google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Parent Enterprises Expands Oil and Gas BUMN PGAS - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Complete Graphic Design Course™

Tuesday, January 10, 2017

Parent Enterprises Expands Oil and Gas BUMN PGAS



Formation of a holding state-owned enterprise (SOE) sector, oil and gas (oil) began seeing clarity. If there is no change in the near future PT Pertamina will become the parent company of state-owned enterprises of oil and gas, which oversees PT Perusahaan Gas Negara (PGN). A subsidiary of Pertamina, PT Pertagas, will switch to PGAS under control. Merger is rated bring a positive impact to PGAS.

NH Korindo Securities analyst Raphon Prima said PGAS gas pipelines which have focused on Java and Sumatra can be more dispersed. Pertamina is a company with very large networks. With consolidated assets of its gas to PGN, PGN will then reach a wider, "said Raphon

Technically, PGAS infrastructure development will also be more spacious and PGAS distribution volume will increase significantly. Because, basically, similar to Pertagas business. Similarly, Erdikha Securities analyst Toufan Yamin said, joining Pertagas with PGN will increase the number of customers. Holding this will make more efficient gas distribution. And the impact would be nice to PGAS because it eliminates the competition, "said Toufan.

Moreover, PGAS is also currently pushing the distribution to households and retail sectors. With a network of owned Pertamina, PGN will more easily reach new areas. Currently, PGN gas distribution area is divided into three parts namely West Java, Lampung and Palembang. Then, parts of East Java and Central Java, and North Sumatra and Riau. Until the third quarter, PGAS channel 787 MMSCFD of gas. Toufan estimates, up to the end of 2016, the volume of distribution PGAS could reach 812 MMSCFD. This year the volume of distribution could be increased to 870 MMSCFD. It has not been coupled with the consolidation Pertagas. Volume can be much higher.

Until 2016, Toufan PGN forecast revenue will only increase 6.59% to Rp 39.54 trillion. Net income actually decreased from Rp 5.5 trillion in 2015 to Rp 4.9 trillion in 2016. However, with the improvement of infrastructure and increasing customer Toufan PGN forecast revenue could increase by 10.87% to Rp 43.8 trillion with a net profit increase 8.59% to Rp 5.4 trillion this year. This amount has not been calculated with the potential additional revenues from Pertagas.

According Raphon, investors will benefit from an increase in performance this year. He recommends buy PGAS shares with a target price of Rp 2,900. Toufan recommend PGAS buy and raised its target share price to Rp 3350. Yesterday, the stock price fell 2.82% PGAS to Rp 2,760

IN INDONESIAN

Induk Usaha Migas BUMN Perluas PGAS

Pembentukan holding badan usaha milik negara (BUMN) sektor minyak ,dan gas (migas) mulai menemui kejelasan. Jika tak ada perubahan, dalam waktu dekat PT Pertamina akan menjadi induk usaha BUMN migas, yang membawahi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Anak usaha Pertamina, PT Pertagas, akan beralih ke bawah kendali PGAS. Penggabungan ini dinilai membawa dampak positif untuk PGAS.

Analis NH Korindo Securities Raphon Prima mengatakan, jaringan pipa gas PGAS yang selama ini fokus di Jawa dan Sumatra bisa lebih tersebar. Pertamina merupakan perusahaan dengan jaringan yang sangat besar. Dengan aset gas Pertamina dikonsolidasi ke PGAS, maka jangkauan PGAS akan lebih luas," kata Raphon

Secara teknis, pengembangan infrastruktur PGAS juga akan lebih luas dan volume distribusi PGAS akan meningkat signifikan. Karena pada dasarnya, bisnisnya serupa dengan Pertagas. Senada, Analis Erdikha Sekuritas Toufan Yamin mengatakan, bergabungnya Pertagas dengan PGAS akan menambah jumlah pelanggan. Holding ini akan membuat distribusi gas lebih efisien. Dan dampaknya akan bagus ke PGAS karena menghilangkan persaingan,“ kata Toufan.

Apalagi, PGAS saat ini juga sedang mendorong distribusi ke sektor rumah tangga dan ritel. Dengan jaringan yang dimiliki Pertamina, PGAS akan lebih mudah menjangkau daerah-daerah baru. Saat ini, area distribusi gas PGAS terbagi menjadi tiga bagian yakni Jawa Barat, Lampung, dan Palembang. Lalu, bagian Jawa Timur dan Jawa Tengah, serta Sumatra Utara dan Riau. Hingga kuartal tiga, PGAS menyalurkan 787 mmscfd gas. Toufan memperkirakan, hingga akhir 2016, volume distribusi PGAS bisa mencapai 812 mmscfd. Tahun ini volume distribusi bisa meningkat menjadi 870 mmscfd. Itu belum ditambah dengan konsolidasi Pertagas. Volumenya bisa jauh lebih tinggi.

Hingga tahun 2016, Toufan memperkirakan pendapatan PGAS hanya akan meningkat 6,59% menjadi Rp 39,54 triliun. Laba bersihnya malah menurun dari Rp 5,5 triliun di 2015 menjadi Rp 4,9 triliun di 2016. Namun, dengan peningkatan infrastruktur dan bertambahnya pelanggan, Toufan memperkirakan pendapatan PGAS bisa meningkat 10,87% menjadi Rp 43,8 triliun dengan kenaikan laba bersih 8,59% menjadi Rp 5,4 Triliun tahun ini. Jumlah ini belum terhitung dengan potensi pendapatan tambahan dari Pertagas.

Menurut Raphon, investor akan diuntungkan adanya peningkatan kinerja di tahun ini. Dia merekomendasikan buy saham PGAS dengan target harga Rp 2.900. Toufan merekomendasikan buy PGAS dan menaikkan target harga saham ke Rp 3350. Kemarin, harga saham PGAS turun 2,82% menjadi Rp 2.760

Kontan, Page-4, Tuesday, Jan, 10, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel