google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Waiting Actual Production Reduction - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Complete Graphic Design Course™

Friday, January 6, 2017

Waiting Actual Production Reduction



Not to satisfy production cuts made in crude oil prices rose only limited. However, when a supply cut deal is done, the price is projected to reach US $ 65 per barrel by the end of this year.

In trading Thursday (5/1) at 16:33 pm, the price of WTI oil contracts in February 2017 is at US $ 53.09 a barrel, down 0.17 points, or 0.32%. Meanwhile, the price of Brent oil contract in February 2017 at US $ 56.25 a barrel, down 0.21 points, or 0.37%. For the same contract, last year successfully WTI oil price increased 20.48%. Meanwhile, the price of Brent oil heats up 23.39%.

Barnabas Gan, an economist at Oversea-Chinese Banking Corp. in Singapore, said the market will focus on stabilizing crude oil supply agreement. Realization of production cuts could bring crude oil prices towards $ 65 per barrel by the end of this year. "Still need time to see whether the decrease in production agreements made last year can be actualized.

Agreement in question refers to the agreement of OPEC members at the meeting of 50 November 2016 to cut output by 1.2 million barrels per day (bpd) to 32.5 million bpd from the start of 2017. Furthermore, on December 10, 2016, a number of other crude oil producing countries agree lowering the amount of 558,000 bpd of new supply. This means that, starting in 2017, the crude oil market will be a shortage of new supply of oil nearly 1.8 million bpd.

Albilad Capital investment banking firm, expressed in oil prices has improved along with the reduced surplus supply. In the first quarter / 2016, the surplus amounted to 2.27 million bpd supply gradually fall towards 190,000 bpd in the quarter III/2016. Turkey Fadaak, Research & Advisory Manager Albilad Capital, said that with the OPEC production cuts and other producing countries in oil prices in 2017 will grow in the range of US $ 51 per barrel.

Saudi Arabia's production level will drop to 10.06 million bpd from 10.39 million bpd in 2016 number. According to Gan, in the near future the oil price has not increased significantly due to the level of production in December 2016 tall one. Signs of supply cuts are also not encouraging.

CROP PRODUCTION

In early 2017, Kuwait is a member of OPEC cut output by 130,000 barrels to 2.75 million barrels per day. Meanwhile, Oman cut 45,000 barrels towards the 1.01 million barrels per day. Based on the sun / ei Bloomberg, adherence to the agreement began to be seen in the projected OPEC production in December 2016 period amounted to 33.1 million bpd, which fell 1.04 bpd from 34.14 bpd in November 2016.

Production of Libya and the United Arab Emirates continues to increase each 50,000 bpd and 10,000 bpd on a monthly basis (month on month / mom). The biggest cuts came from Nigeria supply 200,000 bpd mom over the issue of terrorist attacks in the country.

One of the officials of the Libyan National Oil Corporation (NOC) said it will still be pumping 700,000 bpd of production towards. Because, Libya needs to restore the country's revenue after mining constraints due to militant attack.

From non-member states, Russia as the largest oil producer in the world continue to spur the supply of 11.21 million bpd in December 2016, or the same as the previous month. This makes the average production of Red Bear State in 2016, up 0.54 million bpd to 10.96 million bpd from 10.72 million bpd in 2015 number.

Now, Russia is preparing a production cut of 300,000 bpd during the first half of 2017 as part of an agreement with OPEC and other oil producing countries. Fresh breeze on the oil market comes from the United States. American Petroleum Institute (API) estimated oil reserves by the United States last week fell 7.43 million barrels. Official data from the US Energy Information Administration (EIA) newly released Thursday (5/1) local time. Recently Reviewed December 23, 2016, US crude stocks reached 486.06 million barrels, up 35.1 million barrels from a year earlier.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex lnvestindo Futures, said the continuation of the crude oil price will wait for the implementation of production cuts earlier this year. In the near future there is still no satisfactory information barely However, the positive sentiment from the reduction in potential supply surplus hoist WTI oil prices towards $ 65 per barrel by the end of 2017.

Reduced supply will hoist the price of oil, which is also the positive sentiment for other commodities. The market is still waiting for the implementation of it.

IN INDONESIAN

Menanti Realisasi Pengurangan Produksi

Belum memuaskannya pemangkasan produksi membuat harga minyak mentah hanya menguat terbatas. Namun, bila kesepakatan pemotongan suplai dilakukan, harga diproyeksi bisa menyentuh level US$ 65 per barel pada akhir tahun ini.

Pada perdagangan Kamis (5/1) pukul 16:33 WIB, harga minyak WTI kontrak Februari 2017 berada di posisi US$ 53,09 per barel, turun 0,17 poin atau 0,32%. Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Februari 2017 bertengger di US$ 56,25 per barel, merosot 0,21 poin atau 0,37%. Untuk kontrak yang sama, pada tahun lalu harga minyak WTI berhasil meningkat 20,48%. Adapun, harga minyak Brent memanas 23,39%.

