PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), Kodeco eo. Ltd. (Kodeco), PT Mandiri West Madura (MMB) and PT Pertamina EP (PEP) started to deliver gas which it processes to Pertagas, while the processed gas derivatives in the form of condensate is returned to WMO later by WMO sold to other companies. Gas processed which can later be processed into LPG is already starting to be delivered to PT Pertamina Gas (Pertagas) on January 27, 2017.
While the separation of gas condensate was processed, purchased by PT Pertamina-Petro chemical (Petchem) to be distributed (8/2) marked the first condensate from the delivery trucks to Petchem PHE WMO.
The first delivery truck was witnessed by President General Manager (GM) Pertamina Upstream Energy West Madura Offshore (PHE WMO), Sri Budiyani. According to Sri Budiyani, sales of these two products has actually been in the planning since 2012, but only realized this year. The hope is able to help meet the raw material of LPG (LPG) in the country because 50 percent is supplied from the outside.
While condensate will be managed by a subsidiary Petchem, Harindo Men Group will be sold to factories for raw materials thinner, paint, glue, plastic pellets and steel cleaners.
"During these two ingredients we stream directly granted to buyers of gas we like to plant Jawa Bali (PJB) and PT Perusahaan Gas Negara (PGN). But now there is value added, "said Sri Budiyani, Wednesday (02/08/2017).
This system is said to condensate sales arranged through the purchasing by Purchase Agreement Condensate (PJBK). With the number 850 Barrel of Day (BOD), however, this figure will continue to change in accordance with the production of condensate per day.
"As of today (Wednesday, 02/08) alone account instead of 900 BOD because our production also rose, there will be 6 to 8 trucks of Petchem that will transport condensate per day," said Sri Budiyani.
Sri Budiyani as General Manager WMO explained that Madura Condensate is channeled into Petchem is part returned to the upstream sector by Pertagas based Processed Gas Sales Agreement (PJBGT). The Sellers through WMO has gained ICP Provisional Determination Letter from the Minister of Energy and Mineral Resources on 30 December 2016 and to Provisional ICP Condensate Madura.
So for the early stages of the Sellers agreed to sign PJBK for a period of 1 (one) year, where after a period of 1 (one) year Petchem still have the opportunity to purchase the condensate Madura.
Ir Bimo Prakoso, President Director Harindo Putra Group said it cooperated with PT Pertamina to distribute condensate, Pertamina's upstream industry to companies that produce Thinner hinga plastic pellets. Currently more condensate supplied to factories and paint thinner in Jakarta, Bogor (Buitenzorg) Depok, Tangerang, Bekasi and Surabaya to Semarang.
According to Ben, increasing infrastructure project in the country to make an increase in raw materials for the paint thinner condensate has increased dramatically.
Fortunately, the condensate is an ingredient that should not be exported so it is guaranteed by the state availability for upstream oil and gas industry continues to produce maximum.
"The need for condensate annually increased, especially for plastic resin industry need a lot more. We look forward to improvements in the upstream oil and gas production will increasingly make the supply of condensate to be more secure, "said Bimo
IN INDONESIAN
PHE WMO Mulai Manfaatkan Kondensatnya
PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), Kodeco Energy eo. Ltd. ( Kodeco), PT Mandiri Madura Barat (MMB) dan PT Pertamina EP (PEP) mulai menyalurkan gas yang diprosesnya kepada Pertagas, sedangkan turunan gas terproses berupa kondensatnya dikembalikan ke PHE WMO yang kemudian oleh PHE WMO dijual kepada perusahaan lain. Gas terproses yang nantinya bisa diolah menjadi elpiji sudah mulai disalurkan ke PT Pertamina Gas (Pertagas) pada 27 Januari 2017.
Sedangkan kondensat hasil pemisahan gas terproses itu, yang dibeli oleh PT Pertamina-Petro chemical (Petchem) dan mulai disalurkan (8/2) yang ditandai dengan pengiriman truk kondensat pertama dari PHE WMO kepada Petchem.
Pengiriman truk pertama itu disaksikan langsung oleh President General Manager (GM) Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore (PHE WMO), Sri Budiyani. Menurut Sri Budiyani, penjualan kedua produk ini sebenarnya sudah di planning sejak 2012 lalu, namun baru terealisasi tahun ini. Harapannya mampu membantu memenuhi bahan baku elpiji (LPG) dalam negeri sebab 50 persennya masih dipasok dari luar.
Sedangkan kondensat yang nantinya akan dikelola oleh anak perusahaan Petchem, Harindo Putra Group akan dijual ke pabrik-pabrik untuk bahan baku thinner, cat, lem, biji plastik serta pembersih baja.
“Selama ini kedua bahan ini langsung kami alirkan begitu saja ke pembeli gas kami seperti ke Pembangkit Jawa Bali (PJB) maupun PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Namun kini ada nilai tambahnya,” kata Sri Budiyani, Rabu (8/2/2017).
Dikatakan untuk kondensat ini tata jual belinya diatur melalui berdasarkan Perjanjian Jual Beli Kondensat (PJBK). Dengan jumlah 850 Barrel of Day (BOD), Namun, angka ini akan terus berubah sesuai dengan produksi kondensat setiap harinya.
“Seperti hari (Rabu 8/2) saja jumlahnya malah 900 BOD karena produksi kami juga naik, nanti akan ada 6 sampai 8 truk dari Petchem yang akan mengangkut kondensat setiap harinya,” kata Sri Budiyani.
Sri Budiyani sebagai General Manager PHE WMO menjelaskan bahwa Kondensat Madura yang dialirkan ke Petchem merupakan bagian yang di kembalikan ke sektor hulu oleh Pertagas berdasarkan Perjanjian Jual Beli Gas Terproses (PJBGT). Pihak Penjual melalui PHE WMO telah mendapatkan Surat Penetapan Provisional ICP dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada tanggal 30 Desember 2016 yang lalu untuk Provisional ICP Kondensat Madura.
Sehingga untuk tahap awal Pihak Penjual sepakat untuk menanda tangani PJBK untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, dimana setelah jangka waktu 1 (satu) tahun tersebut Petchem tetap mempunyai kesempatan untuk membeli Kondensat Madura tersebut.
Ir Bimo Prakoso, President Director Harindo Putra Group mengatakan pihaknya bekerjasama dengan PT Pertamina untuk mendistribusikan kondensat industri hulu Pertamina kepada perusahaan yang memproduksi Thinner hinga biji plastik. Saat ini kondensat lebih banyak disalurkan ke pabrik thinner dan cat yang ada di Jakarta, Bogor (Buitenzorg) Depok, Tangerang, Bekasi dan Surabaya hingga Semarang.
Menurut Bimo, meningkatnya pengerjaan proyek infrastruktur di Tanah Air membuat peningkatan bahan baku untuk thinner yakni kondensat pun meningkat drastis.
Beruntungnya, kondensat merupakan bahan yang tidak boleh di ekspor sehingga di jamin oleh negara ketersediaannya selama industri hulu migas terus berproduksi maksimal.
“Kebutuhan kondensat setiap tahun meningkat, apalagi untuk industri biji plastik butuh lebih banyak lagi. Kami berharap dengan semakin baiknya produksi hulu migas akan semakin membuat pasokan kondensat akan lebih terjamin lagi,” kata Bimo.
Surabaya Pagi, Page-10, Saturday, Feb, 11, 2017
No comments:
Post a Comment