google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Incentives Masela Wait Feasibility Study - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Monday, January 30, 2017

Incentives Masela Wait Feasibility Study


Pertamina has agreed to come join in the project

     Providing incentives from the government to Inpex Corporation, contractor Masela, still waiting for a feasibility study. This makes the continued development of the field of the block has not been done. Production capacity to one of the points incentive. Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Ignatius Jonan said the contractor has agreed deals from government incentives. However, the issue of additional production capacity is through the study. "Whether in the six-month study was whether there really is an interest wake downstream industry there," said Jonan.

     He said that the number of desired production capacity either by the government or contractor relatively no different. Contractors want to be able to increase production capacity of 9.5 million tonnes per annum (mtpa) of liquefied natural gas (LNG) and 150 million standard cubic feet per day (MMSCFD) of gas pipelines. Meanwhile, the government offered an additional provision of 7.5 mtpa LNG production and 474 MMSCFD gas pipeline that is intended for. However, the focus is the availability of pipeline gas absorption allocated. "Others have already agreed to be on the finalization soon in the form of contracts and created a development plan (Plant of Development / POD)," he said.

     Previously, the government proposed a six-point Masela refinery project linked incentives this. First, an increase in the production capacity of the Masela block. Other incentives that has been agreed is a moratorium on contract for seven years because of Inpex had to change the scheme development of refineries in the sea into land. Then, recovering operating costs during the study to build a refinery in the sea through the cost recovery scheme after the audit process.

     Meanwhile, Deputy Minister Arcandra Tahar reluctant to talk much more related to the meeting on Thursday (26/1) with Inpex in the Maritime Coordinating Office. Inpex spokesman, Usman Slamet, explained that the meeting today follow-up meeting of the Indonesian Government and the Government of Japan at the Bogor Palace some time ago. Usman said, need time and detailed discussions to be immediately realize the project in this eternal wells. Usman said the company and the Government of Indonesia will agree to carry out this project by working together with Pertamina as the operator of the refinery.

     President Director of PT Pertamina Persero Dwi Sucipto said, Pertamina has agreed to come join in the well project immortal However, until now Pertamina is still waiting for an agreement between the Indonesian government and Inpex. Dwi said the investment value of the refinery Masela remains to be recalculated. He said there was a change in the value of investments that later it became a reference percentage of Pertamina could take part in the eternal project.

IN INDONESIAN

Insentif Masela Tunggu Studi Kelayakan 

Pertamina sudah sepakat untuk ikut gabung dalam proyek

Pemberian insentif dari pemerintah ke inpex Corporation, kontraktor Blok Masela, masih menunggu Studi kelayakan. Hal tersebut membuat kelanjutan pengembangan lapangan blok tersebut belum juga dilakukan. Kapasitas produksi menjadi salah satu poin insentif. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, kontraktor sudah menyetujui penawaran pemberian insentif dari pemerintah. Namun, soal penambahan kapasitas produksi masih melalui kajian. “Apakah dalam studi enam bulan itu apakah betul ada yang minat bangun industri hilir di sana,” kata Jonan.

Ia menuturkan, jumlah kapasitas produksi yang dikehendaki baik oleh pemerintah maupun kontraktor relatif tidak berbeda. Kontraktor menghendaki untuk bisa meningkatkan kapasitas produksi sebesar 9,5 juta ton per tahun (mtpa) gas alam cair (LNG) dan 150 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) gas pipa. Sementara, pemerintah menawarkan pemberian tambahan produksi sebesar 7,5 mtpa LNG dan 474 mmscfd yang diperuntukan untuk gas pipa. Namun, fokusnya adalah ketersediaan penyerapan gas pipa yang dialokasikan. “Lainnya sudah disepakati akan di finalisasi segera dalam bentuk kontrak dan dibuat rencana pengembangan (Plant of Development/ POD),” ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah mengajukan enam poin insentif terkait proyek kilang Masela ini. Pertama, peningkatan kapasitas produksi Blok Masela. Insentif lainnya yang sudah disepakati adalah moratorium kontrak selama tujuh tahun lantaran Inpex harus mengubah skema pengembangan dari kilang pengolahan di laut menjadi di darat. Lalu, penggantian biaya operasi selama studi pembangunan kilang di laut melalui skema cost recovery setelah proses audit.

Sementara itu, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar enggan berbicara lebih banyak terkait pertemuannya hari Kamis (26/ 1) dengan Inpex di Kantor Menko Maritim. Juru Bicara Inpex, Usman Slamet, menjelaskan, pertemuannya hari ini
menindaklanjuti pertemuan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang di Istana Bogor beberapa waktu lalu. Usman mengatakan, perlu waktu dan pembahasan yang perinci untuk bisa segera merealisasikan proyek di sumur abadi ini. Usman mengatakan, pihaknya dan Pemerintah Indonesia tetap akan sepakat untuk menjalankan proyek ini dengan bekerja sama
dengan Pertamina sebagai operator kilang.

Direktur Utama PT Pertamina Persero Dwi Sucipto mengatakan, Pertamina sudah sepakat untuk ikut gabung dalam proyek sumur abadi   Namun, hingga kini Pertamina masih menanti kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Inpex. Dwi mengatakan, nilai investasi kilang Masela masih harus dihitung ulang. Ia mengatakan, ada perubahan pada nilai investasi yang nantinya hal tersebut menjadi acuan berapa persen Pertamina bisa ikut andil dalam proyek abadi itu.

Republika, Page-13, Friday, Jan, 27, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel