When the position of director at the state-owned enterprise there is a political element is a natural thing. Government as shareholders are concerned about putting people who are considered suitable occupy important positions in state-owned enterprises (enterprises). A political element that will not be a problem during aiming to maximize the performance of state-owned enterprises so as to provide greater benefits to society.
It happened when the government removed the President Director of PT Pertamina Soetjipto and Deputy Director of Pertamina Ahmad Bambang. Why commissioners as government representatives at Pertamina still a big question? Although the government has explained that one reason for the removal of the two leaders was because there was a 'solar twins' in the body of the oil SOEs. 'The sun twins' appears when commissioners raised post as deputy director. Dualism of leadership that makes performance Pertamina walk slowly so the government decided to remove two such important positions abruptly.
If there is a duality of leadership, why not one of the positions that are removed? In addition, at this time all parties recognized Pertamina's performance is pretty good. It can be seen from the company's profit growth throughout 2017. Why the government removed the Managing Director and Vice President Director of Pertamina become confusing. Not to mention the criteria as to what will be the new skipper of Pertamina.
Coordinating Minister Luhut Binsar Pandjaitan maritime states, President Director of Pertamina should have the competence to make Pertamina a more efficient and productive. For a while, Yenny Andayani served as Acting Managing Director of Pertamina up to 30 days. Until now there has been news came a new chief executive candidates. Luhut stressed that the most important criterion for a person who was appointed as Managing Director of Pertamina, which has great competence. Competence must be able to make Pertamina to become more efficient and more productive.
Two things are important to bring strong Pertamina in global competition. Is he from the inside or from the outside we'll see, if you meet the criteria. I think competence is important, "said Luhut at the Presidential Palace Complex. Indeed factor competence, leadership, integrity, and commitment to develop Pertamina is the main requirement for the replacement Soetjipto. Luhut claimed not to know the names of candidates for Director of Pertamina. If internally, there may be two figures likely to be the new skipper.
Until 2025, Pertamina will invest US $ 146 billion. Pertamina targets in the upstream sector of oil and gas production may reach 1.81 million barrels of oil equivalent per day and geothermal energy 2,267 megawatts (MW). In the renewable energy sector, the company is targeting an installed capacity of power generation reached 4,500 MW to 3,800 MW for gas and renewable energy. In the processing sector, the company is targeting the refinery capacity can be increased to 2 million barrels per day (bpd). Meanwhile, in the marketing sector, the government-owned oil and gas company will increase the stock of fuel oil (BBM) to 30 and increase the number of gas stations had up to 8,150 units from 5,311 units at this time.
FROM Internal
Meanwhile, Deputy Chairman of Commission VII Mochamad hekal said President Director of Pertamina's new will should be filled from among the internal capable of maintaining the efficiency and production performance. "The board of directors should choose a representative of internal circles as I'm sure many of the nation who have been educated Pertamina smart and high integrity. He added, Pertamina is the most strategic SOEs so that its leaders should not only be able to keep Pertamina in terms of efficiency, but also to improve production performance.
In addition, the state-owned enterprises should also be led by the new leadership that is free of commercial interests and give priority to national interests. Meanwhile, former Secretary of the Ministry of State Enterprises Said Didu worried about the party seeking provocateur regarding the removal of the two leaders Pertamina. "Who knows what the provocation. I'm worried that there are those who feel this person may not be in going to work with, "he said.
He also expressed confidence there are those who take advantage of the situation because the process is so fast on the company's performance was fine. Related condition that he agreed that the State Enterprises Minister Rini Soemarno need to intervene and make sure no other interest other than the interest of Pertamina in determining the leadership of the government-owned company.
According to him, the next criteria Pertamina leadership candidate should be someone who is already finished with her. That means he is no longer in a position to seek wealth and position so it is not easy to be seduced. Meanwhile, the second criterion is integrity in the sense not afraid of pressure from any party. SOE previous oil and gas bearing two sea horses, starfish, and the ribbon was replaced with the letter P with three colors, is expected to soon get a new leader better and promotes the interests of national
IN INDONESIAN
DIRUT BARU PERTAMINA
Menebak Nakhoda Baru Kuda Laut
Ketika jabatan direksi di perusahaan milik pemerintah ada unsur politis merupakan hal yang wajar. Pemerintah sebagai pemilik saham tentu berkepentingan menempatkan orang-orang yang dianggap sesuai menempati posisi penting di badan usaha milik negara (BUMD). Unsur politis itu tidak akan menjadi masalah selama bertujuan untuk memaksimalkan kinerja perusahaan milik negara sehingga dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat.
Hal itu terjadi ketika pemerintah mencopot Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Pertamina Ahmad Bambang. Kenapa jajaran komisaris sebagai Wakil pemerintah di Pertamina masih menjadi pertanyaan besar? Meskipun pemerintah telah menjelaskan salah satu alasan pencopotan dua pimpinan itu karena ada ‘matahari kembar’ di tubuh BUMN migas tersebut. ‘Matahari kembar’ muncul ketika komisaris mengangkat jabatan wakil direktur. Dualisme kepemimpinan itu membuat kinerja Pertamina berjalan lambat sehingga pemerintah memutuskan mencopot dua posisi penting tersebut secara mendadak.
Jika terjadi dualisme kepemimpinan, kenapa tidak salah satu jabatan yang dihapus? Selain itu, saat ini kinerja Pertamina diakui semua pihak cukup bagus. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan laba perseroan sepanjang 2017. Kenapa pemerintah mencopot Dirut dan Wadirut Pertamina menjadi simpang siur. Belum lagi kriteria seperti apa yang akan menjadi nakhoda baru Pertamina.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, Direktur Utama Pertamina harus punya kompetensi dalam membuat Pertamina lebih efisien dan produktif. Untuk sementara, Yenny Andayani menjabat sebagai Pelaksana Tugas Dirut Pertamina hingga 30 hari mendatang. Sampai saat ini belum tersiar kabar nama calon direktur utama baru. Luhut menegaskan, kriteria terpenting bagi seseorang yang diangkat menjadi Dirut Pertamina yakni memiliki kompetensi besar. Kompetensi itu harus dapat membuat Pertamina menjadi lebih efisien dan lebih produktif.
Dua hal itu penting untuk membawa Pertamina kuat dalam persaingan global. Apakah dia dari dalam atau dari luar kita lihat saja nanti, kalau memenuhi kriteria itu. Saya pikir kompetensi menjadi penting,” ujar Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan. Memang faktor kompetensi, kepemimpinan, integritas, dan komitmen tinggi untuk mengembangkan Pertamina menjadi syarat utama bagi pengganti Dwi Soetjipto. Luhut mengaku belum mengetahui nama-nama calon Direktur Utama Pertamina. Jika dari internal, kemungkinan ada dua sosok yang berpeluang menjadi nakhoda baru.
Hingga 2025, Pertamina akan menginvestasikan dana US$ 146 miliar. Di sektor hulu Pertamina menargetkan produksi migas dapat mencapai 1,81 juta barel setara minyak per hari dan panas bumi 2.267 megawatt (MW). Pada sektor energi baru terbarukan, perseroan menargetkan kapasitas terpasang pembangkit listrik mencapai 4.500 MW untuk gas dan 3.800 MW untuk energi terbarukan. Di sektor pengolahan, perseroan menargetkan kapasitas kilang dapat ditingkatkan menjadi 2 juta barel per hari (bph). Sementara itu, di sektor pemasaran, perusahaan migas milik pemerintah itu bakal meningkatkan stok bahan bakar minyak (BBM) menjadi 30 had dan menambah jumlah SPBU hingga 8.150 unit dari saat ini 5.311 unit.
DARI lNTERNAL
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR Mochamad Hekal mengatakan Direktur Utama Pertamina yang baru nantinya sebaiknya diisi dari kalangan internal yang mampu menjaga efisiensi dan kinerja produksi. “Jajaran direksi sebaiknya memilih perwakilan dari kalangan internal karena saya yakin banyak anak bangsa yang telah dididik Pertamina yang pintar dan berintegritas tinggi. Dia menilai, Pertamina merupakan BUMN paling strategis sehingga pimpinannya tidak saja harus mampu menjaga Pertamina dari segi efisiensi, tetapi juga harus mampu meningkatkan kinerja produksi.
Selain itu, BUMN tersebut juga harus dipimpin oleh pimpinan baru yang bebas dari kepentingan dagang dan mengutamakan kepentingan nasional. Sementara itu, mantan Sekretaris Kementerian Negara BUMN Said Didu mengkhawatirkan adanya pihak yang berupaya menjadi provokator mengenai pencopotan kedua pimpinan Pertamina tersebut. “Siapa tahu ada yang memprovokasi. Saya khawatir ada pihak yang merasa orang ini tidak mungkin di ajak kerja sama," ujarnya.
Dia juga menyatakan yakin ada pihak yang memanfaatkan situasi itu karena prosesnya begitu cepat pada saat kinerja perseroan sedang baik-baik saja. Terkait kondisi itu dia sependapat bahwa Menteri Negara BUMN Rini Soemarno perlu campur tangan dan memastikan tidak ada kepentingan lain selain kepentingan Pertamina dalam menentukan pimpinan perusahaan milik pemerintah itu.
Menurutnya, kriteria calon pimpinan Pertamina mendatang haruslah orang yang sudah selesai dengan dirinya. Artinya dia tidak lagi dalam posisi mencari harta maupun Jabatan sehingga tidak mudah untuk dirayu. Sementara itu, kriteria kedua adalah integritas dalam arti tidak takut tekanan dari pihak mana pun. BUMN migas yang sebelumnya berlogo dua kuda laut, bintang, dan pita itu diganti dengan huruf P dengan tiga warna, diharapkan segera mendapatkan pemimpin baru yang lebih baik dan mengedepankan kepentingan nasional
Bisnis Indonesia, Page-30, tuesday, Feb, 7, 2017
No comments:
Post a Comment