google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Expected production of 800,000 bpd Survive 5 Years - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Monday, February 27, 2017

Expected production of 800,000 bpd Survive 5 Years



OIL WELL OLD PROBLEMS

The volume of oil production by 800,000 barel per day (bpd) is expected to last up to five years into the future even though about 30 work areas (WK) of a total of 80 WK aged over 30 years.

Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Arcandra Tahar are expecting around 30 WK 80 WK currently has a drastic decline in production and require more effort to maintain production annually.

"We have difficulties when having to raise national production. As a result, the target is still possible to achieve that is by maintaining the production volume in the range is long enough, "he said.

Special Unit of Upstream Oil and Gas (SKK Migas) recorded until February 7, the average crude oil production by 825 700 barrels per day (bpd). On the other hand, statements SKK Migas said natural gas production record production of 7,821 million cubic feet per day (million standard cubic feet per day / MMSCFD).

In the State Budget (APBN) in 2017, the production target ready to sell or lifting set at 815 000 bpd of oil and gas 6439 MMSCFD. "If [production] increase, weight. At least, we are there [production] at 800,000 bpd. We want
hold [production] level of 800,000 bpd. "

Based on data from SKK Migas, projected in 2018 the production of only around 630,000 bpd to 680,000 bpd of oil and gas to 1.1 million to 1.2 million barrels of oil equivalent per day (thousand barrels of oil equivalent per day / MBOEPD).

In 2019 by 540,000 bpd to 610,000 bpd of oil and gas 1,100 to 1,200 MBOEPD. Then, in 2020, the target of lifting 480,000 bpd to 550,000 bpd of oil and gas 1,100 to 1,200 MBOEPD MBOEPD.

When compared to the supply and demand, the difference between the two is expected widening. Data from the Ministry of Energy, oil and gas supplies in 2020 stands at 1,810 MBOEPD and needs it has exceeded the supply is 2,600 MBOEPD

Difference higher over the next decade in a row in 2030, the supply becomes MBOEPD 1,085 and 3,950 MBOEPD needs, the supply current to 785 MBOEPD needs MBOEPD 4550 (2040), and supply drops to 535 MBOEPD when bolted to the needs of 5,315 MBOEPD. in 2050.

Therefore, the government wants to slash the numbers drop in annual production, currently at 12% per year. Meanwhile, the Ministry of Energy will start the program in 2018 through the adjustment of work plans and budgets (work plan and budget / WP & B) prepared this year.

The use of technology, acceleration of licensing is also the determination of activities that directly impact the production is expected to put a halt to production. Alternatively taken that with the findings of a new field that could
contribute significantly to the national production.

"The biggest obstacle contract does not fit. The constraint in the form of licenses outside the EMR. "Separately, Director General of Oil and Gas Ministry of Energy and Mineral Resources Wiratmaja Puja IGN said it is discussing joint SKK Migas and PSC to restrain the rate of decline in production. Restrain the rate of decline in production, he said, is not a step without risk.

IN INDONESIAN

KENDALA SUMUR MINYAK TUA

Produksi 800.000 Bph Diharapkan Bertahan 5 Tahun


Produksi minyak dengan voLume 800.000 barel per hari (bph) diharapkan bisa bertahan sampai lima tahun ke depan meskipun sekitar 30 wilayah kerja (WK) dari total 80 WK berumur di atas 30 tahun.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengharapkan sekitar 30 WK dari 80 WK saat ini memiliki penurunan produksi yang drastis dan membutuhkan upaya lebih untuk mempertahankan produksi setiap tahunnya.

“Kami sulit bila harus menaikkan produksi nasional. Alhasil, target yang masih memungkinkan untuk dicapai yakni dengan mempertahankan volume produksi dalam rentang yang cukup panjang,” ujarnya.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat hingga 7 Februari, rata-rata produksi minyak bumi sebesar 825.700  barel per hari (bph). Di sisi lain, Iaporan SKK Migas menyebutkan produksi gas bumi mencatat produksi sebesar 7.821 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd).

     Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, target produksi siap jual atau lifting ditetapkan sebesar 815.000 bph minyak dan gas 6.439 MMscfd. “Kalau [produksi] naik, berat. At least, kami ada [produksi] di 800.000 bph. Kami ingin
menahan [produksi] di level 800.000 bph.”

Berdasarkan data SKK Migas, diproyeksikan pada 2018 produksi hanya di kisaran 630.000 bph hingga 680.000 bph minyak dan gas 1,1 juta hingga 1,2 juta barel setara minyak per hari (thousand barrel oil equivalent per day/MBOEPD).

Pada 2019 sebesar 540.000 bph hingga 610.000 bph minyak dan gas 1.100 sampai 1.200 MBOEPD. Lalu, pada 2020, target lifting 480.000 bph sampai 550.000 bph minyak dan gas 1.100 MBOEPD hingga 1.200 MBOEPD.

Bila dibandingkan dengan pasokan dan kebutuhan, selisih di antara keduanya diperkirakan semakin lebar. Dari data Kementerian ESDM, pasokan migas pada 2020 berada di angka 1.810 MBOEPD dan kebutuhan justru telah melampaui angka pasokan yaitu 2.600 MBOEPD.

Selisih semakin tinggi pada dekade selanjutnya berturut-turut pada 2030, pasokan menjadi 1.085 MBOEPD dan kebutuhan 3.950 MBOEPD, pasokannya menjadi 785 MBOEPD saat kebutuhan 4.550 MBOEPD (2040), dan pasokan turun menjadi 535 MBOEPD ketika kebutuhan melesat ke 5.315 MBOEPD. pada 2050. 

Oleh karena itu, pemerintah ingin memangkas angka penurunan produksi tahunan yang saat ini mencapai 12% per tahun. Adapun, Kementerian ESDM akan memulai program tersebut pada 2018 melalui penyesuaian rencana kerja dan anggaran (work plan and budget/WP&B) yang disusun tahun ini.

Penggunaan teknologi, percepatan perizinan juga penetapan kegiatan yang berdampak langsung terhadap produksi diharapkan bisa menahan laju produksi. Cara lainnya yang ditempuh yakni dengan temuan-temuan lapangan baru yang bisa berkontribusi signifikan terhadap produksi nasional.

“Kendala terbesar kontrak tidak pas. Yang menjadi kendala itu berupa izin yang di luar ESDM.” Secara terpisah, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan pihaknya masih melakukan pembahasan bersama SKK Migas dan KKKS untuk menahan laju penurunan produksi. Menahan laju penurunan produksi, katanya, bukanlah langkah tanpa risiko. 

Bisnis Indonesia, Page-9, Saturday, Feb, 18, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel