google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina Tambah Impor LPG Iran 500 Ribu Ton - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Tuesday, December 20, 2016

Pertamina Tambah Impor LPG Iran 500 Ribu Ton


    PT Pertamina telah meneken kontrak dengan National Iranian Oil Company (NIOC) untuk tambahan impor gas minyak cair/LPG sebesar 500 ribu metrik ton pada tahun depan. Selain LPG, Pertamina juga mengimpor minyak mentah sebanyak 1 juta barel. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, perusahaan sebenarnya telah mengimpor LPG dari Iran pada tahun ini. Impor ini dilanjutkan pada tahun depan untuk volume sebesar 500 ribu metrik ton atau setara dengan 12 kargo. Awal Januari nanti mulai pengiriman. Tetapi kan sudah mulai beberapa (kargo) spot di tahun ini,” kata dia.

    Impor LPG ini merupakan hasil kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Iran pada awal 2016 yang ditindak lanjuti penandatangan pokok perjanjian (head of agreement/HoA) oleh Pertamina dan NIOC. Dalam HOA tersebut disepakati jual beli LPG Pertamina dengan NIOC untuk tahun 2016 dan 2017 dengan total volume 600 ribu metrik ton. Pada 2016, Pertamina telah mengimpor sekitar 80 ribu metrik ton. Tak hanya LPG, Dwi menuturkan, pihaknya juga telah sepakat mengimpor minyak mentah dari Iran. Kesepakatan ini tinggal diformalkan dalam bentuk kontrak.

    Rencananya, Pertamina akan mengimpor sebesar 1 juta barel terlebih dahulu untuk diuji coba di Kilang Cilacap, Jawa Tengah. “Untuk diuji coba untuk lihat hasil yield-nya. Ini bisa dinegosiasikan untuk (kontrak) jangka panjang,” tambah dia. Uji coba akan dilakukan pada kuartal pertama 2017. Pertamina juga sedang mencoba impor gas minyak cair (liquefied natural gas/LNG) dari Iran. Pasalnya, harga gas di Iran terhitung cukup rendah. Apalagi, selama ini Iran belum pernah mengekspor LNG. “Sekarang belum bisa, nanti kalau sudah ada fasilitasnya barangkali bisa ekspor,” tutur Dwi.

    Impor gas dan minyak diperlukan mengingat kebutuhan dalam negeri terus meningkat setiap tahunnya. Untuk minyak mentah dan LPG, Indonesia memang harus terpaksa impor lantaran produksi dalam negeri tidak dapat menutup kebutuhan. Untuk gas alam, Indonesia diperkirakan butuh impor mulai 2019-2020 nanti. Tak hanya kerja sama hilir, Dwi menegaskan, Pertamina juga berminat masuk ke blok migas di Iran. Sejak Agustus lalu, perusahaan migas pelat merah ini telah melakukan evaluasi pada dua blok, yakni Ab-Teymour dan Mansouri (Bangestan - Asmari).

    Pertamina bertekad menjadi operator blok migas di Iran. “Ini disambut baik Presiden Iran supaya segera disampaikan proposal (rencana pengembangan blok migas). Paling lambat Februari 2017 akan kami serahkan,” ujarnya. Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menambahkan, pihaknya sebenarnya menginginkan ada kesepakatan yang ditanda tangani pada kunjungan ke Iran pekan lalu. Namun, lantaran kajian untuk proposal belum selesai, Pertamina sepakat menunda adanya penandatangan kesepakatan sampai proposal diserahkan pada Februari nanti.

    Yang mereka minta adalah Pertamina harus bisa menunjukkan kemampuan teknis dan (skema) finansialnya menarik,” kata dia. Setelah proposal diserahkan pada Februari nanti, NIOC disebutnya akan mengevaluasi apakah tawaran Pertamina cukup bagus bagi mereka. Pasalnya, perusahaan migas yang berminat masuk di dua lapangan tersebut bukan hanya Pertamina saja. Walaupun, Iran lah yang awalnya menawarkan kedua blok ini kepada Pertamina.

    Di Iran sendiri, lanjutnya, Pertamina berminat menjadi operator walaupun tidak memegang hak partisipasi 100%. “Jadi bentuknya kerja sama, tidak purely PSC seperti di sini. Kemungkinan service contract tetapi kita bisa dapat entitlement (minyak) ,” kata Alam. Menurut Alam, Blok Ab-Teymour dan Mansouri memiliki cadangan hingga 3 miliar barel dan produksi ratusan ribu barel per hari. Pertamina menyambut tawaran Iran untuk masuk blok ini lantaran keduanya masuk dalam daftar blok yang ingin diakuisisi, yakni telah menghasilkan minyak. Pertamina menargetkan, jika NIOC sepakat, kontrak pengerjaan blok migas itu dapat ditanda tangani pada 2017.

IN ENGLISH

Add Pertamina LPG Import Iran 500 Thousand Tons


    PT Pertamina has signed a contract with the National Iranian Oil Company (NIOC) for additional imports of liquefied petroleum gas / LPG amounted to 500 thousand metric tons in the next year. Besides LPG, Pertamina also imports crude oil by 1 million barrels. Pertamina President Director Dwi Soetjipto said, the company actually has to import LPG from Iran this year. These imports continued on next year's volume of 500 thousand metric tons, equivalent to 12 cargoes. Beginning January starts shipping. But it's already started some (cargo) spot this year, "he said.

    LPG imports is the result of an agreement between the Government of Indonesia and Iran in early 2016 followed up the principal signatories of the agreement (head of agreement / HoA) by Pertamina and NIOC. In the HOA selling LPG Pertamina agreed with NIOC for the years 2016 and 2017 with a total volume of 600 thousand metric tons. In 2016, Pertamina has imported about 80 thousand metric tons. Not only LPG, Dwi said, it also has agreed to import crude oil from Iran. This agreement was formalized in the form of a contract to stay.

    The plan, Pertamina will import 1 million barrels in advance to be tested in Cilacap, Central Java. "To be tested to see results it yields. This can be negotiated for (contract) long term, "he added. The trial will be conducted in the first quarter of 2017. Pertamina also trying to import liquefied petroleum gas (liquefied natural gas / LNG) from Iran. Because the price of gas in Iran comparatively quite low. Moreover, so far Iran has not been exporting LNG. "Now you can not, when you get there trimmings may be able to export," said Dwi.

    Imports of gas and oil is required in view of the domestic demand continues to increase every year. For crude oil and LPG, Indonesia had to be forced to import because domestic production can not cover the needs. For natural gas, Indonesia is estimated to import started later 2019-2020. Not only cooperation downstream, Dwi asserted, Pertamina is also interested in joining to the oil and gas block in Iran. Since last August, oil and gas company red plate has conducted an evaluation of the two blocks, namely the Ab-Teymour and Mansouri (Bangestan - Asmari).

    Pertamina is committed to becoming operator of oil and gas blocks in Iran. "It welcomed the President of Iran to immediately submitted a proposal (plan of development of oil and gas blocks). No later than February 2017 we will proceed, "he said. Pertamina Upstream Director Syamsu Alam added, it actually wants there is a deal which was signed on a visit to Iran last week. However, because the study for the proposal has not been completed, Pertamina agreed to delay their signatories to the accord until the proposal submitted in February.

    All they ask is Pertamina must be able to demonstrate technical proficiency and (scheme) financial interest, "he said. After the proposal submitted in February, NIOC calls will evaluate whether the bid Pertamina good enough for them. Because oil and gas company that is interested in joining the two field not only Pertamina only. Although, Iran was the one who originally offered the two blocks to Pertamina.

    In Iran itself, he added, Pertamina is interested in becoming an operator though it holds 100% participating interest. "This would be essentially the same work, not purely PSC as here. Possible service contract but we could be entitlement (oil), "Alam said. According to Alam, Block Ab-Teymour and Mansouri has reserves of up to 3 billion barrels and production of hundreds of thousands of barrels per day. Pertamina welcomed Iran's offer to sign this block because both are included in the list of blocks that want to be acquired, which has produced oil. Pertamina targets, if NIOC agreed, contract processing oil and gas blocks that can be signed in 2017.

Investor Daily, Page-9, Tuesday, Dec,20,2016

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel