Managing Director and Vice President Director could not put aside personal feelings
State Owned Enterprises Minister Rini Marini Soemarno told shareholders dismiss Bambang Dwi Soetjipto and Ahmad from the post of Director of PT Pertamina and Deputy Director for the problem of leadership. "If I see, the problem is personality, he said after removing both. Rini pointed Director of Pertamina Gas and Renewable Energy Yenni Andayani as acting managing director. While the position of vice-president emptied. Yenni will be held for 30 days until a new president of the set of shareholders.
Rini criticize and Ahmad Bambang Dwi leadership in managing the company. He said that a good leader can work within the organizational structure in the form of anything. "Pertamina's investment value reached Rp 700 trillion. Never before has in history, "he said. "Do not eventually be used for the benefit of individual companies." According to Rini, a leader must be able to put aside his personal feelings in order to make good decisions. "But they can not override it.
Previously, Koran Tempo, January 26, 2017 report on the dualism leadership decrease in Pertamina since the post of vice-president. As a result of dualism, formed two camps in the state-owned oil company. Rini has been reported to the President Joko Widodo happenings and Ahmad Bambang Dwi takedown. "The president instructed me, and has been done," he said. "He also saw no writing in the newspaper on the subject of leadership."
Commissioner of Pertamina Mr. Abeng said no compact Managing Director and Vice-President led to the decision the strategic placement of slow. "There may be attraction so that it does not run in accordance with the expected time. "Tanri exemplifies attraction in filling the seat President Director of PT Pertagas. Other cases, he said, was the decision of imported diesel "Should the allocation has gone the way, but between the Managing Director and Vice President Director are not in line," he said. "Actually, they can communicate." Tanri proposed position of vice president is removed. According to him, the main cause is not compact Pertamina management.
IN INDONESIAN
Presiden Restui Pergantian Bos Pertamina
Dirut dan Wadirut tak bisa mengesampingkan perasaan pribadi
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Marini Soemarno mengatakan pemegang saham memberhentikan Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang dari jabatan Direktur Utama PT Pertamina dan Wakil Direktur Utama karena masalah kepemimpinan. “Kalau saya melihat, masalahnya adalah personality, ujarnya setelah mencopot keduanya. Rini menunjuk Direktur Gas dan Energi Terbarukan Pertamina Yenni Andayani sebagai pelaksana tugas direktur utama. Sedangkan posisi Wakil direktur utama dikosongkan. Yenni akan menjabat selama 30 hari sampai direktur utama baru ditetapkan pemegang saham.
Rini mengkritik kepemimpinan Dwi dan Ahmad Bambang dalam mengelola perusahaan. Dia mengatakan, pemimpin yang baik bisa bekerja dalam struktur organisasi yang berbentuk apa pun. “Nilai investasi Pertamina mencapai Rp 700 triliun. Belum pernah sebelumnya dalam sejarah,” kata dia. “Jangan akhirnya perusahaan dipakai untuk kepentingan perorangan.” Menurut Rini, pemimpin harus bisa mengesampingkan perasaan pribadinya agar dapat membuat keputusan yang baik. “Tapi keduanya tidak bisa mengesampingkan itu.
Sebelumnya, Koran Tempo edisi 26 Januari 2017 menurunkan laporan tentang dualisme kepemimpinan di Pertamina sejak adanya jabatan Wakil direktur utama. Akibat dualisme, terbentuk dua kubu di perusahaan minyak milik negara tersebut. Rini sudah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo ihwal pencopotan Dwi dan Ahmad Bambang. “Presiden menginstruksikan kepada saya, dan sudah dilakukan,” ujarnya. “Beliau juga melihat ada tulisan di koran mengenai masalah kepemimpinan ini.”
Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng mengatakan tidak kompaknya Dirut dan Wakil Dirut menyebabkan keputusan penempatan tenaga strategis lambat. “Mungkin ada tarik-menarik sehingga itu tidak berjalan sesuai dengan waktu yang diharapkan. ”Tanri mencontohkan tarik-menarik dalam pengisian kursi Presiden Direktur PT Pertagas. Kasus lain, kata dia, adalah keputusan impor solar “Seharusnya pengalokasian itu sudah jalan, tapi antara Dirut dan Wadirut tidak sejalan,” ujarnya. “Sebetulnya, mereka bisa berkomunikasi.” Tanri mengusulkan posisi wakil direktur utama dihapus. Menurut dia, itu sebab utama tidak kompaknya manajemen Pertamina.
Koran Tempo, Page-1, Saturday, Feb, 4, 2017
No comments:
Post a Comment