google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina Ready to Support Gas Sector - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Monday, February 13, 2017

Pertamina Ready to Support Gas Sector



PT Pertamina is ready to become an agent to stimulate the growth of gas consumption infrastructure and Indonesia. This statement was made Acting President Director of Pertamina Yenni Andayani in Indogas Forum 2017 in Jakarta. Yenni is also Chairman of Indonesia Gas Society said that Indonesia is estimated to need investment of US $ 70 billion to US $ 80 billion for the construction of gas infrastructure as a whole by 2030.

Infrastructure is earmarked sustain domestic energy needs are growing at about 4% -5% per year. According to him, the role of natural gas for Indonesia's economic future will be quite prominent. It was mainly triggered by the growth of gas demand from electricity generation in line with the government program of 35 thousand megawatts, and also project Pertamina refineries.

The increase in demand also influenced additional capacity fertilizer factory as well as the transport sector. "The projects will increase the demand for gas and the next challenge is an attempt to meet the demand from upstream to downstream," says Yenni, Indonesia has a gas deficit of about 500 million cubic feet per day (MMSCFD). The deficit is projected to further increase in 2030 to 4,000 MMSCFD.

Pertamina, said Yenni, as a pioneer of the gas business and LNG global scale today continues to develop gas infrastructure in the entire gas value chain. For instance, to develop upstream gas, setting up a revitalization plan Mahakam block, build a Floating Storage Regasification Unit, developing a gas pipeline, and securing LNG supplies from inside and outside the country. "This gas infrastructure investments are long-term investments. Thus, the necessary coordination at all levels of stakeholders, including ensuring the investment climate goes well, "said Yenni.

In the same occasion, Pertamina signed a sale and purchase of gas for supply of gas refueling stations (SPBGs) networks and household gas which is a government assignment to Pertamina Balikpapan. The gas supply sourced from Chevron Indonesia Company with a volume of 1.5 MMSCFD in force until 2018. The agreement was signed by Pertamina Gas Natural VP, and VP Commercial Wiko Migantoro Chevron Indonesia John White and witnessed by the Deputy Minister of Energy and Mineral Resources Arcandra Tahar. From the supply, 1 MMSCFD reserved SPBGs Mother Station Rapak Balikpapan and 0.5 MMSCFD for 3,849 household connections.

IN INDONESIAN

Pertamina Siap untuk Dukung Sektor Gas


PT Pertamina siap menjadi agen untuk memacu pertumbuhan infrastruktur dan konsumsi gas Indonesia. Demikian dikemukakan Plt Direktur Utama Pertamina Yenni Andayani dalam Forum Indogas 2017 di Jakarta. Yenni yang juga Chairman Indonesia Gas Society mengatakan Indonesia diperkirakan perlu investasi US$ 70 miliar- US$ 80 miliar untuk pembangunan infrastruktur gas secara menyeluruh hingga 2030.

Infrastruktur itu diperuntukkan menopang kebutuhan energi domestik yang tumbuh sekitar 4%-5% per tahun. Menurutnya, peran gas alam untuk ekonomi Indonesia ke depan akan cukup menonjol. Hal itu terutama dipicu pertumbuhan permintaan gas dari pembangkit listrik PLN seiring dengan program 35 ribu megawatt pemerintah, dan juga proyek kilang-kilang Pertamina. 

Kenaikan permintaan turut dipengaruhi penambahan kapasitas pabrik pupuk serta sektor transportasi. “Proyek-proyek tersebut meningkatkan permintaan gas dan tantangan selanjutnya adalah upaya untuk memenuhi permintaan dari hulu ke hilir,” kata Yenni, Indonesia sudah defisit gas sekitar 500 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Defisit diproyeksikan semakin bertambah pada 2030 hingga 4.000 mmscfd. 

Pertamina, lanjut Yenni, sebagai pionir bisnis gas dan LNG skala global saat ini terus mengembangkan infrastruktur gas di seluruh mata rantai bisnis gas. Umpama, mengembangkan gas hulu, menyiapkan rencana revitalisasi Blok Mahakam, membangun Floating Storage Regasification Unit, mengembangkan pipa gas, dan mengamankan pasokan LNG dari dalam dan luar negeri. “Investasi infrastruktur gas ini merupakan investasi jangka panjang. Maka itu, diperlukan koordinasi di segala lapisan stakeholder, termasuk memastikan iklim investasi berjalan baik,” lanjut Yenni.

Dalam kesempatan sama, Pertamina menandatangani jual beli gas untuk pasokan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dan jaringan gas rumah tangga yang merupakan penugasan pemerintah kepada Pertamina di Balikpapan. Pasokan gas bersumber dari Chevron Indonesia Company dengan volume 1,5 mmscfd yang berlaku hingga 2018. Penandatanganan dilakukan VP Natural Gas Pertamina, Wiko Migantoro dan VP Commercial Chevron Indonesia John White dan disaksikan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. Dari pasokan tersebut, 1 mmscfd diperuntukkan SPBG Mother Station Rapak Balikpapan dan 0,5 mmscfd bagi 3.849 sambungan rumah tangga.

 Media Indonesia, Page-19, Wednesday, 8, Feb, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel