Minister of State Owned Enterprises (SOEs) Rini Soemarno as the controlling shareholder of PT Pertamina dismiss Soetjipto (akrap called Tjip) on the position of Managing Director of Pertamina per Friday (3/2) of this. Dismissal decided in the EGM at the Ministry of SOEs. Deputy for financial services, surveying services and consultants Trihargo SOE Ministry Gatot explained that the decision was taken to encourage Pertamina into a world class company. "We see no need to be upgraded internally, there needs refreshment. Then the two positions are changing, "said Billy.
Soetjipto has served as the number one Pertamina for approximately three years. Pertamina, Karen Agustiawan Dwi replace resigning. For three years in office, many achievements were successfully etched by Dwi Soetjipto. Here is his report card:
1. Dissolution Petral.
Pertamina has completed the liquidation process Pertamina Energy Trading Limited (Petral) Group in February 2016. The liquidation process is faster than the previous target, which in June 2016. Petral Group consists of petral Hong Kong, Pertamina Energy Services Pte Ltd, and Zambesi Investment Limited. The existence of Petral replaced by the Integrated Supply Chain (ISC). With the dissolution of Petral and replaced by ISC is able to cut out the middleman out of the supply chain, increasing the utilization and flexibility of the fleet Pertamina. Another breakthrough is the provision of equal opportunity and fair to all participants of procurement. The existence of the ISC is very important to be open, transparent broadest elected so many partners that participated. Thus, there is a significant change in the form of savings.
2. Launch Perialite
Beginning in 2016, Pertamina launched a fuel oil (BBM) has with Ron 90 titled Pertalite. This product was launched to reduce the use of Premium which was still subsidized by the government. This product is shown telling, after six months of its launch, Pertamina booked a Premium usage dropped dramatically. Consumption Premium, typically in the range of 75 thousand Kilo Litre (KL) per day directly to 68 thousand Kilo Litre (KL) per day. Until this moment, Pertalite into products that are used by many users. By Ron 90, Pertalite quality is not much different from Ron PERTAMAX which has 92.
3. Revitalize Oil Refinery
Over at Pertamina, Dwi Sutjipto failed to decide on the revitalization of the oil refinery that will start this year. At least the refinery which will be revitalized, namely Cilacap, Balongan, Dumai, Balikpapan and Plaju. Revitalization of this oil refinery recorded a total investment of Rp 210 trillion, and the process itself is expected to be completed in 2021. With this revitalization future oil production will increase 150 percent.
4. Fuel (BBM) One Price
In October 2016, the President Joko Widodo set BBM One Price in Papua. Although launched in October, but this policy will take effect January 1, 2017. This policy was created to provide justice for the people of Indonesia who are in the territory remote, outermost and farthest. During this time, the price of fuel in the area the price is very high if compared to Java. Dwi admitted, the policy should subsidize this price Pertamina Rp 800 billion per year. However, in order to create fairness, the budget was not too disputed by Pertamina.
5. Beat Profit Petronas
Pertamina's profit in 2016 is larger than Malaysia's Petronas oil and gas SOEs. It is in line with Pertamina efficiency measures. Soetjipto said, the efficiency that can be achieved by Pertamina increased significantly. If in 2015 only USD 800 million, in November 2016 rose to $ 2.8 billion. "In two years of focus and can improve efficiency. Last year USD 800 million, 2016 to November
USD 2.8 billion, "said Dwi.
IN INDONESIAN
Prestasi Tjip: Dari Pertalite hingga Laba Melampaui Petronas
MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno sebagai pemegang saham pengendali PT Pertamina memberhentikan Dwi Soetjipto (akrap dipanggil Tjip) dari posisi Dirut Pertamina per Jumat (3/2) ini. Pemberhentian diputuskan dalam RUPSLB di Kantor Kementerian BUMN. Deputi bidang usaha jasa keuangan, jasa survei dan konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo menjelaskan, keputusan itu diambil untuk mendorong Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia. “Kami melihat internal ada yang perlu ditingkatkan, perlu ada penyegaran. Maka dua jabatan ini mengalami perubahan,” kata Gatot.
Dwi Soetjipto telah menjabat sebagai orang nomor satu Pertamina selama kurang lebih tiga tahun. Di Pertamina, Dwi menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri. Selama tiga tahun menjabat, banyak prestasi yang berhasil ditorehkan oleh Dwi Soetjipto. Berikut ini rapornya:
1. Pembubaran Petral.
Pertamina telah menyelesaikan proses likuidasi Pertamina Energi Trading Limited (Petral) Group pada Februari 2016. Proses likuidasi tersebut lebih cepat dibandingkan target sebelumnya, yaitu pada Juni 2016.
Petral Group terdiri dari Petral Hong Kong, Pertamina Energy Services Pte Ltd, dan Zambesi Investment Limited. Keberadaan Petral digantikan oleh Integrated Supply Chain (ISC). Dengan pembubaran Petral dan digantikan oleh ISC ini mampu memotong perantara dari rantai suplai, peningkatan pemanfaatan dan fleksibilitas dari armada laut Pertamina. Terobosan lainnya adalah dengan pemberian kesempatan yang sama dan adil untuk semua peserta pengadaan. Keberadaan ISC sangat penting untuk membuka transparansi seluas-luasnya supaya banyak mitra terpilih yang ikut serta. Dengan demikian, ada perubahan yang signifikan berupa penghematan.
2. Peluncuran Perialite
Awal 2016, Pertamina meluncurkan produk Bahan bakar minyak (BBM) baru dengan Ron 90 bertajuk Pertalite. Produk ini diluncurkan untuk mengurangi penggunaan Premium yang saat itu masih disubsidi pemerintah. Produk ini terbukti jitu, setelah enam bulan diluncurkan, Pertamina mencatat penggunaan Premium menurun drastis. Konsumsi Premium yang ,biasanya di kisaran 75 ribu Kilo Liter (KL) per hari langsung menjadi 68 ribu Kilo Liter (KL) per hari. Sampai-saat ini, Pertalite menjadi produk yang banyak digunakan para penggunanya. Dengan Ron 90, kualitas Pertalite tidak jauh beda dengan Pertamax yang memiliki Ron 92.
3. Revitalisasi Kilang Minyak
Selama di Pertamina, Dwi Sutjipto berhasil memutuskan mengenai revitalisasi kilang minyak yang akan dimulai pada tahun ini. Setidaknya kilang yang akan direvitalisasi yaitu Kilang Cilacap, Balongan, Dumai, Balikpapan dan Plaju. Revitalisasi kilang minyak ini mencatat total investasi mencapai Rp 210 triliun, dan prosesnya sendiri ditargetkan rampung pada 2021. Dengan adanya revitalisasi ini nantinya produksi minyak Pertamina akan meningkat 150 persen.
4. Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga
Pada Oktober 2016, Presiden RI Joko Widodo menetapkan BBM Satu Harga di tanah Papua. Meski diluncurkan pada Oktober, namun kebijakan ini baru berlaku 1 Januari 2017. Kebijakan ini dibuat untuk memberikan keadilan bagi masyarakat Indonesia yang berada diwilayah terpencil, terluar dan terjauh. Selama ini, harga BBM di wilayah itu harganya sangat tinggi jika dibandingkan di Pulau Jawa.
Dwi mengaku, kebijakan satu harga ini Pertamina harus mensubsidi Rp 800 miliar per tahun. Namun demikian, demi menciptakan keadilan, anggaran itu tidak terlalu dipermasalahkan oleh Pertamina.
5. Kalahkan Laba Petronas
Perolehan laba Pertamina pada 2016 lebih besar dari BUMN migas milik Malaysia Petronas. Hal tersebut seiring langkah Pertamina melakukan efisiensi. Dwi Soetjipto mengatakan, nilai efisiensi yang bisa diraih Pertamina meningkat signifikan. Jika pada 2015 hanya USD 800 juta, pada November 2016 naik mencapai USD 2,8 miliar. “Dalam dua tahun fokus dan bisa meningkatkan efisiensi. Tahun lalu USD 800 juta, 2016 sampai November
USD 2,8 miliar,” kata Dwi.
Dia melanjutkan, dampak dari langkah efrsiensi itu mampu mendongkrak laba Pertamina yang di akhir tahun diperkirakan mencapai di atas Rp 40 triliun. Perolehan laba tersebut diklaim jauh lebih tinggi dari Petronas untuk
pertama kalinya
Duta Masyarakat, Page-1, Saturday, Feb, 4, 2017
No comments:
Post a Comment