Facility construction project submarine pipe line (SPL) and single point mooring (SPM) in the refinery Pertamina Refinery Unit VI Balongann, lndramayu West Java, with an investment of Rp 1.79 trillion begins.
The groundbreaking, yesterday, carried out by the Minister Ignatius Jonan along SOE Minister Rini Soemarno. Accompanied by the Acting Director of PT Pertamina Yenni Andayani Pertamina along with the ranks of management.
Jonan said it appreciated the efforts of Pertamina in developing the refinery existingnya. One of them through the project SPL / SPM's. "We support efforts to increase the national refining capacity, either through mail-in project RDMP NGRR," he said.
As is known, the government has expressed commitment to continue realizing energy security, one of them with the development and pningkatan national refining capacity. Indonesia currently has 12 refineries, seven of which are oil refineries. "The capacity of the refinery in operation today around 800,000 barrels per day, while the installed refinery capacity 1.169 million barrels per day. It has been years did not grow. In accordance with the directives of the President that at least the national requirement refinery capacity should be equal to the national needs, "he said.
SPL and SPM facility built Pertamina to meningkalkan reliability of supply of crude oil to the refinery RU VI Balongan. With this facility, efeklivitas activities of loading / unloading and transportation costs are expected to increase crude oil can be suppressed because the tanker lay time becomes shorter.
Project SPL / SPM includes work offhore and onshore. Works include the construction of offshore SPL 32 inches in diameter with a length of 15.2 kilometers and SPM capacity of 165,000 dead weight tonnage (DWT).
Meanwhile, onshore work included the construction of an underground pipe diameter of 32 inches with a length of 500 meters, the construction of one new tank unit with a capacity of 22,000 kiloliters modification of existing tanks and the installation of flushing and pigging system.
In the process, Pertamina set a number panner through the procurement process in accordance with procedures in the company. By absorbing the approximately 600 workers, Pertamina is targeting this project was completed in 23 months since the signing of the contract on October 10, 2016. "We have carried out a rigorous selection through a procurement process that is always berasaskan good corporate governance. Therefore, we believe that you have the best partners to work on this project, and we are optimistic that we can finish on time with a predetermined quality, "says Yenni.
RU VI Balongan refinery into one of the oil refineries that will be developed through megaprojects Refinery Development Master Plan (RDMP) with an investment of US $ 1.2 billion. This year RDMP VI Balongan refinery RU entered the stage of Basic Engineering Design (BED) and expected to be completed in 2020 with a capacity of 125,000 barrels per day to 240,000 barrels per day. RDMP megaproject and the construction of new refineries (grass root fefinery) ditarqetkan will increase national refining capacity to 2 million barrels per day in 2023. In addition to RU VI Balongan refinery, RDMP project conducted in RU IV Cilacap refinery, RU V Balikpapan refinery, and refineries RU II Dumai. The NGRR set in Tuban and Balongan.
IN INDONESIAN
Proyek Pendukung Rp 1,79 Triliun Dimulai
Proyek pembangunan fasilitas submarine pipe line (SPL) dan single point mooring (SPM) di Kilang Pertamina Refinery Unit VI Balongann, lndramayu Jawa Barat, dengan investasi Rp 1,79 triliun dimulai.
Adapun groundbreaking, kemarin, dilakukan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan beserta Menteri BUMN Rini Soemarno. Turut mendampingi Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Pertamina Yenni Andayani beserta jajaran manajemen Pertamina.
Jonan mengatakan pihaknya mengapresiasi upaya Pertamina dalam melakukan pengembangan terhadap kilang existingnya. Salah satunya melalui proyek SPL/ SPM ini. “Kami dukung upaya peningkatan kapasitas kilang nasional, baik melalui proyek RDMP mail-in NGRR,” ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintah telah menyatakan berkomitmen untuk terus mewujudkan ketahanan energi, salah satunya dengan pembangunan dan pningkatan kapasitas kilang nasional. Saat ini Indonesia memiliki 12 kilang, yang tujuh di antaranya merupakan kilang Pertamina. “Kapasitas kilang yang beroperasi saat ini sekitar 800.000 barel per hari, sedangkan kapasitas kilang terpasang 1.169.000 barel per hari. lni sudah bertahun-tahun tidak tumbuh. Sesuai dengan arahan Bapak Presiden bahwa sekurangnya kebutuhan nasional itu kapasitas kilangnya harus sama dengan kebutuhan nasional,” katanya.
Fasilitas SPL dan SPM dibangun Pertamina untuk meningkalkan keandalan pasokan minyak mentah ke Kilang RU VI Balongan. Dengan adanya fasilitas ini, efeklivitas kegiatan loading/unloading diharapkan meningkat dan biaya transportasi minyak mentah dapat ditekan karena lay time kapal tanker menjadi lebih singkat.
Proyek SPL/SPM ini meliputi pekerjaan offhore dan onshore. Pekerjaan offshore meliputi pembangunan SPL berdiameter 32 inci dengan panjang 15,2 kilometer dan SPM berkapasitas 165.000 dead weight tonnage (DWT).
Adapun, pekerjaan onshore antara lain meliputi pembangunan pipa bawah tanah berdiameter 32 inci dengan panjang 500 meter, pembangunan 1 unit tangki baru berkapasitas 22.000 kiloliter modifikasi tangki existing, serta pemasangan flushing dan pigging system.
Dalam pengerjaannya, Pertamina menetapkan sejumlah panner melalui proses pengadaan sesuai prosedur di perusahaan. Dengan menyerap kurang lebih 600 orang tenaga kerja, Pertamina menargetkan pengerjaan proyek ini selesai dalam 23 bulan sejak penandatangan kontrak pada 10 Oktober 2016. “Kami telah melaksanakan seleksi yang ketat melalui proses pengadaan yang selalu berasaskan good corporate governance. Karena itu kami yakin telah mendapatkan partner-partner terbaik untuk mengerjakan proyek ini, dan kami optimis dapat menyelesaikannya tepat waktu dengan kualitas yang telah ditetapkan," ujar Yenni.
Kilang RU VI Balongan menjadi salah satu kilang Pertamina yang akan dikembangkan melalui megaproyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dengan investasi US$ 1,2 miliar. Pada tahun ini RDMP Kilang RU VI Balongan memasuki tahapan Basic Engineering Design (BED) dan diharapkan selesai pada 2020 dengan peningkatan kapasitas dari 125.000 barel per hari menjadi 240.000 barel per hari. Megaproyek RDMP dan pembangunan kilang baru (grass root fefinery) ditarqetkan akan meningkatkan kapasitas kilang nasional menjadi 2 juta barel per hari pada 2023. Selain Kilang RU VI Balongan, proyek RDMP dilakukan di Kilang RU IV Cilacap, Kilang RU V Balikpapan, dan Kilang RU II Dumai. Adapun NGRR ditetapkan di Tuban dan Balongan.
Bisnis Indanesia, Page-30, Friday, Feb, 17, 2017
No comments:
Post a Comment