google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Lifting Target Exceeded - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Complete Graphic Design Course™

Friday, January 6, 2017

Lifting Target Exceeded



A joint operating body PT Bumi Siak Pusaka (BSP) Pertamina Hulu as a cooperation contract in the region of Block Coastal Plain, Pekanbaru, Riau, achieve oil production is ready to sell an average of 12 885 barrels per day Throughout 2016.

The production exceeded the annual target of 12 343 barrels per day set by the Special Unit of Upstream Oil and Gas [SKK Migas]. Total crude oil production reached 4,715,677 barrels CPP block during 2016, "said Novi Sugianto, Senior Operations Manager Joint Operating Entity (BOB) BSP PT Pertamina Hulu.

However, year on year total crude oil production in the working area is decreasing. Average production last year reached 14,025 barrels per day, although in that period, BOB BSP Pertamina Hulu exceeded the target SKK 13 170 barrels of oil per day. Novi said it was responding to the decline in world crude oil prices are down nearly 70% by arranging step is considered effective.

BOB cut operating costs, selective in implementing the work program, a reduction in benefit-benefit to employees without layoffs and reduction of production targets. According to him, the world oil prices will remain low this year.

Efficiency

BOB BSP Pertamina Hulu will continue to improve efficiency in order to survive and reach the targets set by SKK Migas for this year. "We still do efficiency in order to survive BOB generate revenue for the state and shareholders and could still contribute by helping stakeholders work program," he said. BOB also continue coordinating with parties other stakeholders so that the performance also continued to improve.

Company and state-owned enterprises Siak also noted a number of achievements in the past year, including occupational safety awards Patra Nirbhaya Principal Work of the Minister of Energy and Mineral Resources. Earlier, oil SKK raise the target amount of oil production ready for sale (lifting) of the national 2017 to 825,000 barrels per day from 822 000 barrels per day.

This became One major program to encourage the Government of Riau Province 8 PSC on its territory so that the target can be realized. Riau Governor Arsyadjuliandi Rachman asked for the petroleum companies in Riau to be proactive and communicative the Provincial Government to lifting the target was achieved. Oil and gas sector is one of the leading sectors in the province.

Arsyadjuliandi said that this achievement is not easy. To boost production, companies often find obstacles such as environmental impact analysis problems or problems of land disputes. In addition, the exploration of new wells also require consultation and permission from the central government.

To overcome that obstacle, the company should be able to establish good cooperation to local governments and the central government. Should the company is proactive and communicative, "said Andi. Based on data from the Riau provincial government contribution of oil and gas sector to the Gross Regional Domestic Product (GDP) continued to increase over the last five years.

Oil sector GDP in 2011 reached 24.73%, continued to increase in 2012 reached 25.46%, in 2013 reached 26.57%, in 2014 reached 27.5% and in 2015 reached 28.26%. This year, predicted to reach 29% even though the government has yet to officially release it.

IN INDONESIAN

Target Lifting Terlampaui

Badan operasi bersama PT Bumi Siak Pusaka (BSP) Pertamina Hulu selaku kontraktor kontrak kerja sama di wilayah kerja Blok Coastal Plain, Pekanbaru, Riau, mencapai produksi minyak bumi siap jual rata-rata 12.885 barel per hari Sepanjang 2016.

Produksi tersebut melampaui target tahunan 12.343 barel per hari yang ditetapkan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi [SKK Migas]. Total produksi minyak bumi Blok CPP mencapai 4.715.677 barel selama 2016," kata Novi Sugianto, Senior Operation Manager Badan Operasi Bersama (BOB) PT BSP Pertamina Hulu.

Namun, secara year on year total produksi minyak bumi di wilayah kerja tersebut menurun. Rata-rata produksi pada tahun lalu mencapai 14.025 barel per hari, meski pada periode itu, BOB BSP Pertamina Hulu berhasil melampaui target SKK migas 13.170 barel per hari. Novi mengatakan, pihaknya sedang menyikapi turunnya harga minyak mentah dunia yang turun hampir mencapai 70% dengan menyusun langkah yang dinilai efektif.

BOB memangkas biaya operasi, selektif dalam menjalankan program kerja, pengurangan benefit-benefit terhadap karyawan tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja dan pengurangan target produksi. Menurutnya, harga minyak dunia masih akan rendah pada tahun ini.

Efisiensi

BOB BSP Pertamina Hulu akan tetap melakukan efisiensi agar bisa bertahan dan mencapai target yang ditetapkan oleh SKK Migas untuk tahun ini. “Kami masih melakukan efisiensi agar BOB bisa bertahan menghasilkan revenue bagi negara dan pemegang saham serta masih bisa berkontribusi dengan membantu program kerja para stakeholder," katanya. BOB juga terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak pemangku kepentingan lainnya agar kinerja juga terus membaik.

Perusahaan BUMD Kabupaten Siak dan BUMN tersebut juga mencatatkan sejumlah prestasi di tahun lalu, di antaranya penghargaan keselamatan kerja Patra Nirbhaya Karya Utama dari Menteri Energi Sumber Daya Mineral. Sebelumnya, SKK Migas menaikkan jumlah target produksi minyak bumi siap jual (lifting) nasional 2017 menjadi 825.000 barel per hari dari 822.000 barel per hari.

Hal ini menjadi Salah satu program utama Pemerintah Provinsi Riau untuk mendorong 8 KKKS di wilayahnya agar target tersebut bisa terealisasi. Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman meminta perusahaan minyak bumi di Riau untuk proaktif dan komunikatif kepada Pemerintah Provinsi agar target lifting tersebut berhasil dicapai. Sektor migas merupakan salah satu sektor unggulan provinsi tersebut.

Arsyadjuliandi mengatakan pencapaian ini bukanlah hal yang mudah. Untuk menggenjot produksi, perusahaan kerap menemukan kendala seperti masalah analisis dampak lingkungan ataupun permasalahan sengketa lahan. Selain itu, eksplorasi sumur baru juga memerlukan konsultasi dan perizinan dari pemerintah pusat.

Untuk mengatasi kendala itu, perusahaan harus mampu menjalin kerja sama yang baik kepada pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Hendaknya, perusahaan bersifat proaktif dan komunikatif,” kata Andi. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Riau kontribusi sektor industri migas terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir.

PDRB sektor migas pada tahun 2011 tercatat 24,73%, terus meningkat pada tahun 2012 mencapai 25.46% , tahun 2013 mencapai 26,57% , tahun 2014 mencapai 27,5% dan tahun 2015 mencapai 28,26%. Tahun ini, diprediksi akan menyentuh 29 % meski pemerintah belum merilisnya secara resmi.

Bisnis Indonesia, Page-9, Friday, Jan, 6, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel