjang 38 kilometer ke fasilitas penyimpanan. Pertamina memiliki keistimewaan dalam mengelola lapangan tersebut karena memiliki peran sebagai operator, setelah mengambil alih dari Conoco Phillips pada 2014. Artinya, Pertamina menjadi pemimpin MLN.

    Ini pertama kalinya dalam kegiatan hulu Pertamina di luar negeri. Pertamina menyerahkan pengelolaan blok MLN kepada Pertamina Algeria EP di bawah naungan PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP). Pertamina berhasil meningkatkan produksi minyak dari 15 ribu barel per hari menjadi 18 ribu barel per hari di blok migas tersebut. Menteri BUMN Rini Soemarno sangat mendukung rencana peningkatan bisnis Pertamina di Aljazair. Menurut Rini, Pertamina harus berekspansi mencari sumur migas baru.

    Meski begitu, Pertamina juga tetap harus berinovasi dan memperbarui ladang migas yang sudah ada. “Saya menekankan Pertamina harus lebih inovatif melihat potensi teknologi baru,” ujar Rini. Rini menambahkan, Pertamina harus terus mengembangkan bisnisnya. Tujuannya agar perusahaan pelat merah itu mampu meningkatkan ketahanan dan ketersediaan energi di Tanah Air. “Pertamina perlu terus mengembangkan usahanya. Kita dulu net eksporter, sekarang kita net importir. Kita harus meningkatkan ketersediaan energi ,” katanya.

    Ahmad Bambang menjelaskan, Pertamina menyiapkan lima strategi menjaga eksistensi dan kinerja. Lima strategi itu berupa pengembangan sektor hulu, efisiensi di semua lini, meningkatkan kapasitas pengilangan dan petrokimia, mengembangkan infrastruktur dan marketing, serta memperkuat struktur keuangan. Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Setyorini Tri Hutami, mengatakan, pemerintah terus mempermudah iklim investasi di sektor migas.

    Caranya, mempermudah peraturan investasi, baik di hulu maupun hilir. “Prosedur investasi lebih cepat dan mudah dari yang sebelumnya lebih dari 100 tahap, saat ini dalam proses penyederhanaan menjadi enam tahap saja,” ujar Setyorini. Direktur Gratifikasi Komisi Pemberantasan Kompsi Giri Supriapdono menjelaskan, keikutsertaan lembaganya dalam mengawasi tata kelola perusahaan yang baik pada industri minyak dan gas dari awal sampai akhir, terutama dalam sistem monitoring dan pengawasan kebijakan yang rawan terhadap korupsi. “Dari 2008 sampai saat ini, KPK berhasil menyelamatkan Rp 197 triliun dari potensi korupsi di sektor ESDM dan Migas.

IN ENGLISH

Pertamina Ready  to hold  Oil Fields in Algeria


    PT Pertamina will continue to improve the upstream oil and gas abroad. The plan, Pertamina wants to fully acquire shares of oilfield Menzel Lejmat North (MLN) in the Province Ourgla Sahara Desert, Algeria. Deputy CEO Ahmad Bambang said, Pertamina opportunity to take stock of up to 100 percent participation. Currently, Pertamina has a 65 percent stake in the block MLN. The remaining 35 percent is owned by Spanish oil company, Repsol.

    Pertamina likely to enter as a full block MLN manager for Repsol are experiencing financial difficulties. "We are negotiating on the field. Financial Repsol was a loss, so willing to sell their shares, "said Ahmad. Ahmad asserted, Pertamina has enough capital to realize increased business expansion. Pertamina so that it is possible to acquire Repsol shares and become the ruler of a full block MLN. We have the funds.

    Later, when it runs out, we will issue bonds, said Ahmad. In addition to protesting the acquisition of oil and gas block in Algeria, Pertamina this year officially has a 24.53 percent stake in Maurel & Prom is a French energy company. It said Ahmad, Pertamina is committed to searching for oil and gas fields abroad to increase production. With the expansion, Pertamina managed to increase oil production to 650 MBOEDP as of October 2016. "Higher 11.3 percent compared to same period last year," said Ahmad.

    MLN oil and gas fields located in the middle of the Sahara Desert, 800 km from the city of Alger, 200 km from the border with Libya. There are 10 production wells and 10 injection wells in the oil and gas fields. Oil flows through the pipeline 38 kilometers to the storage facility. Pertamina has a privilege to manage the field because it has a role as an operator, after taking over from Conoco Phillips in 2014. That is, Pertamina become leaders MLN.

    For the first time, Pertamina's upstream activities abroad. Pertamina handed block management MLN to Pertamina EP Algeria under the auspices of the International PT Pertamina Exploration and Production (PIEP). Pertamina managed to increase oil production of 15 thousand barrels per day to 18 thousand barrels per day in oil and gas block. SOE Minister Rini Soemarno strongly supports business improvement plan Pertamina in Algeria. According to Rini, Pertamina must expand search for new oil and gas wells.

    However, Pertamina also continue to innovate and update the existing oil and gas fields. "I emphasize Pertamina to be more innovative look at the potential of new technologies," said Rini. Rini added that Pertamina should continue to develop its business. The goal is that the SOE was able to increase the resilience and availability of energy in the country. "Pertamina needs to continue to develop its business. We used to be a net exporter, we are now net importers. We must increase the availability of energy, "he said.

    Ahmad Bambang explained, Pertamina is preparing a five strategies to maintain the existence and performance. Five of the strategy is the development of the upstream sector, the efficiency on all fronts, increasing the refining and petrochemical capacity, develop infrastructure and marketing, as well as strengthen its financial structure. Director of the Downstream Oil and Gas, Ministry of Energy and Mineral Resources, Setyorini Tri Hutami, said the government continues to simplify the investment climate in the oil and gas sector.

    How, simplify investment regulations, both upstream and downstream. "The procedure of investment faster and easier than before over 100 stages, is currently in the process of simplification into six stages," said Setyorini. Director Gratuities Eradication Commission Kompsi Supriapdono Giri explained, the institution's participation in overseeing good corporate governance in the oil and gas industry from start to finish, especially in the system of monitoring and surveillance policies that are prone to corruption. "From 2008 until today, the Commission managed to save Rp 197 trillion of potential corruption in the sectors of Energy and Mineral Resources and Oil and Gas.

Republika, Page-13, Wednesday, Dec,14,2016

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel