google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Wika Garap Proyek Penyiapan Lahan dan Pembangunan Jetty Senilai Rp 552 M - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Friday, December 2, 2016

Wika Garap Proyek Penyiapan Lahan dan Pembangunan Jetty Senilai Rp 552 M


    PT Pertamina menetapkan PT Wijaya Karya (Wika) sebagai kontraktor yang menggarap persiapan lokasi proyek dan pembangunan jetty senilai Rp 552 miliar untuk proyek refinery development master plan (RDMP) Kilang Balikpapan. Proyek ini merupakan langkah awal sebelum kilang dapat dibangun pada pertengahan 2017. Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, proyek persiapan lokasi ini merupakan langkah awal dimulainya megaproyek Kilang Balikpapan.

    Wika diberi waktu satu tahun untuk merampungkan persiapan sekaligus membangun jetty. Proyek yang harus dikerjakan Wika ini mencakup penyiapan lahan area pembangunan kilang seluas 75 hektar, pembangunan jetty dengan kapasitas 6.500 Dead Weight Tonnage (DWT) untuk keperluas bongkar muat, dan pembangunan prasarana jalan, gedung, serta peralatan kepelabuhan. Direktur Operasi II Wika Bambang Pramujo menuturkan, dari sisi nilai, proyek yang digarapnya memang hanya membutuhkan dana Rp 552 miliar.

    Namun, proyek ini disadarinya penti bagi kelanjutan Proyek RDMP Kilang Balikpapan. Karenanya, Wika berkomitmen akan menggarap proyek tepat waktu dan sesuai anggaran. Kalau kami gagal menyelesaikan tepat waktu, menyebabkan kesulitan bagi Pertamina. Kami berkomitmen menyelesaikannya tepat waktu," ujar dia. Hardadi mengatakan, RDMP Kilang Balikpapan ditargetkan selesai pengerjaannya pada akhir 2019 dan siap beroperasi pada September 2019.

    Pertamina kini tengah menggarap desain dasar (basic engineering design/BED) proyek kilang senilai US$ 5,3 miliar ini. Paralel dengan ini, perseroan juga mengerjakan desain rinci (front end engineering design/ FEED). Selanjutnya, EPC (engineering, procurement, and construction/rekayasa, pengadaan, dan konstruksi) kilang akan dimulai pada Juli 2019,” jelasnya. Pasca proyek rampung, kapasitas Kilang Balikpapan naik dari 260 ribu barel per hari (bph) menjadi 360 ribu bph. Senior Vice President Business Development Pertamina Iriawan Yulianto menambahkan, BED ditargetkan selesai pada akhir Desember atau awal januari ini.

    Selanjutnya, FEED diperkirakan bakal rampung pada Juni 2017. Setelah itu, Pertamina bakal mengumumkan pemenang EPC pada Juli 2017. Lelang EPC ini dimulai dengan prakualifikasi pada pekan depan. Jadi Setelah FEED selesai dan mendapat persetujuan FID (final investment decision/ FID), pemenang lelang bisa langsung di-award,” paparnya. Sementara itu untuk pendanaan proyek, tutur Hardadi, perseroan tengah mencari pinjaman (project financing). Saat ini, dipimpin oleh Direktur Keuangan Arif Budiman, perseroan sedang mengumumkan ke pasar untuk mencari mitra pendanaan ini.

    Sementara untuk proyek RDMP tiga kilang lainnya, yakni Kilang Cilacap, Balongan, dan Dumai, Pertamina masih menunggu jawaban Saudi Aramco selaku mitra. Menurut Hardadi, head of agreement (HOA) dengan Saudi Aramco seharusnya berakhir pada 26 November lalu dan Saudi Aramco harus sudah memberikan jawaban. Namun, lantaran belum juga ada kesepakatan untuk satu klausul, HoA tersebut diperpanjang sampai 31 Desember.

    Batas waktu sampai 31 Desember ini disebutnya hanya untuk kelanjutannya kerja sama RDMP Kilang Cilacap. Sementara terkait klausul RDMP Kilang Balongan dan Dumai dikeluarkan dari HoA lantaran pemerintah ingin ada percepatan pembangunan kilang. Sementara untuk RDMP Kilang Balongan dan Dumai akan dilihat. Proyek RDMP Kilang Cilacap ditargetkan selesai pada 2022. Sementara Kilang Balongan dan Dumai pada 2023. Untuk mengejar target penyelesaian Kilang Balongan dan Dumai, kata Hardadi, kedua proyek harus mulai bergulir pada 2017.

