google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Doubtful Reached Agreement Next Week - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Complete Graphic Design Course™

Saturday, January 7, 2017

Doubtful Reached Agreement Next Week

Development Masela

Agreement on development projects Abadi field, Masela doubt can be reached during a meeting between Japanese Prime Minister Shinzo Abe and President Joko Widodo next week.

Because, Inpex Corporation as the operator of oil and gas blocks in Southwest Maluku district admitted that he is still negotiating with the Government of Indonesia with regard to a number of problems. Still negotiating with the Government of Indonesia Abadi field associated with the project. These negotiations include location, capacity liquefied natural gas onshore and contract extension for the results, "said CEO Inpex Corporation Toshiaki Kitamura in Tokyo, as quoted by Bloomberg, Friday (6/1). Shinzo Abe is scheduled to meet with President Joko Widodo in Bogor on Sunday (15/1) to discuss a number of agreements. in addition Masela, will also be discussed Patimban Ports and Railway projects Medium Jakarta-Surabaya.

After the plenary Cabinet meeting at the Bogor Palace on Wednesday (4/1), the Coordinating Minister for maritime Luhut Binsar Pandjaitan disclose the results of the meeting an agreement in Japan where the replacement of missing agreed contract period of seven years.

In the energy sector agreed on a deal Masela that the meeting in Japan, for seven years [the replacement of the lost contract period], "he said. In addition, the production capacity of liquefied natural gas onshore / OLNG proposed of 9.5 metric tons per year / MTPA judged to be 7.5 MTPA pipe coupled with the capacity of 474 MMSCFD.

With the deal, the value of the investment for the Masela block is estimated to a maximum of US $ 16 billion In fact, Luhut estimate the value of that investment can be less than the initial assumption. The most high of US $ 16 billion. Maybe it could be less than $ 16 Meanwhile, for the derivatives industry, the institute set up so that the petrochemical industry and fertilizer industry in that location is expected to attract investment of around US $ 9 billion. Thus, the Masela block project and upstream to downstream in the derivatives industry will attract an investment of US $ 25 billion.

With the deal, he projected pre FEED this year and will be completed in 2017 until 2018. Hopefully, a final investment decision / FID can be completed by 2019 at the latest so that the commercial operation can be carried out in 2022. Meanwhile, Inpex Masela Limited as operator proposed that production capacity rose to 9.51 mtpa and operating life to 30 years, assuming the addition of 20-year contract period and the replacement of the contract lost because it is used to conduct a study refinery floating liquefied natural gas (floating liquefied natural gas / FLNG) for 10 years.

INVESTMENT RETURNS

Earlier, Deputy Minister of Energy and Mineral Resources Arcandra Tahar said the current oil price conditions, the ratio of return on investment / project IRR could touch about 12%. With an IRR of 12%, he said, the project is still running as economies of scale by assuming a production capacity exceeding 7.5 million tons per year and an operating life of more than 20 years.

He admits, it is indeed below the proposed operator IRR of 15%. Deputy Minister asked that operators sent a letter to the government. From the letter, the government will eventually respond in the form of points of agreement on the fiscal proposals submitted.

According to him, from the technical aspect, the addition of possible production and production plus despite operating life after the contract expires 2028. Production could still survive until the next 27 years. Even so, Arcandra not call any more detail aspects that support the replacement of the lost contract period of seven years. Considerations are techniques that we think they are entitled to reimbursement.

IN INDONESIAN
Pengembangan Masela

Kesepakatan Diragukan Tercapai Pekan Depan

Kesepakatan soal proyek pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela diragukan bisa dicapai saat pertemuan antara Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Joko Widodo pada pekan depan.

Pasalnya, Inpex Corporation selaku operator blok migas di Kabupaten Maluku Barat Daya tersebut mengaku hingga kini masih melakukan negosiasi dengan Pemerintah Indonesia terkait dengan sejumlah persoalan. Masih melakukan negosiasi dengan Pemerintah Indonesia terkait dengan proyek Lapangan Abadi. Negosiasi tersebut termasuk lokasi, kapasitas kilang gas alam cair darat dan perpanjangan kontrak bagi hasil," kata CEO Inpex Corporation Toshiaki Kitamura di Tokyo, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (6/ 1). Shinzo Abe dijadwalkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada Minggu (15/1) untuk membahas sejumlah kesepakatan. Selain Blok Masela, juga akan dibahas Pelabuhan Patimban dan proyek Kereta Medium Jakarta-Surabaya.

Seusai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Bogor, Rabu (4/1), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan hasil kesepakatan pertemuan di Jepang di mana penggantian masa kontrak yang hilang disepakati selama tujuh tahun.

Di bidang energi sudah disepakati mengenai Blok Masela yaitu kesepakatan hasil pertemuan di Jepang, selama tujuh tahun [penggantian masa kontrak yang hilang],” katanya. Selain itu, kapasitas produksi kilang gas alam cair darat/OLNG yang diusulkan sebesar 9,5 metrik ton per tahun/MTPA diputuskan menjadi sebesar 7,5 MTPA ditambah dengan kapasitas pipa sebesar 474 MMscfd.

Dengan kesepakatan itu, nilai investasi untuk Blok Masela diperkirakan maksimum sebesar US$ 16 miliar Bahkan, Luhut memperkirakan nilai investasi itu bisa kurang dari asumsi awal. Paling tinggi US$ 16 miliar. Mungkin bisa kurang dari US$ 16   Sementara itu, untuk industri turunan, pihaknya menyiapkan agar industri petrokimia dan industri pupuk di lokasi itu diperkirakan akan menarik investasi sekitar US$ 9 miliar. Dengan demikian, proyek blok Masela dan hulu hingga hilir pada industri turunan akan menarik investasi sebanyak US$ 25 miliar.

Dengan adanya kesepakatan itu, dia memproyeksikan pre FEED pada tahun ini dan akan diselesaikan pada 2017 hingga 2018. Harapannya, keputusan akhir investasi/FID bisa dituntaskan pada 2019 sehingga operasi komersial paling lambat bisa dilakukan pada 2022. Adapun, Inpex Masela Limited sebagai operator mengusulkan agar kapasitas produksi naik menjadi 9,51 mtpa dan masa operasi menjadi 30 tahun dengan asumsi penambahan masa kontrak 20 tahun dan penggantian masa kontrak yang hilang karena digunakan untuk melakukan kajian kilang terapung gas alam cair (floating liquefied natural gas/FLNG) selama 10 tahun.

PENGEMBALIAN INVESTASI 

Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan dengan kondisi harga minyak saat ini, rasio pengembalian investasi/IRR proyek bisa menyentuh sekitar 12%. Dengan IRR 12% , katanya, proyek masih berjalan sesuai skala ekonomi dengan asumsi kapasitas produksi melebihi 7,5 juta ton per tahun dan masa operasi lebih dari 20 tahun.

Dia mengakui, hal tersebut memang di bawah usulan IRR operator yakni 15%. Wakil Menteri ESDM itu meminta agar operator mengirim surat kepada pemerintah. Dari surat tersebut, nantinya pemerintah akan merespon berupa poin kesepakatan terkait dengan usulan fiskal yang diajukan.

Menurutnya, dari aspek teknis, penambahan produksi dimungkinkan dan produksi ditambah kendati masa operasi setelah masa kontrak berakhir 2028. Produksi masih bisa bertahan hingga 27 tahun berikutnya. Meski begitu, Arcandra tidak menyebut lebih detail aspek mana saja yang mendukung penggantian masa kontrak yang hilang selama tujuh tahun. Pertimbangan secara teknik yang menurut kami, mereka berhak mendapat penggantian.

Bisnis Indonesia, Page-9, Saturday, Jan, 7, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel