Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) on the field Sragen, in the District of Soko keep clean better. This was evidenced already successfully save the country about USD 2 million US Dollars through innovation in the process of water injection in the field Sragen, Tuesday (7/2).
Petrochina Pertamina now it's back to make efforts to increase revenue by pursuing the target of zero gas flare at the facility Central Processing Area (CPA) for the production of gas originating and Mudi Field and Sukowati, Tuban Block. At this early stage, from the rest of the flare gas in Mudi Field and Sukowati amount of about 3- 4 MMSCFD (million standard cubic feet per day), it can be reduced 0.8 MMSCFD of Mudi field.
0.8 MMSCFD gas is now used as an additional supply of gas (feed gas) to PT Gasuma, as a buyer of exhaust gas. Activities that after JOB PPEJ can modify and install the connecting pipe (jumper line) in one of the gas processing facility. Ie from the separator PV-9700 (Mudi) to gas scrubber PV-3700 already lowered the pressure to conform to the pressure separator without impacting the supply of gas that is held in the CPA Mudi.
General Manager JOB PPEJ Akbarsyah, accompanied by the FOS (Field Operations Superintendent) Achmad Fauzy Mayanullah and Meri Iriyadi, said that after the 0.8 MMSCFD absorbed PT Gasuma. Entrained gas produced (associated gas) from the driver's field already nothing is burned (flare) again. "Furthermore, in cooperation with PT JOB PPEJ Gasuma will make modifications and innovations again so that the exhaust gas (flare) remaining approximately 2 MMscfd could be zero as part of achieving the target of the green level in 2017, said Akbarsyah.
Akbarsyah admits is not easy to achieve zero gas flare. The main problem the rest of the exhaust gas that now exist have very low pressure, which is about 2 psi. Waste gas that is the residual gas is utilized JOB PPEJ comes from processed gas through the Sulphur Recovery Unit (SRU) in order to get a clean dry gas (dry gas) to fuel internal generators.
"It took a compressor that is capable of processing the exhaust gas pressure is only about 2 psi to then increase the pressure to about 65 psi, to be absorbed by Gasuma. Theoretically it could be done by providing the appropriate compressor, but potentially explosive impact on the SRU facility because there is a vacuum or suction effect of the compressor. This technical problem which we are now discussing with the technical team of Gasuma "he said.
Akbarsyah explained JOB PPEJ total gas production is now only around 16-17 MMSCFD, far away, was down compared to the year 2012 to 2014 could reach 30 MMSCFD even more. At the time of gas production peaked and PT Gasuma have not been able to absorb, JOB PPEJ using a tool called EHTF (Enclosed High Temperature Flare) to reduce the impact of exposure to heat and light generated in the current environment made the combustion flue gas. "At that time, oil production above 35,000 barrels per day. So gas production is also great. Now production is only about 12000-13000 barrels per day. So gas production also dropped dramatically.
IN INDONESIAN
Inovasi Pertamina Petrochina Hemat Uang Negara
Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) yang berada di lapangan Sukowati, di Kecamatan Soko terus berbenah lebih baik. Hal itu dibuktikan telah sukses menghemat pengeluaran negara sebesar USD 2 juta Dollar AS lewat inovasi dalam proses water injection di lapangan Sukowati, Selasa, (7/2).
Kini Pertamina Petrochina itu kembali melakukan upaya meningkatkan pendapatan dengan mengejar target zero gas flare di fasilitas Central Processing Area (CPA) untuk produksi gas yang berasal dan Lapangan Mudi dan Sukowati, Blok Tuban. Pada tahap awal ini, dari sisa gas flare di Lapangan Mudi dan Sukowati yang besarnya sekitar 3- 4 MMscfd (juta kaki kubik per hari), sudah bisa dikurangi 0,8 MMscfd dari lapangan Mudi.
Gas sebesar 0,8 MMscfd itu kini digunakan sebagai tambahan pasokan gas (feed gas) ke PT Gasuma, selaku pembeli gas buang. Kegiatan itu setelah JOB PPEJ bisa memodifikasi dan memasang pipa penghubung (jumper line) di salah satu fasilitas pemrosesan gas. Yaitu dari separator PV-9700 (Mudi) ke gas scrubber PV-3700 yang sudah diturunkan tekanannya untuk disesuaikan dengan tekanan separator tanpa berdampak kepada suplai gas yang selama ini berlangsung di CPA Mudi.
General Manager JOB PPEJ Akbarsyah, didampingi FOS (Field Operations Superintendent) Fauzy Achmad Mayanullah dan Meri Iriyadi, menyampaikan bahwa setelah yang 0,8 MMscfd bisa diserap PT Gasuma. Gas ikutan yang diproduksi (associated gas) dari lapangan mudi sudah tidak ada yang dibakar (flare) lagi. “Selanjutnya, JOB PPEJ bekerjasama dengan PT Gasuma akan melakukan modifikasi dan inovasi lagi agar gas buang (flare) yang masih tersisa sekitar 2 MMscfd bisa menjadi zero sebagai bagian dari target pencapaian PROPER Hijau tahun 2017 ini, kata Akbarsyah.
Akbarsyah mengakui tidak mudah untuk mencapai zero gas flare. Problem utamanya sisa gas buang yang kini ada punya tekanan sangat rendah, yakni sekitar 2 Psi. Gas buang yang ada itu adalah sisa gas yang dimanfaatkan JOB PPEJ berasal dari gas yang diproses melalui Sulphur Recovery Unit (SRU) guna mendapat gas kering bersih (dry gas) untuk bahan bakar generator pembangkit listrik internal.
”Butuh kompresor yang mampu memproses gas buang yang tekanannya hanya sekitar 2 Psi untuk kemudian menaikkan tekanannya menjadi sekitar 65 Psi, agar bisa diserap oleh Gasuma. Secara teoritis hal itu bisa dilakukan dengan penyediaan kompresor yang tepat, tetapi berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap fasilitas SRU karena ada efek vakum atau hisap dari kompresor. Problem teknis ini yang sekarang sedang kami diskusikan bersama dengan tim teknis dari Gasuma” katanya.
Akbarsyah memaparkan total produksi gas JOB PPEJ kini hanya berkisar 16 - 17 MMscfd, jauh sangat turun dibanding tahun 2012-2014 yang bisa mencapai 30 MMscfd bahkan lebih. Pada saat produksi gas mencapai puncaknya dan PT Gasuma belum mampu menyerap, JOB PPEJ menggunakan alat bernama EHTF (Enclosed High Temperature Flare) untuk mengurangi dampak paparan panas dan cahaya yang ditimbulkan pada lingkungan saat dilakukan pembakaran gas buang tersebut. “Saat itu produksi minyak di atas 35.000 barel per hari. Jadi produksi gas-nya juga besar. Kini produksi minyak hanya sekitar 12.000 - 13.000 barel per hari. Jadi produksi gas juga turun drastis.
Memorandum, Page-22, Wednesday, 8, Feb, 2017
No comments:
Post a Comment