Some foreign investors are getting interested in investing Tanjung Api-Api region with plans to build an oil refinery worth 8.4 euros, equivalent to Rp. 118 Trillion. The investors are PT Palembang GMA Refinery Consortium (PGRC), which is a consortium of investment firms across the country, including Brisbane Investment (Australia), PT Management Asia General (GMA), PT Toman Pare, Anglo Energy Refining Group (UK) and PT BCL Zawar Indonesia.
Managing Director Andrey PGRC Stroev said it will build an oil refinery (re fi nery) with a production capacity of up to 300,000 barrels per day (bpd). "It is estimated that the construction will be completed within 3 years starting from the engineering, procurement, and construction (EPC) to commercial production," he said during an audience with the Governor of South Sumatra, on Tuesday (21/2)
According to him, the products that will be produced from the refinery in the form of gasoline, diesel, kerosene, with the quality of fuel oil (BBM) clean standard Euro V. Andrey added PGRC also plans to build an international fuel storage facility with a capacity of 10 million barrels in location same.
He went on permit issues have also been resolved from the investment license, permit management to permit temporary location. "In the near future our team will come in and do a feasibility study on the location of the Special Economic Zone Tanjung Api-Api [SEZ]. Ministry of Energy and Mineral Resources has indeed been aiming KEK Tanjung Api-Api as one of the locations of BPH in the Special Economic Zone Tanjung Api-Api refinery construction since last year.
FULLY SUPPORTS
Meanwhile South Sumatra Governor Alex Noerdin said the provincial government will fully support the construction of the refinery. "We fully support this development, whatever it takes we'll package, such as land we have prepared the required location as needed," he said.
For information, PGRC was established in 2016 to address the challenge of meeting the needs of fuel in Indonesia, especially fuel continues to increase along with the increasing number of population in Indonesia.
Indonesia aims to build refineries do not need to import fuel from abroad to become energy independent country without having to rely on other countries. In addition, the company was established to develop international oil refineries and storage for strategic oil reserves. PT PGRC addition, there are other private companies that expressed interest to build private refineries in Indonesia, namely Kilanindo Golden Star, plans to build a refinery in Situbondo, East Java.
Kilanindo itself a consortium and a company owned by Suharto family, namely Bambang Trihatmodjo, PT Golden Energy Kreasindo. The company teamed up with PT Indonesia Situbondo Re fi nery who own land and oil companies from Iran, the National Iranian Oil Refining & Distribution Company who will supply oil. Of the two companies, the new PT PGRC that already incorporate the completeness of the data to the Ministry of Energy to take care associated with licensing.
On the Regulation of Minister No. 35/2016 on the Development of Private Refinery, which entered into force 11 November 2016, the government allowed private refineries to import raw materials for the oil needs. Meanwhile, the results of the refinery's products mainly for domestic needs.
IN INDONESIAN
PGRC Siap Garap Tanjung Api-Api
Sejumlah investor asing mulai tertarik menanamkan modal dikawasan Tanjung Api-Api dengan berencana membangun kilang minyak senilai 8,4 euro atau setara Rp. 118 Triliun. Adapun investor yang dimaksud adalah PT Palembang GMA Refinery Consortium (PGRC), yang merupakan konsorsium sejumlah perusahaan investasi lintas negara, diantaranya Brisbane Penanaman Modal (Australia), PT Manajemen Asia Umum (GMA), PT Toman Pare, Anglo Energi Refining Group (Inggris), dan PT BCL Zawar Indonesia.
Direktur Utama PGRC Andrey Stroev mengatakan, pihaknya akan membangun kilang minyak (refinery) dengan kapasitas produksi hingga 300.000 barel per hari (bph). “Diperkirakan pembangunan akan selesai dalam waktu 3 tahun mulai dari proses rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) hingga produksi komersial,” katanya saat audiensi dengan Gubernur Sumsel, Selasa (21/2)
Menurutnya, produk yang akan dihasilkan dari kilang ini berupa Bensin, Solar, minyak tanah, dengan kualitas bahan bakar minyak (BBM) bersih berstandar Euro V. Andrey menambahkan PGRC juga berencana untuk membangun sebuah fasilitas penyimpanan BBM internasional dengan kapasitas 10 juta barel di lokasi yang sama.
Dia melanjutkan persoalan perizinan juga sudah diselesaikan mulai dari izin investasi, izin pengelolaan sementara hingga izin lokasi. “Dalam waktu dekat tim kami akan datang dan lakukan studi kelayakan di lokasi Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api [KEK]. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memang telah membidik KEK Tanjung Api-Api sebagai salah satu lokasi BPH di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api pembangunan kilang minyak sejak tahun lalu.
DUKUNG PENUH
Sementara itu Gubenur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan Pemerintah Provinsi akan mendukung penuh pembangunan kilang tersebut. “Kami dukung penuh pembangunan ini, apa saja yang diperlukan akan kami siapkan, seperti lahan sudah kami siapkan lokasinya sesuai kebutuhan yang diperlukan," katanya.
Sebagai informasi, PGRC didirikan pada 2016 untuk menjawab tantangan mengenai pemenuhan kebutuhan bahan bakar di Indonesia, terutama BBM yang terus meningkat seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia.
Pembangunan kilang bertujuan agar Indonesia tidak perlu mengimpor BBM dari luar negeri sehingga menjadi negara yang mandiri energi tanpa harus bergantung pada negara lain. Selain itu, perusahaan ini didirikan untuk mengembangkan kilang minyak dan penyimpanan internasional untuk cadangan minyak strategis. Selain PT PGRC, ada perusahaan swasta lain yang menyatakan minatnya untuk membangun kilang swasta di Indonesia yakni Kilanindo Golden Star, berencana membangun kilang di Situbondo, Jawa Timur.
Kilanindo sendiri merupakan konsorsium dan perusahaan milik Keluarga Cendana, yakni Bambang Trihatmodjo, yakni PT Kreasindo Golden Energi. Perusahaan ini berkongsi dengan PT Situbondo Refinery Indonesia yang memiliki lahan dan perusahaan minyak asal Iran, National Iranian Oil Refining & Distribution Company yang akan memasok minyak. Dari kedua perusahaan ini, baru PT PGRC yang sudah memasukkan kelengkapan data ke Kementerian ESDM untuk mengurus terkait dengan perizinan.
Pada Peraturan Menteri ESDM No. 35/2016 tentang Pembangunan Kilang Swasta, yang mulai berlaku 11 November 2016, pemerintah mengizinkan kilang swasta mengimpor bahan baku minyak untuk kebutuhannya. Sementara itu, hasil produk kilangnya diutamakan untuk kebutuhan dalam negeri.
Bisnis Indonesia, Page-8, Thursday, Feb, 23, 2017
No comments:
Post a Comment