Barnabas Gan, ekonom Oversea-Chinese Banking Corp. di Singapura, mengatakan pasar akan berfokus kepada perjanjian menstabilkan suplai minyak mentah. Realisasi pemangkasan produksi dapat membawa harga minyak mentah menuju US$65 per barel pada akhir tahun ini. “Masih butuh waktu untuk melihat apakah perjanjian penurunan produksi yang dibuat tahun lalu dapat diaktualisasikan.

Perjanjian yang dimaksud mengacu pada kesepakatan anggota OPEC pada rapat 50 November 2016 untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) menjadi 32,5 juta bph mulai awal 2017. Selanjutnya pada 10 Desember 2016, sejumlah negara produsen minyak mentah lainnya setuju menurunkan suplai baru sejumlah 558.000 bph. Artinya, mulai 2017, pasar minyak mentah akan kekurangan pasokan baru minyak hampir 1,8 juta bph.

Perusahaan bank investasi Albilad Capital, menyampaikan harga minyak semakin membaik seiring dengan berkurangnya surplus pasokan. Pada kuartal I/2016, surplus pasokan sebesar 2,27 juta bph berangsur turun menuju 190.000 bph pada kuartal III/2016. Turki Fadaak, Research & Advisory Manager Albilad Capital, menuturkan dengan adanya pemangkasan produksi OPEC dan negara produsen lain harga minyak 2017 akan tumbuh di kisaran US$ 51 per barel.

Tingkat produksi Arab Saudi akan turun menjadi 10,06 juta bph dari 2016 sejumlah 10,39 juta bph. Menurut Gan, dalam waktu dekat harga minyak belum meningkat signifikan akibat tingkat produksi pada Desember 2016 yang tinggi. Tanda-tanda pemangkasan suplai juga belum menggembirakan.

PANGKAS PRODUKSI

Pada awal 2017, Kuwait sebagai salah satu anggota OPEC memangkas produksi sebesar 130.000 barel menjadi 2,75 juta barel per hari. Sementara itu, Oman memangkas 45.000 barel menuju 1,01 juta barel per hari. Berdasarkan sun/ei Bloomberg, kepatuhan terhadap kesepakatan mulai terlihat dalam proyeksi produksi OPEC periode Desember 2016 sebesar 33,1 juta bph yang turun 1,04 bph dari 34,14 bph pada November 2016.

Produksi Libya dan Uni Arab Emirat tetap meningkat masing-masing 50.000 bph serta 10.000 bph secara bulanan (month on month/ mom). Adapun pemangkasan suplai terbesar datang dari Nigeria sejumlah 200.000 bph mom akibat masalah serangan teroris di dalam negeri.

Salah satu pejabat Libyan National Oil Corporation (NOC) mengatakan pihaknya masih akan memompa produksi menuju 700.000 bph. Pasalnya, Libya perlu memulihkan pemasukan negara setelah hambatan penambangan akibat serangan kelompok militan.

Dari negara non-anggota, Rusia sebagai produsen minyak terbesar di dunia tetap memacu suplai sebesar 11,21 juta bph pada Desember 2016, atau sama dengan bulan sebelumnya. Ini membuat rerata produksi Negeri Beruang Merah pada 2016 naik 0,54 juta bph menjadi 10,96 juta bph dari 2015 sejumlah 10,72 juta bph.

Kini, Rusia sedang mempersiapkan pemangkasan produksi sebesar 300.000 bph selama paruh pertama 2017, sebagai bagian perjanjian dengan OPEC dan negara produsen minyak lainnya. Angin segar terhadap pasar minyak datang dari Amerika Serikat. American Petroleum Institute (API) memperkirakan persediaan minyak negeri Paman Sam pada pekan lalu turun 7,43 juta barel. Data resmi dari US Energy Information Administration (EIA) baru dirilis Kamis (5/1) waktu setempat. Terakhir pada 23 Desember 2016, stok minyak mentah AS mencapai 486,06 juta barel, naik 35,1 juta barel dari awal tahun.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex lnvestindo Futures, mengatakan kelanjutan harga minyak mentah akan menunggu implementasi pemangkasan produksi pada awal tahun ini. Dalam waktu dekat masih belum ada informasi yang memuaskan pasar Namun demikian, sentimen positif dari berkurangnya surplus suplai berpotensi mengerek harga minyak WTI menuju US$ 65 per barel pada akhir 2017.

Berkurangnya suplai bakal mengerek harga minyak, yang juga jadi sentimen positif bagi komoditas lainnya. Pasar masih menunggu implementasi itu.

Bisnis Indonesia, Page-16, Friday, Jan, 6, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel