Bank Indonesia (BI) to admit, this year's economic condition is still full of uncertainty. There are several things that make the global economy is not yet stable. BI Governor Agus Martowardojo explained that currently the world is waiting fiscal policy will be applied US. According to him, the US policy highly anticipated big countries like China. "It's all going to have an impact, as well as fiscal policy. So this is a concern," he said.
He also claimed to continue to monitor the economic conditions of China. Therefore, there is a possibility this year China's currency weakened. These conditions have occurred in 2016. At that time a weakening Yuan up almost 7%. On the other hand, BI also pay attention to the price of oil. Bl himself has raised its forecast for oil prices in 2017 of USD 45 per barrel to USD 47 per barrel. "The condition of the oil price is a little ride, because, among other countries agreement OPEC to cut production, but when the Americans want to respond would ensure that they would suffice for the country, it will also be bringing the changing conditions in the oil price," he said ,
Although there are still many uncertainties sejumah, he expects the economy this year will be better. Given the central bank has revised projections for world economic growth from the previous 3.2% to 3.4%. "This will affect the exchange rate in Indonesia, because of the challenges that we need to manage is intfasi in the country. It's a combination of uncertainty in the world, and make our national conditions must consider our exchange rate.
IN INDONESIAN
BI Pantau China hingga Harga Minyak Dunia
Bank Indonesia (BI) mengakui, kondisi ekonomi tahun ini masih penuh ketidakpastian. Ada beberapa hal yang membuat kondisi ekonomi global belum stabil. Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan, saat ini dunia sedang menunggu kebijakan fiskal yang akan diterapkan AS. Menurutnya, kebijakan AS sangat dinanti negara besar seperti China. "Ini semua akan punya dampak, begitu pula dengan kebijakan fiskalnya. Jadi ini satu perhatian," kata dia.
Dia juga mengaku terus memantau kondisi ekonomi China. Sebab, ada kemungkinan mata uang China tahun ini melemah. Kondisi ini pernah terjadi pada tahun 2016. Saat itu terjadi pelemahan Yuan sampai hampir 7%. Di sisi lain, BI juga memperhatikan harga minyak. Bl sendiri telah menaikkan proyeksi harga minyak di 2017 dari USD 45 per barel menjadi USD 47 per barel. "Kondisi harga minyak memang agak naik, karena antara lain kesepakatan negara-negara OPEC untuk mengurangi produksi, tapi ketika Amerika mau merespons mau meyakinkan bahwa mereka mau mencukupi untuk di dalam negerinya, ini nanti juga akan membawa kondisi perubahan di harga minyak," kata dia.
Meski masih banyak sejumah ketidakpastian, dirinya berharap ekonomi di tahun ini akan lebih baik. Mengingat BI sudah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari sebelumnya 3,2% menjadi 3,4 %. "Ini akan mempengaruhi kondisi nilai tukar di Indonesia, karena satu tantangan yang perlu kita kelola adalah intfasi di dalam negeri. Ini kombinasi ketidakpastian di dunia, dan kondisi di nasional membuat kita mesti memperhatikan nilai tukar kita.
Harian Bangsa, Page-4, Thursday, Feb, 9, 2017
No comments:
Post a Comment