Saturday, December 24, 2016
Tren Migas Riau Positif
Kinerja sektor minyak bumi di Riau terus menunjukkan peningkatan selama lima tahun terakhir meskipun harga minyak bumi sempat anjlok ke level terendah. Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan kinerja sektor migas Riau menunjukkan tren positif hingga tahun ini meski harga gas sempat jatuh ke level terendahnya. Sejumlah perusahaan, paparnya, juga belum mengeksplorasi dengan memaksimalkan sumur-sumur yang ada.
Berdasarkan data Pemprov Riau, dominasi sektor migas terhadap perekonomian daerah sesuai dengan produk domestik regional bruto (PDRB) daerah itu tercatat mencapai 28,26% pada 2015. Pencapaian itu meningkat dari posisi tahun-tahun sebelumnya, yaitu dari 24,73% pada 2011, kemudian 25,46% pada 2012, meningkat 26,57% pada 2013, dan 27,53% pada 2014. Tahun ini, diprediksi akan menyentuh 29% meski pemerintah belum merilisnya secara resmi.
Riau merupakan daerah sentra minyak bumi dan gas dengan persentase 40% dari produksi migas nasional. Riau memiliki delapan blok migas dengan beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama dari beberapa perusahaan luar negeri dan dalam negeri, seperti PT Chevron Pacific Indonesia, PT Pertamina, PT Energi Mega Persada dan perusahaan daerah seperti PT Bumi Siak Pusako dan PT Sarana Pembangunan Riau Langgak.
Pemprov Riau mencatat total produksi migas di Riau mencapai 133 juta barel per tahun. Andi Rachman mengatakan perusahaan migas di Riau harus memacu pencapaian produksi untuk mengejar target lifting yang ditetapkan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Target lifting migas nasional meningkat 825.000 barrel per hari untuk tahun depan, meningkat dari tahun ini yang hanya 825.000 barel per hari Riau yang masih bergantung dengan minyak bumi tersebut harus mampu mengurangi ketergantungannya pada sektor tersebut.
Hal ini karena harga minyak masih fluktuatif dan masih bergantung pada pasar internasional. Riau harus mampu mengurangi ketergantungannya dengan sektor migas agar perekonomian membaik," kata Joko, Ekonom Universitas Islam Negeri Sultan Syatif Kasim II Riau. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, pemerintah bisa membangun industri hilir minyak bumi dengan memanfaatkan lahan kawasan industri. Riau saat ini mengembangkan kawasan tiga kawasan industri, kawasan industri Tanjung Buton, Kawasan Industri Dumai dan Kawasan Industri Kuala Enok. “Industri hilir, seperti pembangunan refinery oil tersebut bertujuan agar harga minyak tidak lagi bergantung pada permintaan luar negeri,” kata Joko.
IN ENGLISH
Positive Trends in Oil and Gas Riau
Performance of the petroleum sector in Riau continues to show improvement over the last five years even though the price of oil tumbled to its lowest level. Riau Governor Arsyadjuliandi Rachman said the performance of the oil and gas sector Riau showed a positive trend so far this year despite gas prices had fallen to its lowest level. A number of companies, he said, also has not been explored by maximizing existing wells.
Based on data from the Riau provincial government, the dominance of oil and gas sector to the regional economy in accordance with the regional gross domestic product (GDP) of the region reached 28.26% in 2015. The achievement was increased from the position of previous years, ie from 24.73% in 2011, then 25.46% in 2012, an increase of 26.57% in 2013 and 27.53% in 2014. this year, predicted to reach 29% even though the government has yet to officially release it.
Riau is the central areas of oil and gas with a percentage of 40% of the national oil and gas production. Riau has eight oil and gas blocks with multiple Sharing Contractor of several companies overseas and domestic, such as PT Chevron Pacific Indonesia, PT Pertamina, PT Energi Mega Persada and regional companies such as PT Bumi Siak Pusako and PT Sarana Pembangunan Riau Langgak.
Riau provincial government noted in Riau total oil and gas production reached 133 million barrels per year. Andi Rachman said the oil and gas company in Riau should foster the achievement of lifting production to achieve the target set by the Special Unit of Upstream Oil and Gas. National oil lifting target increased by 825,000 barrels per day for the next year, up from this year only 825,000 barrels per day of Riau are still dependent on petroleum should be able to reduce its dependence on the sector.
This is because oil prices are still fluctuating and dependent on the international market. Riau should be able to reduce dependence on oil and gas sector so that the economy is improving, "said Joko, an economist at the State Islamic University of Sultan Syatif Kasim II Riau. To reduce this dependence, the government can build downstream industries of petroleum by making use of industrial land, Riau is currently developing the region three industrial areas, industrial areas Tanjung Buton industrial area industrial area Dumai and Kuala Enok. "downstream industries, such as construction of oil refinery is intended that oil prices are no longer dependent on foreign demand," said Joko.
Bisnis Indonesia, Page-8,Thursday, Dec,22,2016
Kuli Google Adsense, Admob, Android Developer, ternak tuyul online
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment