google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 SKK Migas Minta Masyarakat Jangan Bilang ‘Pokoknya’ - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Complete Graphic Design Course™

Saturday, December 24, 2016

SKK Migas Minta Masyarakat Jangan Bilang ‘Pokoknya’


    Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Ali Masyhar, berharap agar permasalah kompensasi warga Desa Rahayu, Kec Soko, Tuban, akibat dampak gas buang (Flare) Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB-PPEJ) bisa diselesaikan tahun ini dan tidak sampai sulit sampai tahun depan. "Masih ada sembilan hari lagi, jadi harus segera diselesaikan dan dicarikan solusi terbaik. Jangan sampai tahun 2017 masalahnya belum selesai, nanti jadi malah tidak jelas,” kata Ali Masyhar

    SKK Migas akan berupaya mencarikan jalan keluar kompensasi dampak flare selama 12 bulan yang belum dibayar pihak JOB- PPEJ. Namun pihaknya meminta agar masyarakat bisa mengerti tentang regulasi yang dikeluarkan SKK Migas Pusat sehingga kedua belah pihak bisa menyelesaikan permasalan dengan baik, "Jadi masyarakat  jangan tidak mau tau, jangan ‘pokoknya’, kami juga akan membantu mencarikan solusi, tapi kedua belah pihak harus saling mengerti,” harap Ali Masyhar.

    Menurutnya, maunya masyarakat dengan acuan sejak 2009 yang mana pada saat itu puncak tertinggi produksi minyak yang mencapai 45 ribu barel per hari, dengan 'total gas yang dihasilkan JOB PPEJ mencapai 20 MMSCFD. Namun saat ini, tingkat produksi minyak JOB PPEJ hanya 10 ribu barel per hari, dan produksi gas tinggal 3 MMSCFD. "Gas buang flare JOB PPEJ saat ini sudah di bawah ambang batas.

    Hal ini berdasarkan hasil kajian tim dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya,”tuturnya. Sementara itu, Field Admin Superintendent (FAS) JOB PPEJ, Akbar Pradima, menyatakan, selama ini pihaknya sudah berjuang untuk warga Rahayu sampai ke humas pusat dan menteri ESDM dengan didampingi Komisi A, Komisi B, Komisi C DPRD Tuban, namun hasil finalnya hanya mendapat tali asih selama dua bulan.

IN ENGLISH

SKK Migas Asks People do not say 'Anyway'


    Chief Representative of SKK Migas Jabanusa, Ali Masyhar, hoping that problems compensate residents Rahayu Village, District Soko, Tuban, due to the impact of exhaust gas (Flare) Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB-PPEJ) could be completed this year and not to difficult to next year. "There are still nine days away, so it must be resolved, and the best solution. Do not until 2017 the problem is not yet completed, will be even unclear," said Ali Masyhar

    SKK Migas will find a way out compensation flare effect for 12 months unpaid JOB- PPEJ parties. However, it requested that the public can understand about the regulations issued by SKK Migas Centre so that both sides can resolve the problem lies with the good, "so people do not want to know, do not 'Anyway', we will help find a solution, but both sides must mutually understand, "Ali Masyhar hope.

    According to him, the public wants to benchmark since 2009 at which time the highest peak oil production reached 45 thousand barrels per day, with a 'total gas produced JOB PPEJ reached 20 MMSCFD. But this time, the level of oil production JOB PPEJ only 10 thousand barrels per day and gas production stayed 3 MMSCFD. "The exhaust gas flare JOB PPEJ is now below the threshold.

    It is based on the team's assessment of the Institute of Technology (ITS) Surabaya, "he said. Meanwhile, Field Admin Superintendent (FAS) JOB PPEJ, Akbar Pradima, states, so far it has been struggling to citizens Rahayu to the public relations center and Energy Minister was accompanied by Committee A, B Commission, Parliament Commission C Tuban, but the final results just got gratia for two months.

Bhirawa, Page-6, Friday, Dec,23,2016

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel