google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 The signing of the PSC East Natuna Block Hard Accelerated - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Complete Graphic Design Course™

Thursday, January 12, 2017

The signing of the PSC East Natuna Block Hard Accelerated



PT Pertamina assess signing cooperation contracts (production sharing contract / PSC) East Natuna Block should wait for the study of technological and commercial (technology and market reviw / TMR). The high content of
carbon dioxide in this block makes development must be done carefully and not rush.

Pertamina Upstream Director Syamsu Alam said the government and it has agreed to develop the East Natuna block as a unit of oil and gas. It also agreed that if the government wants the structure of the oil produced in advance so that the development of these blocks can be accelerated.

However, the discussion of the project also have to calculate the gas structure in which there are still issues carbon dioxide content of 70%. "So it is right that do not rush in sign now (East Natuna PSC). Our proposal also has not (submitted to the government), still later in 2018, "he said.

He explained that the high content of carbon dioxide in the East Natuna Block, made the development of this block becomes complex both from the technological and commercial. Although the government wants to speed up its development, investors are unlikely to develop it at any cost or risk with no return of capital.

More realistic and there is no certainty that all of the studies can be completed. For East Natuna, we do not just talk to the concept of development, but also to a buyer there whom and about what kind of commercial, "said Alam. He said he did not want to once poured considerable funds at East Natuna Block, no gas buyers that the company actually lose money. The reason, he called there several gas fields have been developed, but not too monetized because there is no clarity buyers.

Currently, the company is still working on TMR for East Natuna Block. The plan of this study will be completed in 2018. After that, the Consortium Pertamina and ExxonMobil and PTT Thailand will determine the next steps. At that time requested is advanced (completion TMR), but it seems also not easy.

Director General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja admitted the plan to accelerate the development of East Natuna Block to produce first oil structure will probably be changed. The reason, it turns out there are many things that must be addressed and there is no agreement, so it can not be started. There are considerations to be merged (structural development of oil and gas), "he said.

Previously, the development of East Natuna Block is planned to be done gradually. The plan, the first phase, the development of the block on the border of Indonesia started from workmanship structure AP dominant oil reserves. In the next phase, the new structure will be worked AL dominant karbondioksia gas with a content of around 72%.

The government wants the East Natuna Block development accelerated in order to safeguard the sovereignty of Indonesia, Initially, this block PSC contract specifically for the development of the oil structure can be done in the last year and started production three years later. The resulting oil production is estimated at about 7,000 to 15 thousand barrels per day (bpd). Oil reserves in the East Natuna Block is estimated at about 46 million barrels. While gas reserves trillion 42 cubic feet.

Gross Split

       Wiratmaja said, although not yet signed his contract, East Natuna Block will likely use a gross scheme split. All new contracts will resort gross split. If the new PSC gross definitely split, he said. Natural admit, it does not matter whether East Natuna Block PSC will use the gross split or cost recovery. Because that determine the economics of the project is how much the revenues for the government and the contractor. Moreover, there is a separate matter to determine the outcome of this.

        So there are many components so that we could say (the development of East Natuna Block) commercial or not. For business participation rights division between Pertamina and its partners, Syamsu call will be discussed after the PSC was signed. Because the distribution of these participation rights must weigh the revenue share (split) state and the contractor. But among the members of the consortium are already tentative deal. While this is not wrong if Pertamina 45%, ExxonMobil 45%, and PTT Thailand 10%, "said Alam.

       When asked whether there will be a new partner, Alam stated, do not close the door for oil and gas companies who want to join. Moreover, if there are new developments East Natuna Block this matter. Related matter involving the government's desire of Japanese investors, it also can not be sure. The government commissioned a consortium of Pertamina seeking. But no one had formally stating want to join, means not adding a partner.

IN INDONESIAN

Penandatanganan PSC Blok East Natuna Sulit Dipercepat

PT Pertamina  menilai penandatanganan kontrak kerja sama (production sharing contract/ PSC) Blok East Natuna sebaiknya menunggu kajian teknologi dan komersial (technology and market reviw/TMR). Tingginya kandungan
karbon dioksida di blok ini membuat pengembangannya harus dilakukan secara hati-hati dan tidak terburu-buru.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, pemerintah dan pihaknya sudah sepakat mengembangkan Blok East Natuna sebagai satu kesatuan minyak dan gas. Pihaknya juga sepakat jika pemerintah menginginkan struktur minyak diproduksikan terlebih dulu agar pengembangan blok ini dapat dipercepat.

Tetapi, pembahasan proyek juga harus menghitung struktur gas di mana masih ada masalah kandungan karbon dioksida 70%. “Jadi lebih tepat kalau jangan buru-buru di sign sekarang (PSC East Natuna). Proposal kami juga belum (diajukan ke pemerintah), masih nanti di tahun 2018," kata dia.

Dia menjelaskan, tingginya kandungan karbondioksida di Blok East Natuna, membuat pengembangan blok ini menjadi kompleks baik dari sisi teknologi dan komersial. Meski pemerintah ingin mempercepat pengembangannya, investor tidak mungkin mengembangkannya at any cost  atau dengan resiko tanpa ada pengembalian modal.

Lebih realistis dan ada kepastian kalau semua studi bisa diselesaikan. Untuk East Natuna, kita tidak hanya bicara sampai konsep pengembangannya, tetapi juga sampai buyer di sana siapa dan kira-kira seperti apa komersialnya,” kata Alam. Pihaknya tidak ingin setelah menggelontorkan dana cukup besar di Blok East Natuna, tidak ada pembeli gas sehingga perseroan justru merugi. Pasalnya, disebutnya ada beberapa lapangan gas yang telah dikembangkan, tetapi tidak juga termonetisasi lantaran tidak ada kejelasan pembelinya.

Saat ini, pihaknya masih mengerjakan TMR untuk Blok East Natuna. Rencananya kajian ini bakal selesai pada 2018. Setelah itu, Konsorsium Pertamina bersama ExxonMobil dan PTT Thailand baru akan menentukan langkah selanjutnya. Waktu itu diminta dimajukan (penyelesaian TMR) , tetapi kelihatannya juga tidak gampang.

Direktur jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengakui rencana percepatan pengembangan Blok East Natuna dengan memproduksikan struktur minyak terlebih dahulu kemungkinan bakal berubah. Pasalnya, ternyata ada banyak hal yang harus dibahas dan belum ada kesepakatan, sehingga belum dapat dimulai. Ada pertimbangan untuk digabung (pengembangan struktur minyak dan gas)," kata dia. 

Sebelumnya, pengembangan Blok East Natuna rencananya dilakukan secara bertahap. Rencananya, pada tahap pertama, pengembangan blok di perbatasan Indonesia ini dimulai dari pengerjaan struktur AP yang dominan cadangan minyaknya. Pada tahap berikutnya, baru akan digarap struktur AL yang dominan gas dengan kandungan karbondioksia mencapai 72%.

Pemerintah menginginkan pengembangan Blok East Natuna dipercepat guna menjaga kedaulatan Indonesia, Awalnya, kontrak PSC blok ini yang khusus untuk pengembangan struktur minyak bisa dilakukan pada tahun lalu dan mulai produksi tiga tahun kemudian. Produksi minyak yang dihasilkan diperkirakan sekitar 7.000 sampai 15 ribu barel per hari (bph). Cadangan minyak di Blok East Natuna diperkirakan sekitar 46 juta barel. Sementara Cadangan gasnya 42 triliun kaki kubik. 

Gross Split

Wiratmaja menuturkan, meski belum diteken kontraknya, Blok East Natuna kemungkinan akan menggunakan skema gross split. Semua kontrak baru nanti pakai gross split. Kalau PSC baru pasti gross split, kata dia. Alam mengakui, pihaknya tidak masalah apakah PSC Blok East Natuna akan menggunakan gross split atau cost recovery. Pasalnya yang menentukan keekonomian proyek adalah seberapa besar bagi hasil yang diperoleh pemerintah dan kontraktor. Apalagi ada hitungan tersendiri untuk menentukan bagi hasil ini.

Jadi ada banyak komponen sehingga kami bisa bilang (pengembangan Blok East Natuna) komersial atau tidak. Untuk urusan pembagian hak partisipasi antara Pertamina dan mitranya, Syamsu menyebut bakal dibahas setelah PSC diteken. Pasalnya, pembagian hak partisipasi ini harus menimbang bagi hasil (split) negara dan kontraktor. Tetapi antar anggota konsorsium sudah ada kesepakatan sementara. Sementara ini kalau tidak salah Pertamina 45%, ExxonMobil 45%, dan PTT Thailand 10%,” kata Alam.

Disinggung apakah bakal ada mitra baru, Alam menyatakan, tidak menutup pintu bagi perusahaan migas yang ingin bergabung. Apalagi jika ada perkembangan baru soal Blok East Natuna ini. Terkait soal keinginan pemerintah melibatkan investor asal Jepang, pihaknya juga belum dapat memastikan. Pemerintah menugaskan Pertamina mencari konsorsium. Tetapi secara formal belum ada yang menyatakan ingin bergabung, berarti belum menambah mitra.

Investor Daily, Page-9, Thursday, Jan, 12, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel