Japanese Prime Minister's Visit
The government has not completed negotiations with Inpex Masela Ltd. related to the development Abadi Field, Masela despite President Joko Widodo has met with Prime Minister Shinzo Abe. The Indonesian government and Inpex have not gotten an agreement on the development of offshore oil and gas blocks located in Arafuru Sea, Maluku.
There are three things that are required by Inpex is the addition of operating time, the capacity of the LNG plant, and the construction site of the refinery as a consequence of changes in offshore plant into an LNG plant onshore. Inpex asked for an additional period of 10 years, the capacity of the refinery and 7.5 million tons per annum (mtpa) to 9.5 mtpa and gas pipe 150 MMSCFD, and the location of an LNG plant in the Tanimbar Islands.
Inpex request to customize the project in order to meet the economic value of the investment rate of return (IRR) of 15%. After attending the Indonesia-Japan bilateral meeting, Minister Ignatius Jonan said that the government reimburse the lost contract period for the development Abadi field for seven years. It was decided in accordance with the directives of the President Joko Widodo.
Jonan said it is not approved, the president said, he decided additional time for transferred offshore [floating LNG] to onshore [onshore LNG plant] production process in part that, so given the additional
seven years.
Meanwhile, in relation to the capacity of the LNG plant onshore, Jonan mention should be decided after reviewing pre-defining the project or pre-FEED, however, he called capacity of 7.5 mtpa LNG plant and gas pipelines as well as a large selection of 474 MMSCFD of 9.5 mtpa and gas pipelines 150 MMSCFD is the same when accumulated. The decision on the capacity of the LNG plant onshore that will be set after having pre FEED.
It depends on the study. We're going feasibility studies, pre-FEED it in six months they should know what to choice of 7.5 mtpa and 9.5 mtpa of 474 MMSCFD or plus 150 MMSCFD, "he said. Senior Manager of Communications & Relations Inpex Indonesia Usman Slamet said it was still talking with the government related to the continuation Masela project development.
He hoped that talks with the government to produce the best decision I could have made the project with gas reserves of 10.7 trillion cubic feet (tcf) could be developed before finally begin a study defining the project. While we continue to talk with the government, we hope that there is the best decision to proceed with the project Abadi field.
IN INDONESIAN
Negosiasi Masela Belum Tuntas
Pemerintah belum menuntaskan negosiasi dengan Inpex Masela Ltd. terkait dengan pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela kendati Presiden Joko Widodo telah bertemu dengan Perdana Menteri Shinzo Abe. Pemerintah Indonesia dan Inpex belum mendapatkan sebuah kesepakatan soal pengembangan blok migas lepas pantai yang terletak di Laut Arafuru, Maluku.
Ada tiga hal yang diminta oleh Inpex yaitu penambahan waktu operasi, kapasitas kilang LNG, dan lokasi pembangunan kilang sebagai konsekuensi perubahan kilang terapung menjadi kilang LNG darat. Inpex meminta tambahan waktu 10 tahun, kapasitas kilang dan 7,5 juta ton per tahun (mtpa) menjadi 9,5 mtpa dan gas pipa 150 MMscfd, dan lokasi kilang LNG di Kepulauan Tanimbar.
Permintaan Inpex tersebut untuk menyesuaikan proyek agar memenuhi skala keekonomian dengan tingkat pengembalian investasi (IRR) 15%. Seusai menghadiri pertemuan bilateral Indonesia-Jepang, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, pemerintah memberikan penggantian masa kontrak yang hilang atas pengembangan Lapangan Abadi selama tujuh tahun. Hal itu diputuskan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
Jonan mengatakan bukan disetujui, presiden bilang, dia memutuskan tambahan waktu karena di pindah dari offshore [kilang LNG terapung] ke onshore [kilang LNG darat] proses produksi sebagian itu, makanya dikasih tambahan
waktu tujuh tahun.
Sementara itu, terkait dengan kapasitas kilang LNG darat, Jonan menyebut harus diputuskan setelah melakukan kajian pra pendefinisian proyek atau pre- FEED, Namun, dia menyebut kapasitas kilang LNG 7,5 mtpa dan gas pipa 474 MMscfd serta pilihan 9,5 mtpa dan gas pipa 150 MMscfd sebenarnya sama saja bila diakumulasikan. Keputusan soal kapasitas kilang LNG darat itu akan ditetapkan usai melakukan pre FEED.
Itu tergantung studi. Kita kan mau feasibility studies, pre-FEED itu dalam enam bulan ini mestinya tahu mau pilihannya 7,5 mtpa dan 474 MMscfd atau 9,5 mtpa plus 150 MMscfd,” katanya. Senior Manager Communication & Relation Inpex Indonesia Usman Slamet mengatakan, pihaknya masih berbicara dengan pemerintah terkait kelanjutan proyek pengembangan Blok Masela.
Dia berharap agar pembicaraan dengan pemerintah segera membuahkan keputusan terbaik yang bisa membuat proyek dengan cadangan gas sebesar 10,7 triliun kaki kubik (tcf) bisa dikembangkan sebelum akhirnya memulai kajian pendefinisian proyek. Sementara ini kita terus berbicara dengan pemerintah, kita berharap ada keputusan terbaik untuk melanjutkan proyek Lapangan Abadi.
Bisnis Indonesia, Page-30, Monday, Jan, 16, 2016
No comments:
Post a Comment