google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Supporting Facilities Balongan Refinery Start Build - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Monday, February 27, 2017

Supporting Facilities Balongan Refinery Start Build



Investment Pertamina Rp. 1.79 Trillion

PT Pertamina begin construction of the facility submarine pipe line (SPL) and single point mooring (SPM) in the refinery Pertamina Refinery Unit VI Balongan, Indramayu, West Java.

SPM is a floating facility bertambatnya a ship at sea, at the same time acts as a conduit of oil from the ship tethered to the offshore pipeline and onshore facilities or contrast. The project investment reached Rp 1.79 trillion. This groundbreaking event was attended by the Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Ignatius Jonan together SOE Minister Rini Soemarno And accompanied by Acting (Plt) Director of Pertamina Yenni Andayani.

Jonan said the government is committed to realizing energy security. One of them with the development and improvement of national refining capacity. Indonesia currently has 12 refineries, where seven of them are oil refineries. Refining capacity in operation today About 800,000 barrels per day of refining capacity installed while 1.169 million barrels per day. "I appreciate Pertamina doing improvement to its existing refinery, As well as projects SPL / SPM's. We support efforts to increase the national refining capacity, either through mail-in project RDMP NGRR, "said Jonan in his speech.

Jonan explain to meet the needs of fuel oil (BBM) national, in the draft General Plan of National Energy (RUEN), the planned national refining capacity increased more than 2 million bpd in 2025. Kementeiian EMR also has issued Regulation No. Minister of Energy and Mineral Resources 35 2016 on the Development of the Private Refinery. "This regulation to accelerate and facilitate the construction of new refineries," he said.

Meanwhile Yenni explains SPL and SPM facility built as part of efforts to Pertamina to increase the reliability of supply of crude oil to the refinery RU VI Balongan. With this facility, the effectiveness of the activities of loading / unloading and transportation costs are expected to increase crude oil can be pressed for time lay tankers are more short. In addition, SPL and SPM facility is also capable to support operational activities that are environmentally friendly.

The project includes work ofhhore and onshore. Work included the construction of offshore SPL 32 inch diameter with a length of 15.2 kilometers and SPM capacity of 165 thousand dead weight tonnage (DWT). Meanwhile, onshore work included the construction of an underground pipe diameter of 32 inches with a length of 500 meters; construction of 1 unit of new tank capacity of 22 kiloliters; modification of existing tanks and the installation of flushing and pigging system.

In the process, Pertamina set a number of partners through the procurement process in accordance with procedures in the company. Package job Engineering, Procurement, Construction, Installation, commissioning (EPCIC) undertaken by a consortium of PT Engineering industry (REKIND) Intermoor; SPL work packages undertaken by a consortium JFE Japan - Marubeni Itochu - PT Atamora Teknik Makmur, coating work packages SPL by PT Indal Steel Pipe; and SPM work packages undertaken by a consortium Orwell.

By absorbing the approximately 600 workers, Pertamina is targeting this project was completed in 23 months since the signing of the contract on October 10, 2016. "We have carried out a rigorous selection through a procurement process that is always based on good corporate governance. Therefore, we believe that you have the best partners to work on this project, and we are optimistic that we can finish on time with a predetermined quality, "says Yenni.

RU VI Balongan refinery into one of the oil refineries that will be developed through mega projects Refinery Development Master Plan (RDMP) with an investment of US $ 1.2 billion. This year RDMP VI Balongan refinery RU entered the stage of Basic Engineering Design (BED) and is expected to finish in 2020 with a capacity of 125 thousand barrels per day to 240 thousand barrels per day

Mega Projects and construction of new refineries RDMP (Grass Root Refinery) aims to increase the national refining capacity to 2 million barrels per day in 2023. In addition to RU VI Balongan refinery, RDMP project conducted in RU IV Cilacap refinery, RU V Balikpapan refinery, and refineries RU II Dumai. While NGRR set in Tuban and Bontang.

IN INDONESIAN

Pertamina Investasi Rp. 1,79 Triliun

Fasilitas Penunjang Kilang Balongan Mulai di Bangun


PT Pertamina memulai pembangunan fasilitas submarine pipe line (SPL) dan single point mooring (SPM) di  Kilang Pertamina Refinery Unit VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat.

SPM adalah fasilitas terapung tempat bertambatnya kapal di laut, sekaligus berfungsi sebagai penyalur minyak dari kapal yang bertambat ke pipa offshore, dan fasilitas onshore atau Sebaliknya. Adapun investasi proyek ini mencapai Rp 1,79 triliun. Acara groundbreaking ini dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan bersama Menteri BUMN Rini Soemarno Serta didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina Yenni Andayani.

Jonan mengatakan pemerintah berkomitmen mewujudkan ketahanan energi. Salah satunya dengan pembangunan dan peningkatan kapasitas kilang nasional. Saat ini Indonesia memiliki 12 kilang, dimana tujuh diantaranya merupakan kilang Pertamina. Kapasitas kilang yang beroperasi saat ini Sekitar 800.000 barel per hari sedangkan kapasitas kilang terpasang 1.169.000 barel per hari. “Saya appreciate Pertamina melakukan improvement terhadap kilang existing -nya, Seperti halnya proyek SPL/SPM ini. Kami dukung upaya peningkatan kapasitas kilang nasional, baik melalui proyek
RDMP mail-in NGRR,” kata Jonan dalam sambutannya.

Jonan menerangkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional, dalam rancangan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), direncanakan kapasitas kilang nasional ditingkatkan lebih dari 2 juta bpd pada tahun 2025. Kementeiian ESDM pun telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM No. 35 tahun 2016 tentang Pembangunan Kilang oleh Swasta. “Regulasi ini untuk mempercepat dan memudahkan pembangunan kilang baru,” ujarnya.

Sementara itu Yenni menerangkan fasilitas SPL dan SPM dibangun Sebagai bagian dari upaya Pertamina meningkatkan keandalan pasokan minyak mentah ke Kilang RU VI Balongan. Dengan adanya fasilitas ini, efektivitas kegiatan loading/unloading diharapkan meningkat dan biaya transportasi minyak mentah dapat ditekan karena lay time kapal tanker menjadi lebih Singkat. 
Selain itu, fasilitas SPL dan SPM ini juga mumpuni untuk mendukung kegiatan operasional yang ramah lingkungan. Proyek ini meliputi pekerjaan ofhhore dan onshore. 

Pekerjaan offshore antara lain meliputi pembangunan SPL berdiameter 32 inci dengan panjang 15,2 kilometer dan SPM berkapasitas 165 ribu dead weight tonnage (DWT). Sedangkan pekerjaan onshore antara lain meliputi pembangunan pipa bawah tanah berdiameter 32 inci dengan panjang 500 meter; pembangunan 1 unit tangki baru berkapasitas 22 ribu kiloliter; modifikasi tangki eksisting, serta pemasangan flushing dan pigging system.

Dalam pengerjaannya, Pertamina menetapkan sejumlah partner melalui proses pengadaan sesuai prosedur di perusahaan. Paket pekerjaan Engineering, Procurement, Construction, Installation, Comissioning (EPCIC) dikerjakan oleh konsorsium PT Rekayasa industry (REKIND) Intermoor; paket pekerjaan SPL dikerjakan oleh konsorsium JFE Japan - Marubeni itochu - PT Atamora Teknik Makmur,  paket pekerjaan coating SPL oleh PT Indal Steel Pipe; dan paket pekerjaan SPM dikerjakan oleh konsorsium ORWELL. 

Dengan  menyerap kurang lebih 600 orang tenaga kerja, Pertamina menargetkan pengerjaan proyek ini selesai dalam 23 bulan sejak penandatangan kontrak pada 10 Oktober 2016. “Kami telah melaksanakan Seleksi yang ketat melalui proses pengadaan yang selalu berasaskan good corporate governance. Karena itu kami yakin telah mendapatkan partner-partner terbaik untuk mengerjakan proyek ini, dan kami optimis dapat menyelesaikannya tepat waktu dengan kualitas yang telah ditetapkan,” ujar Yenni. 

Kilang RU VI Balongan menjadi salah satu kilang Pertamina yang akan dikembangkan melalui mega proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dengan nilai investasi US$ 1,2 miliar. Tahun ini RDMP Kilang RU VI Balongan memasuki tahapan Basic Engineering Design (BED) dan diharapkan Selesai pada tahun 2020 dengan peningkatan kapasitas dari 125 ribu barel per hari menjadi 240 ribu barel per hari

Mega Proyek RDMP dan pembangunan kilang baru (Grass Root Refinery) ditargetkan akan meningkatkan kapasitas kilang nasional menjadi 2 juta barel per hari pada tahun 2023. Selain Kilang RU VI Balongan, proyek RDMP dilakukan di Kilang RU IV Cilacap, Kilang RU V Balikpapan, dan Kilang RU II Dumai. Sedangkan NGRR ditetapkan di Tuban dan Bontang.

Investor Daily, Page-9, Friday, Feb, 17, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel