The existence of condensate produced by PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) began to have a benefit. They also supply the condensate to industrial thinner and plastic resin that is growing in Indonesia.
General Manager WMO Sri Budiyani stated that he shared Kodeco Energy Co. Ltd., PT Mandiri West Madura (MMB) and PT Pertamina EP (PEP) started to deliver gas to Pertagas terprosesnya. As for derivatives in the form of unprocessed gas condensate is returned to the WMO to be developed again. "Unprocessed gas condensate separation results was purchased by PT Pertamina-Petro Chemical (Petchem). They also began to distribute it since Thursday (9/2), "said Sri.
He continued, unprocessed gas is processed into LPG was already distributed to Pertagas since January 27, 2017. Sales of both products have actually been planned since 2012. The hope is able to help meet the raw material of LPG in the country. "During this time 50% of the LPG is supplied from the outside," he explained.
For condensate, will be managed by a subsidiary Petchem namely Harindo Putra Group, they will sell them to factories for raw materials thinner, paint, glue, plastic pellets and steel cleaners. "During these two ingredients we stream directly granted to buyers of gas. One was to plant Jawa Bali (PJB) and PT Perusahaan Gas Negara (PGN). But now there was something more," he said.
Sri also explained to sell condensate purchasing system is regulated through a purchase agreement condensate (PJBK). Supply alone reached 850 Barrel Oil per Day (BOPD). However, this figure will continue to change in accordance with the production of condensate per day. "As of today (Thursday, 9/2) only numbers instead of 900 BOD because our production also increased. There will be six trucks of Petchem that will transport condensate per day,"
Sales of condensate is not done haphazardly. WMO has gained Provisional Determination Letter from the Minister of Energy and Mineral Resources in December 2016. In that letter explained about the sale of Madura condensate or naphtha at a price which is USD 11 / barrel, FOB. President Director Harindo Putra Group Bimo Prakoso explained, it is cooperating with PT Pertamina to distribute condensate, Pertamina's upstream industry to companies that produce thinner up plastic pellets. Currently more condensate supplied to factories and paint thinner in the Greater Jakarta, Surabaya and Semarang.
Increased infrastructure project in Indonesia to make the increase of raw material for increased dramatically thinner. Fortunately, the condensate is an ingredient that should not be exported so that the state guaranteed availability for upstream oil and gas industry continues to produce maximum. "The need for condensate annually increased, especially for plastic resin industry need a lot more. We look forward to improvements in the upstream oil and gas production will increasingly create a more secure supply of condensate again, "said Ben.
IN INDONESIAN
Kondensat PHE WMO Pasok Industri Thinner dan Biji Plastik
Keberadaan kondensat yang dihasilkan PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) mulai memiliki nilai manfaat. Mereka pun memasok kondensat untuk industri thinner dan biji plastik yang sedang berkembang di Indonesia.
General Manager PHE WMO Sri Budiyani menuturkan, pihaknya bersama Kodeco Energy Co Ltd, PT Mandiri Madura Barat (MMB) dan PT Pertamina EP (PEP) mulai menyalurkan gas terprosesnya kepada Pertagas. Sementara untuk turunan gas terproses berupa kondesat dikembalikan ke PHE WMO untuk dikembangkan kembali. “Kondensat hasil pemisahan gas terproses itu yang dibeli PT Pertamina-Petro Chemical (Petchem). Mereka pun mulai menyalurkannya sejak hari kamis (9/2),” ujar Sri.
Ia melanjutkan, gas terproses yang diolah menjadi elpiji pun sudah disalurkan ke Pertagas sejak 27 Januari 2017. Penjualan kedua produk ini sebenarnya sudah direncanakan dengan baik sejak 2012. Harapannya mampu membantu memenuhi bahan baku elpiji dalam negeri. “Selama ini 50% kebutuhan elpiji masih dipasok dari luar," jelasnya.
Untuk kondensat, akan dikelola anak perusahaan Petchem yakni Harindo Putra Group, Mereka akan menjualnya ke pabrik-pabrik untuk bahan baku thinner, cat, lem, biji plastik serta pembersih baja. "Selama ini kedua bahan ini langsung kami alirkan begitu saja ke pembeli gas. Salah satunya ke Pembangkit Jawa Bali (PJB) maupun PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Namun kini ada nilai tambahnya,” ungkapnya.
Sri juga menjelaskan, untuk kondensat tata jual belinya diatur melalui perjanjian jual beli kondensat (PJBK). Pasokannya sendiri mencapai 850 Barrel Oil per Day (BOPD). Namun, angka ini akan terus berubah sesuai dengan produksi kondensat setiap harinya. "Seperti hari ini (kamis, 9/2) saja jumlahnya malah 900 BOD karena produksi kami juga naik. Nanti akan ada 6 truk dari Petchem yang akan mengangkut kondensat setiap harinya,"
Penjualan kondensat tidak dilakukan sembarangan. PHE WMO telah mendapatkan Surat Penetapan Provisional dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Desember 2016. Dalam surat itu dijelaskan tentang penjualan kondensat Madura atau Naptha dengan harga yaitu USD 11 /per barrel FOB. President Director Harindo Putra Group Bimo Prakoso menjelaskan, pihaknya memang bekerja sama dengan PT Pertamina untuk mendistribusikan kondensat industri hulu Pertamina kepada perusahaan yang memproduksi thinner hingga biji plastik. Saat ini kondensat lebih banyak disalurkan ke pabrik thinner dan cat yang ada di Jabodetabek, Surabaya dan Semarang.
Meningkatnya pengerjaan proyek infrastruktur di Indonesia membuat peningkatan bahan baku untuk thinner meningkat drastis. Untungnya, kondensat merupakan bahan yang tidak boleh diekspor sehingga dijamin negara ketersediaannya selama industri hulu migas terus berproduksi maksimal. ”Kebutuhan kondensat setiap tahun meningkat, apalagi untuk industri biji plastik butuh lebih banyak lagi. Kami berharap dengan semakin baiknya produksi hulu migas akan semakin membuat pasokan kondensat lebih terjamin lagi,” ucap Bimo.
Koran Sindo, Page-8, Friday, Feb, 10, 2017
No comments:
Post a Comment