    Proyek yang paling membutuhkan percepatan yakni Kilang Balongan. “Kilang Dumai sudah ada tangki open access 600 ribu barel, feed kilang kan lewat tanker. Melihat itu, Dumai sudah cukup bagus track nya, yang perlu di speed up adalah Balongan. Nilai investasi ketiga proyek ini masing-masing US$ 4,5 miliar untuk Kilang Cilacap, US$ 4,2-4,3 miliar untuk Kilang Dumai, dan US$ 2,7 miliar untuk Kilang Balongan. Setelah RDMP selesai, kapasitas ketiga kilang akan naik masing-masing menjadi 370 ribu bph dari 340 ribu bph untuk Kilang Cilacap, 300 ribu bph dari 175 ribu bph untuk Kilang Dumai, serta 280 ribu bph dari 125 ribu bph untuk Kilang Balongan.

IN ENGLISH

Wika Working on Project Preparation and Development of Land Jetty Worth USD 552 M

    PT Pertamina sets PT Wijaya Karya (Wika) as contractors working on site preparation and construction of jetty project worth Rp 552 billion for the refinery project development master plan (RDMP) Balikpapan refinery. This project is the first step before the refinery can be built by mid 2017. Director of Processing and Petrochemical Pertamina megaproject Hardadi Rachmat said, the project site preparation is the first step commencement Balikpapan refinery megaproject.

    Wika given one year to complete the preparation as well as build the jetty. The project should be done Wika include land preparation plant construction area covering 75 hectares, the construction of the jetty with a capacity of 6,500 Dead Weight Tonnage (DWT) for keperluas unloading, and the construction of roads, buildings, and equipment harbor. Director of Operations II Wika Pramujo Bambang said that, in terms of value, projects she's working really only needs Rp 552 billion.

    However, the project was realized penti for the continuation of the Project RDMP Balikpapan refinery. Therefore, Wika committed to work on the project on time and within budget. If we fail to finish on time, causing difficulties for Pertamina. We are committed to complete it on time, "he said. Hardadi said RDMP Balikpapan refinery process is targeted to be completed by the end of 2019 and ready for operation in September 2019.

    Pertamina is currently working on the basic design (basic engineering design / BED) refinery project worth US $ 5.3 billion of this. Parallel to this, the company is also working on the detailed design (front end engineering design / FEED). Furthermore, the EPC (engineering, procurement, and construction / engineering, procurement, and construction) refinery will begin in July 2019, "he explained. Post-project completion, Balikpapan refinery capacity increased from 260 thousand barrels per day (bpd) to 360 thousand bpd. Senior Vice President of Business Development Pertamina Iriawan Yulianto added, BED is targeted for completion in late December or early January of this.

    Furthermore, FEED is expected to be completed in June 2017. After that, Pertamina will announce the winners in July 2017. EPC EPC Auction begins with the pre-qualification in the next week. So Once FEED is completed and approved by the FID (final investment decision / FID), winner of the auction can be directly in-award, "he said. Meanwhile for project finance, said Hardadi, the company is looking for a loan (project financing). At present, led by Finance Director Arif Budiman, the company is announcing to the market to seek this funding partners.

    Meanwhile, projects RDMP three other refineries, namely Cilacap, Balongan, and Dumai, Pertamina is still waiting for answers to Saudi Aramco as a partner. According Hardadi, head of agreement (HOA) with Saudi Aramco is supposed to end on 26 November and Saudi Aramco should have provided an answer. However, because there has not been agreement on the clauses, the HoA extended until 31 December.

    The deadline until December 31 is called only for the continuation of cooperation RDMP Cilacap. While the clause related RDMP Balongan and Dumai Refinery removed from HoA because the government wants to accelerating the construction of the refinery. As for RDMP Balongan and Dumai refinery will be seen. RDMP Cilacap refinery project is targeted for completion in 2022. While Balongan refinery and Dumai in 2023. To achieve the target completion Balongan refinery and Dumai, said Hardadi, both projects should start rolling in 2017.

    Most projects require accelerated the Balongan refinery. "Dumai refinery was already a tank open access to 600 thousand barrels, the refinery feed via tanker. Seeing that, Dumai is pretty good track of his, who needs to speed up is Balongan. The investment value of these three projects each with US $ 4.5 billion for the Cilacap refinery, US $ 4.2-4.3 billion for Dumai Refinery and US $ 2.7 billion for Balongan refinery. After RDMP finished, a third refinery capacity will rise respectively to 370 thousand barrels per day from 340 thousand bpd to Cilacap, 300 thousand barrels per day from 175 thousand bpd to Dumai refinery, as well as 280 thousand barrels per day from 125 thousand bpd for Balongan refinery.

Investor Daily, Page-9, Friday, Dec,2,2016

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel