Domestic gas network built by the government in Batam, Riau Islands province, the official operation began on Thursday (12/1). The network can reach up to 4,000 household customers. Operation of the network premiere was revisited Director General of Oil and Gas Ministry of Energy and Mineral Resources IGN Wiratmadja. During 2016, the government builds connections to 89,000 household customers.
The government disbursed Rp 1.18 trillion to build the network. Besides in Batam, funds are also used to build a network of household gas in Tarakan (North Borneo), Balikpapan (East Kalimantan), Surabaya (East Java), Cilegon (Banten), and Prabumulih (South Sumatra).
The network was to distribute 21,000 connections in Tarakan, 3.849 connections in Balikpapan, Surabaya (24,000), Cilegon (4,066), and Prabumulih (32.250 connection). The project was carried out in stages during 2016. Now, some already completed and started operating as in Batam. Batam utilize gas resources in gas supply from PT PGN Tbk Batam addition, the government also tasked to deliver gas distributor PT PGN households in Surabaya and Tarakan.
PGN was allocated 1.2 million standard cubic feet per day (MMSCFD) to be distributed to cities. PGN obtained gas from Pertamina-Talisman Jambi Merang in Jambi, Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore in the Java Sea, Manhattan Kalimantan Investment Pte Ltd. PT Pertamina EP and PT Medco E & P Indonesia
The task of channeling household gas in Balikpapan and Prabumulih submitted to a subsidiary of Pertamina, namely Pertamina Gas Commerce (Pertagas). Pertagas receive gas supply from a field near the city distribution. The allocation of gas to the cities will continue to be adjusted to actual usage. The allocation by the Ministry of Energy and the SKK Migas. As for the price is set 4.72 dollars per million metric British thermal unit (MMBTU).
The price applicable in the field of drilling. In the component gas prices will put more components of distribution costs. Special allocation of domestic gas, there is no minimum purchase restriction as is often applied to the gas sales agreement (GSA) industry. In PJBG industry, the seller and buyer agree on a minimum usage amount that must be paid to the buyer even though the user is not the minimal amount.
Not all
Director pegembangan PGN infrastructure and technology, Dilo Widagdo Seno said that not all 4,000 household connections flowing gas. Streaming is done in stages because not all connections are ready for use. Causes include installation at the customer's home network installed unfinished household gas in Batam built with government funds has reached 16 housing. The length of distribution pipes to reach homes 55 kilometers. In addition to networks built with government funds, we built with its own funds. Last year, 8158 PGN build connections throughout Indonesia.
PGN connections made in North Sumatra, Riau, Banten, West Java, Jakarta and East Java. Nationally, PGN distribute natural gas to 120,000 households that State-owned enterprises also distributes natural gas to 1,929 small businesses, malls, hotels, hospitals, restaurants, restaurants, and 1,630 large-scale industry and power plants. Natural gas pipeline owned and operated PGN along more than 7,200 kilometers, or about 78 percent of national downstream natural gas pipeline, said Dilo.
Head of Sales PT PGN Area Batam Hidayat Amin said, the average utilization reached 60 BBTU in Batam. Network in Batam also has covered the entire area of commercial, industrial, and major settlements. The price of gas in Batam is very competitive. The problem in Batam are not many users
IN INDONESIAN
Jaringan Gas Mulai Beroperasi
Jaringan gas rumah tangga yang dibangun pemerintah di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, resmi beroperasi mulai Kamis (12/1). Jaringan itu bisa menjangkau hingga 4.000 pelanggan rumah tangga. Pengoperasian perdana jaringan itu ditinjau Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral IGN Wiratmadja. Selama 2016, pemerintah membangun Sambungan untuk 89.000 pelanggan rumah tangga.Pemerintah mengucurkan Rp 1,18 triliun untuk membangun jaringan itu. Selain di Batam, dana juga dipakai untuk membangun jaringan gas rumah tangga di Tarakan (Kalimantan Utara), Balikpapan (Kalimantan Timur), Surabaya (Jawa Timur), Cilegon (Banten), dan Prabumulih (Sumatera Selatan).
Jaringan itu untuk menyalurkan 21,000 sambungan di Tarakan, 3,849 sambungan di Balikpapan, Surabaya (24,000), Cilegon (4,066), dan Prabumulih (32,250 sambungan). Proyek itu dikerjakan secara bertahap selama 2016. Kini, sebagian sudah selesai dan mulai dioperasikan seperti di Batam. Sumber gas di Batam memanfaatkan pasokan gas dari PT PGN Tbk Selain di Batam, pemerintah juga menugasi PT PGN menyalurkan gas rumah tangga di Surabaya dan Tarakan.
PGN mendapat alokasi 1,2 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk disalurkan ke kota-kota. Gas didapat PGN dari Pertamina-Talisman Jambi Merang di Jambi, Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore di Laut Jawa, Manhattan Kalimantan Investment Pte Ltd. PT Pertamina EP dan PT MEdco E&P Indonesia
Tugas menyalurkan gas rumah tangga di Balikpapan dan Prabumulih diserahkan ke anak usaha Pertamina, yakni Pertamina Gas Niaga (Pertagas). Pertagas mendapat pasokan gas dari lapangan di dekat kota penyaluran. Alokasi gas untuk kota-kota itu akan terus disesuaikan dengan realisasi pemakaian. Pengalokasian dilakukan Kementerian ESDM dan SKK Migas. Sementara untuk harganya ditetapkan 4,72 dollar AS per juta metrik british thermal unit (MMBTU).
Harga itu berlaku di lapangan pengeboran. Dalam komponen harga gas akan dimasukkan lagi komponen biaya distribusi. Khusus alokasi gas rumah tangga, tidak ada batasan pembelian minimum seperti yang kerap diberlakukan pada perjanjian jual beli gas (PJBG) industri. Dalam PJBG industri, penjual dan pembeli menyepakati jumlah pemakaian minimal yang wajib dibayar pembeli meskipun pemakaian tidak sampai jumlah minimal itu.
Belum semua
Direktur Pegembangan infrastruktur dan teknologi PGN, Dilo Seno Widagdo menuturkan belum seluruh 4.000 sambungan rumah tangga dialiri gas. Pengaliran dilakukan secara bertahap karena belum semua sambungan siap dipakai. Penyebabnya antara lain instalasi di rumah pelanggan belum selesai dipasang Jaringan gas rumah tangga di Batam yang dibangun dengan dana pemerintah sudah menjangkau 16 perumahan. Panjang pipa distribusi untuk menjangkau rumah-rumah 55 kilometer. Selain jaringan yang dibangun dengan dana pemerintah, kami membangun dengan dana sendiri. Tahun lalu, PGN membangun 8.158 sambungan di seluruh Indonesia.
Sambungan yang dibuat PGN tersebar di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur. Secara nasional, PGN menyalurkan gas bumi ke 120.000 rumah tangga Badan usaha milik negara itu juga mendistribusikan gas alam ke 1.929 usaha kecil, mal, hotel, rumah sakit, restoran, rumah makan, dan 1,630 industri berskala besar dan pembangkit listrik. Pipa gas bumi yang dimiliki dan dioperasikan PGN saat ini sepanjang lebih dari 7,200 kilometer atau sekitar 78 persen pipa gas bumi hilir nasional, kata Dilo.
Kepala Penjualan PT PGN Area Batam Amin Hidayat menuturkan, saat ini penggunaan rata-rata di Batam mencapai 60 BBTU. Jaringan di Batam juga sudah menjangkau seluruh kawasan komersial, industri, dan permukiman utama. Harga gas di Batam amat kompetitif. Masalahnya di Batam adalah penggunanya tidak banyak
Kompas, Page-21, Friday, Jan, 13 , 2016
No comments:
Post a Comment