google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Importers Must Have Facilities Reqasifikasi - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Thursday, January 26, 2017

Importers Must Have Facilities Reqasifikasi



LNG SUPPLY FROM ABROAD

The government will set the terms imposition of import of liquefied natural gas or liquefied natural gas / LNG to meet the needs of surrounding gas and electricity industries.

Director General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) IGN Wiratmaja Puja said, until now there has not been a regulation governing the import of liquefied natural gas (LNG). To meet the needs of industrial gas and electricity sectors, the Ministry of Energy to prepare a regulation and its application requirements. He explained that the price of imported LNG should be cheaper than the domestic supply when it reached the hands of consumers. In addition, enterprises are allowed to import should contribute to build gas infrastructure such as regasification facilities (floating storage regasification unit / FSRU) that currently there are only three units namely FSRU Arun, Lampung FSRU and FSRU north Jakarta.

It was like Japan, South Korea, and China. Contributions importer of LNG in the infrastructure development will increase national energy security for imported gas is stored and counted as state reserves. LNG was needed storage [storage tank], need regasification. We again discussed the fact that to obtain import licenses should have a facility.

The government is encouraging the private sector to build the lislrik near gas wells as well as mine-mouth power plant mainly marginal gas field. Director General of Oil and Gas Development Program Budiantono said several gas fields such as Nunukan Block and Block Simenggaris can not be developed because of its location far from markets and small volume. In addition, he was named one of the gas field in Prabumulih, South Sumatra has not maximum utilization when near these locations there are 4,000 heads of families who have not been electricity in his house.

the economic price

For the development of the field needs to be recalculated its economic and determine the price for the gas produced can be absorbed. The selling price of gas ranging from 8% to 11.5% of the price of crude oil Indonesia (Indonesian crude price / ICP). "For gas pipelines 11.8% of ICP."

Until 2025, the estimated gas needs of the company reached 3,000 billion British thermal units per day (BBTUD). Based Electricity Supply Business Plan (RUPTL), additional gas-based power plants from 2016 to 2025 as many as 23 186 megawatts (MW), which consists of a gas power plant (power plant) and the 4,271 MW power plant gas and steam (power plant) 18 915 MW

Earlier, Chairman of the Association of Industrial Rubber Gloves Achmad Safiun rate, LNG import options just an escape. Because the gas supply in the country is still insufficient to meet the needs of the industry.

Based on data from the Ministry of Energy, LNG are yet to find a buyer (contract) in 2017 as many as 63 cargoes, up to 60 cargoes in 2018. In fact, LNG has not contracted in 2024 reached 90 101 freight and cargo in 2025 in line with increasing domestic demand while the supply of Abadi field, Masela not been inserted and supply from Tangguh has decreased.

IN INDONESIAN

Importir Wajib Punya Fasilitas Reqasifikasi

PASOKAN LNG DARI LUAR NEGERI


 Pemerintah akan menetapkan syarat pemberlakuan impor gas alam cair atau liquefied natural gas/LNG untuk memenuhi kebutuhan gas sekitar ketenagalistrikan dan industri.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja mengatakan, hingga saat ini belum terdapat beleid yang mengatur pelaksanaan impor gas alam cair (LNG). Untuk memenuhi kebutuhan gas sektor kelistrikan dan industri, Kementerian ESDM menyiapkan beleid beserta syarat penerapannya. Dia menjelaskan, harga LNG impor harus lebih murah dibandingkan dengan pasokan domestik ketika sampai di tangan konsumen. Selain itu, badan usaha yang diperkenankan untuk melakukan impor harus berkontribusi untuk membangun infrastruktur gas seperti fasilitas regasifikasi (floating storage regasification unit/ FSRU) yang saat ini hanya terdapat tiga unit yaitu FSRU Arun, FSRU Lampung dan FSRU sebelah utara Jakarta.

Hal itu seperti yang dilakukan Jepang, Korea Selatan, dan China. Kontribusi importir LNG dalam pembangunan infrastruktur bakal meningkatkan ketahanan energi nasional karena gas yang diimpor disimpan dan dihitung sebagai cadangan negara. LNG itu butuh storage [tangki penyimpanan], butuh regasifikasi. Kita lagi membahas sebenarnya yang mendapat izin impor harus punya facility. 

Pemerintah mendorong swasta untuk membangun pembangkit lislrik dekat dengan sumur gas seperti halnya PLTU mulut tambang terutama lapangan gas marginal.  Direktur Pembinaan Program Ditjen Migas Budiantono mengatakan, beberapa lapangan gas seperti Blok Nunukan dan Blok Simenggaris belum bisa dikembangkan karena lokasinya yang jauh dari pasar dan volumenya kecil. Selain itu, dia pun menyebut salah satu lapangan gas di Prabumulih, Sumatra Selatan belum maksimum pemanfaatannya padahal di dekat lokasi tersebut terdapat 4.000 kepala keluarga yang belum teraliri listrik di rumahnya.

HARGA KEEKONOMIAN

Untuk mengembangkan lapangan tersebut perlu dihitung kembali keekonomiannya dan menentukan harga agar gas yang dihasilkan bisa terserap. Harga jual gas berkisar antara 8% hingga 11,5%  dari harga minyak mentah Indonesia (Indonesian crude price/ICP). “Untuk gas pipa 11,8% dari ICP.”

Hingga 2025, perkiraan kebutuhan gas perseroan mencapai 3.000 miliar British thermal unit per hari (BBTUD). Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), tambahan pembangkit listrik berbasis gas dari 2016-2025 sebanyak 23.186 megawatt (MW) yang terdiri dari pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) 4.271 MW dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) 18.915 MW 

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Industri Sarung Tangan Karet Achmad Safiun menilai, opsi impor LNG hanya pelarian. Pasalnya, suplai gas dalam negeri masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan industri.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, LNG yang belum mendapatkan pembeli (kontrak) pada 2017 sebanyak 63 kargo, naik menjadi 60 kargo pada 2018. Bahkan, LNG yang belum terkontrak pada 2024 mencapai 90 kargo dan 101 kargo pada 2025 seiring dengan meningkatnya kebutuhan domestik ketika pasokan dari Lapangan Abadi, Blok Masela belum dimasukkan dan pasokan dari Kilang Tangguh telah mengalami penurunan. 

Bisnis Indonesia, Page-30, Thursday, Jan, 26, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel