In March 2017, PT Pertamina will hold a beauty contest. The goal, looking for partners for program development Refinery Development Master Plan (RDMP) or modernization of an increase in production for the Balongan refinery in West Java.
Director of Mega Project Processing and Petrochemical Pertamina Rachmad Hardadi states, after it was decided not to continue development cooperation Balongan refinery with Saudi Aramco, Pertamina will repeat the process for selecting a partner. Currently we are still internal consolidation, "said Rachmat
He explained that there are several possibilities in the search for the partners. For example, it can be as a partner to build or simply in terms of project funding. While related to the process and the next phase, will mimic the Balongan refinery refinery development process has so far successfully accelerated. The scheme is the same as the later Tuban refinery project.
As is known, the post is not the continuation of cooperation with Saudi Aramco, Pertamina is asserted to be able to speed up efforts to revitalize the Balongan refinery, so it can be parallel with the completion of the Balikpapan refinery is targeted for completion in 2019.
Because, when completed later Balikpapan refinery will no longer produce a mixture of naphtha, which has been required Balongan refinery. Although not yet officially opened a beauty contest, Rachmad claims, many investors who are interested in joining a partner Pertamina, including new partners from the Middle East and Russia. There Rosneft of Russia, Iran as well, we shall see, "said Rachmat.
Balongan refinery development funding which the value of investment reached US $ 2.7 billion would come from the funds for project financing (bonds). Currently still in the process of sounding to potential partners Pertamina, said Rachmat.
Meanwhile, Komaidi Notonegoro, energy analyst from Reforminer Institute, said that, in terms of technical and business aspects, Pertamina is actually capable of developing independently Balongan refinery. This step is the same as that of the Balikpapan refinery. But be aware of the government is related to financial capability.
He suggested, funding the construction of the refinery should not only Pertamina bear. The SOEs should invite partners are welcome. Given, Pertamina's financial allocation not only for the refinery. Depending on which scheme to use, if later handed over to Pertamina, said Komaidi.
IN INDONESIAN
Rosneft dan Iran Berminat di Kilang Balongan
Pada Maret 2017 mendatang, PT Pertamina akan mengadakan beauty contest. Tujuannya, mencari mitra untuk pengembangan program Refinery Development Master Plan (RDMP) atau modernisasi peningkatan produksi untuk kilang Balongan di Jawa Barat.
Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi menyatakan, Setelah diputuskan tidak melanjutkan kerjasama pengembangan kilang Balongan dengan Saudi Aramco, Pertamina akan mengulang kembali proses pemilihan mitra. Saat ini kami masih konsolidasi internal," kata Rachmad
Dia menerangkan, ada beberapa kemungkinan dalam pencarian mitra tersebut. Misalnya, bisa sebagai partner membangun atau hanya dalam hal pendanaan proyek. Sementara terkait proses dan tahapan selanjutnya, kilang Balongan akan meniru proses pembangunan kilang yang sejauh ini sukses dipercepat. Skemanya nanti sama dengan proyek kilang Tuban.
Seperti diketahui, pasca tidak berlanjutnya kerjasama dengan Saudi Aramco, Pertamina memang menegaskan untuk bisa mempercepat upaya revitalisasi kilang Balongan, sehingga bisa paralel dengan penyelesaian kilang Balikpapan yang ditargetkan rampung pada tahun 2019.
Pasalnya, saat rampung nanti Kilang Balikpapan tidak akan bisa lagi memproduksi campuran nafta, yang selama ini dibutuhkan kilang Balongan. Meskipun belum secara resmi membuka beauty contest, Rachmad mengklaim, sudah banyak investor yang berminat bergabung menjadi mitra Pertamina, termasuk rekanan baru dari Timur Tengah dan Rusia. Ada Rosneft dari Rusia, Iran juga, nanti kita lihat," kata Rachmad.
Pendanaan pembangunan Kilang Balongan yang nilai investasinya mencapai US$ 2,7 miliar itu akan berasal dari dana project financing (bonds). Saat ini masih dalam tahap proses sounding kepada partner-partner potensial Pertamina, kata Rachmad.
Sementara, Komaidi Notonegoro, pengamat energi dari Reforminer Institute, menyatakan, dari sisi aspek teknis dan bisnis, Pertamina sebenarnya mampu mengembangkan secara mandiri kilang Balongan. Langkah ini sama seperti yang dilakukan terhadap kilang Balikpapan. Namun yang harus diperhatikan pemerintah adalah terkait kemampuan Finansial.
Dia menyarankan, pendanaan pembangunan kilang seharusnya tidak hanya Pertamina yang menanggung. BUMN tersebut sebaiknya dipersilakan menggandeng mitra. Mengingat, alokasi keuangan Pertamina tidak hanya untuk kilang. Tergantung pakai skema yang mana, kalau nanti diserahkan ke Pertamina, kata Komaidi.
Kontan, Page-14, Friday, Jan, 6, 2017
No comments:
Post a Comment